Random Effect Model REM

46

c. Pemilihan Model dalam Pengujian Data Panel

Pemilihan model yang digunakan dalam sebuah penelitian perlu dilakukan berdasarkan pertimbangan statitik. Hal ini ditujukan untuk memperoleh dugaan yang efisien. Diagram pengujian statistik untuk memilih model yang digunakan diperlihatkan pada Gambar 3.1 Gambar3.1. Pengujian pemilihan model dalam pengolahan data panel Pengujian model untuk memutuskan apakah akan menggunakan fixed effect atau random effect menggunakan uji Hausman. Hausman Test dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H : E i | x it = 0 atau REM adalah model yang tepat H 1 : E i | x it ≠ 0 atau FEM adalah model yang tepat Sebagai dasar penolakan H maka digunakan statistic Hausman dan membandingkannya dengan Chi square . Jika nilai χ 2 statistik pengujian lebih besar dari χ 2 tabel ,maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap sehingga pendekatan yang digunakan adalah , begitu juga sebaliknya.

3.2.2.2 Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan untuk memenuhi persyaratan sebuah model yang akan digunakan. Setelah kita memutuskan untuk menggunakan suatu model FIXED EFFECT RANDOM EFFECT POOLED LEAST SQUARE Chow Test Hausman Test LM Test 47 tertentu FEM atau REM berdasarkan Hausman Test, maka kita dapat melakukan uji terhadap asumsi yang digunakan dalam model.

a. Uji Homoskedastisitas

Salah satu aumsi yang harus dipenuhi dalam persamaan regresi adalah bahwa taksiran parameter dalam model regresi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimate maka var u i harus sama dengan 2 konstan, atau semua residual atau error mempunyai varians yang sama. Kondisi ini disebut dengan homoskedastisitas. Sedangkan bila varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat menggunakan metode General Least Square Cross Section Weights yaitu dengan membandingkan Sum Square Residu pada Weighted Statistics dengan Sum Square Residu Unweighted Statistics . Jika Sum Square Residu pada Weighted Statistics lebih besar dari Sum Square Residu Unweighted Statistics, maka terjadi heteroskedastisitas.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi antar observasi dalam satu peubah atau korelasi antar error masa yang lalu dengan error masa sekarang.Uji autokorelasi yang dilakukan tergantung pada jenis data dan sifat model yang digunakan.Autokorelasi dapat mempengaruhi efisiensi dari estimatornya. Tata cara untuk mendeteksi adanya korelasi serial adalah dengan melihat nilai Durbin Watson DW. Cara untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan membandingkan DW statistik dengan DW tabel. Adapun kerangka identifikasi terangkum dalam tabel berikut. Korelasi serial ditemukan jika error dari periode waktu yang berbeda saling berkorelasi. Hal ini bisa dideteksi dengan melihat pola random error dari hasil regresi. Tabel 3. Kerangka identifikasi autokorelasi Nilai DW Hasil 4 – dl DW 4 4 – du DW 4 – dl 2 DW 4 – du Du DW 2 dl DW du 0 DW dl Terdapat korelasi serial regresi Hasil tidak dapat ditentukan Tidak ada korelasi serial Tidak ada korelasi serial Hasil tidak dapat ditentukan Terdapat korelasi serial regresi Sumber: Gujarati,2004