25
yang menyelesaikan proses produksi di dalam usahatani. Tenaga kerja dalam usahatani dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja dalam keluarga
petani, istri, dan anak-anaknya dan tenaga kerja luar keluarga buruh. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu usahatani berbeda-beda, tergantung
jenis tanaman yang diusahakan, luas lahan, serta dana yang tersedia untuk membiayai tenaga kerja. Pengukuran tenaga kerja yang umum digunakan di
pedesaan yaitu berdasarkan curahan jam kerja.
4 Manajemen Pengelolaan usahatani merupakan kemampuan petani bertindak sebagai
pengelola atau manajer dari usahanya. Faktor produksi manajemen sebenarnya melekat pada tenaga kerja. Dalam menjalankan usahataninya petani harus
mampu mengorganisasi penggunaan faktor-faktor produksi yang dikuasai sebaik mungkin untuk memperoleh produksi yang maksimum Daniel 2004
dan Suratiyah 2008.
3.1.2. Produktivitas
Menurut Kusriyanto 1984, produktivitas adalah rasio antara hasil kegiatan output dan segala pengorbanan untuk mewujudkan hasil tersebut
input
10
. Produktivitas menurut Mali 1978 merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
11
. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian produksi terutama dalam
pemakaian ilmu dan teknologi. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara menrunkan input dan meningkatkan output.
3.2. Konsep Fungsi Produksi
Penelitian ini akan membahas mengenai efisiensi teknis usahatani. Sebelum mengkaji efisiensi, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai konsep
10
http:digilib.petra.ac.idviewer.php?submit.x=15submit.y=22submit=prevpage=2qual=hi gh submitval=prevfname=jiunkpes1tmi1998jiunkpe-ns-s1-1998-25493069-13522-
hotel_satelit- chapter2.pdf [26 Februari 2011]
11
http:www.scribd.comdoc16733299Konsep-Produktivitas [7 Februari 2011]
26
fungsi produksi. Fungsi produksi dapat didefinisikan sebagai hubungan fisik antara masukan input dan produksi Soekartawi et al. 1986. Berbagai input
seperti tanah, pupuk, modal, tenaga kerja, iklim, dan sebagainya akan mempengaruhi besar kecilnya produksi yang diperoleh. Hernanto 1996
mengatakan bahwa fungsi produksi menunjukkan banyaknya output yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah variabel input yang berbeda.
Apabila Y adalah produksi dan X
i
adalah input ke-i, maka besar kecilnya Y akan tergantung dari besar kecilnya X
1,
X
2,
X
3,
…, X
m
yang dipakai. Hubungan antara Y dan X secara aljabar dapat dituliskan sebagai berikut:
= ,
, , … ,
………………..…… 3.1
Terdapat tiga hal penting yang perlu dijelaskan dari fungsi produksi, yaitu produk total TP, produk rata-rata AP, dan produk marginal MP. AP
menunjukkan kuantitas output produk yang dihasilkan.
= …………………..……………………….
3.2 di mana:
AP = produk rata-rata Y = output
X = input
Sementara itu, MP menunjukkan banyaknya penambahan atau pengurangan output yang dihasilkan dari setiap penambahan input.
= ……………………………………
3.3 di mana:
MP = produk marginal dY = perubahan output
dX = perubahan input
Apabila MP konstan, maka dapat diartikan bahwa setiap penambahan setiap unit input X, dapat menyebabkan tambahan satu satuan unit output Y secara
proporsional. Hubungan antara input dan produksi pertanian mengikuti kaidah kenaikan hasil yang berkurang law of diminishing return. Tiap tambahan unit
input akan mengakibatkan proporsi unit tambahan produksi yang semakin berkurang dibandingkan unit tambahan input tersebut. Kemudian, suatu ketika
tambahan sejumlah unit input akan menghasilkan produksi yang terus berkurang.
27
Dengan kata lain, produk marginal MP dari input i i= 1,2,3,…,n yang dihitung dari turunan pertama fungsi, yaitu
akan berkurang apabila X
i
bertambah. Elastisitas produksi merupakan persentase perubahan dari output sebagai
akibat dari persentase perubahan dari input, yang dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
= .
…………………………………… 3.4
di mana: E
p
= elastisitas produksi = perubahan output
= perubahan input
= input = output
Dengan mengetahui hubungan antara TP, AP, dan MP, maka seseorang akan dapat memanfaatkan informasi harga dan biaya yang diluangkan untuk
menentukan kombinasi input yang terbaik dan dapat melakukan studi tentang pengaruh kebijakan pemerintah terhadap penggunaan input dan dampaknya
terhadap produksi. Akan tetapi, hal tersebut seringkali sulit dilakukan karena informasi yang diperoleh dari analisis fungsi produksi tersebut tidak sempurna.
Ketidaksempurnaan dari hasil analisis fungsi produksi tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1 Adanya faktor yang tidak menentu, seperti: masalah cuaca, hama, dan penyakit
tanaman. 2 Kemungkinan data yang digunakan untuk melakukan pendugaan fungsi
produksi belum benar. 3 Pendugaan fungsi produksi hanya dapat diartikan sebagai gambaran rata-rata
suatu pengamatan. 4 Data harga dan biaya yang diluangkan opportunity cost mungkin tidak dapat
diketahui secara pasti. 5 Setiap petani dan usahataninya memiliki sifat yang khusus.
28
3.3. Konsep Fungsi Produksi Stochastic Frontier