Kerangka Pemikiran Operasional Efisiensi teknis usahatani kentang dan faktor yang mempengaruhi di kecamatan Batur kabupaten Banjarnegara

31 Pada Gambar 2 tersebut, garis UU’ merupakan garis isokuan dari berbagai kombinasi input X 1 dan X 2 untuk mendapatkan sejumlah Y tertentu yang optimal. Garis PP’ adalah garis biaya yang merupakan tempat kedudukan titik-titik kombinasi sejumlah biaya yang dialokasikan untuk mendapatkan sejumlah input X 1 dan X 2 sehingga mendapatkan biaya yang optimal. Garis OC menggambarkan sampai seberapa teknologi dari suatu usaha.

3.5. Kerangka Pemikiran Operasional

Kentang merupakan komoditas subsektor hortikultura yang berpotensi besar untuk dikembangkan. Perannya yang penting sebagai salah satu sumber bahan pangan baik dalam bentuk segar maupun olahan, sumber pendapatan masyarakat, serta sebagai komoditas ekspor Indonesia menjadikan kentang sebagai komoditas yang patut mendapat prioritas perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang memiliki kondisi alam yang subur dan topografi yang sesuai untuk berbudidaya kentang. Di kabupaten ini terdapat Dataran Tinggi Dieng yang merupakan salah satu sentra penghasil kentang, baik di Jawa Tengah maupun di Indonesia. Kabupaten Banjarnegara memiliki beberapa komoditas unggulan pertanian dan kentang merupakan komoditas yang menjadi andalan di kabupaten ini. Tanaman kentang yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara sebagian besar merupakan kentang sayur varietas Granola. Kentang ini kemudian banyak didistribusikan ke berbagai wilayah di Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Jakarta, dan sekitarnya. Negara tetangga, Singapura bahkan berminat untuk membeli kentang produksi Kabupaten Banjarnegara. Namun, niat tersebut belum dapat terlaksana karena petani belum mampu memenuhi jumlah permintaan dan kualitas yang diinginkan. Beberapa tahun belakangan ini produktivitas kentang di Kabupaten Banjarnegara mengalami penurunan. Penurunan produktivitas tersebut diduga karena banyak petani yang menggunakan benih kentang dengan kualitas yang 32 rendah. Selain itu, juga diduga karena adanya ketidakefisienan dalam penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani yang dijalankan para petani. Untuk melihat keragaan usahatani kentang di lokasi penelitian dilakukan analisis usahatani dan penggunaan input produksi. Input yang digunakan dalam usahatani kentang selanjutnya diduga dengan menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier untuk melihat bagaimana input-input tersebut mempengaruhi produksi kentang. Variabel-variabel independen yang dimasukkan ke dalam model pendugaan fungsi produksi kentang yaitu luas lahan, benih, pupuk organik, pupuk anorganik unsur N, unsur P, unsur K, dan unsur S, fungisida, insektisida, dan tenaga kerja. Alasan pemilihan variabel lahan, benih, pupuk organik, unsur N, unsur P, unsur K, unsur S, fungisida, insektisida, dan tenaga kerja dimasukkan ke dalam model fungsi produksi yaitu karena variabel tersebut merupakan input-input produksi yang digunakan dalam usahatani kentang dan berperan dalam peningkatan produksi kentang di lokasi penelitian. Namun, dalam pendugaan model fungsi produksi, variabel dependen produksi dan semua variabel independen kecuali luas lahan dibagi dengan luas lahan untuk melihat produksi kentang per satuan lahan dan penggunaan input-input produksi per satuan lahan. Selanjutnya, dilakukan analisis fungsi produksi stochastic frontier untuk melihat apakah terdapat efek inefisiensi secara teknis pada model. Variabel yang diduga mempengaruhi inefisiensi teknis pada usahatani kentang di lokasi penelitian yaitu umur petani, pengalaman usahatani, pendidikan formal, pendidikan nonformal terkait usahatani, luas lahan yang dikuasai, jumlah anggota keluarga, lama bergabung dalam kelompok tani, dan kredit. Alasan pendugaan variabel-variabel tersebut berperan dalam mempengaruhi inefisiensi teknis yaitu: 1 Umur, berkaitan dengan kondisi fisik petani, di mana semakin tua umur petani diduga akan memperbesar tingkat inefisiensi. 2 Pengalaman usahatani merupakan lamanya waktu yang telah dijalani petani dalam melaksanakan usahatani kentangnya, di mana semakin banyak pengalaman yang didapat petani diduga akan memperkecil tingkat inefisiensi. 3 Pendidikan formal berhubungan dengan lamanya waktu petani dalam mengenyam pendidikan formal. Diduga semakin tinggi tingkat pendidikan 33 petani, maka tingkat inefisiensi teknis akan semakin kecil karena petani akan lebih mudah menguasai dan menerapkan teknologi baru dalam usahataninya. 4 Pendidikan nonformal yang dimaksud adalah pendidikan nonformal yang terkait dengan usahatani, seperti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT, pelatihan pembuatan kultur, dan lain-lain. Petani yang pernah mengikuti pendidikan semacam ini diduga akan memperkecil tingkat inefisiensi teknis usahataninya. 5 Luas lahan yang dikuasai merupakan keseluruhan lahan yang dikuasai oleh petani, baik untuk usahatani kentang maupun usahatani tanaman yang lain. 6 Jumlah anggota keluarga berhubungan dengan tenaga kerja dari dalam keluarga. Diduga semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka akan semakin banyak tenaga kerja dari dalam keluarga yang melakukan usahatani, sehingga diduga akan memperkecil inefisiensi teknis. 7 Lama bergabung dalam kelompok tani merupakan variabel yang diduga akan berpengaruh dalam inefisiensi teknis karena umumnya petani yang bergabung dalam kelompok tani akan memperoleh penyuluhan yang berguna dalam menambah pengetahuaninformasi baru dalam penerapan teknologi untuk usahataninya. 8 Kredit, berkaitan dengan tambahan modal yang diperoleh petani untuk membiayai faktor produksi yang diperlukan dalam usahatani seperti benih, sewa lahan, pupuk, dan lain sebagainya. Petani yang memperoleh kredit diduga akan memiliki tingkat inefisiensi teknis yang kecil. Hasil dari analisis fungsi produksi stochastic frontier ini yaitu akan diketahui faktor-faktor apa saja berpengaruh terhadap inefisensi teknis usahatani kentang. Dengan melakukan analisis fungsi produksi stochastic frontier akan terlihat tingkat efisiensi dari masing-masing petani. Hasil ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pengkombinasian input-input usahatani yang optimal serta melihat faktor efisiensi dan inefisiensi teknis yang mempengaruhi usahatani kentang. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 3. 34 Gambar 3 . Kerangka Pemikiran Operasional Kentang berperan penting sebagai bahan pangan, sumber pendapatan masyarakat, dan komoditas ekspor Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara sebagai salah satu sentra penghasil kentang dan berpotensi untuk ekspor Produktivitas menurun diduga karena ada masalah kualitas benih dan ketidakefisienan penggunaan faktor produksi Keragaan usahatani: 1 Dari pembibitan-panen 2 Penggunaan input produksi Analisis Efisiensi Teknis Fungsi Produksi Stochastic Frontier Mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi frontier, yaitu luas lahan, benih, pupuk organik, unsur N, unsur P, unsur K, unsur S, fungisida, insektisida, dan tenaga kerja Mengetahui faktor yang mempengaruhi efisiensi dan inefisiensi teknis usahatani kentang, yaitu: umur, pengalaman usahatani, pendidikan formal, pendidikan nonformal terkait usahatani, luas lahan yang dikuasai, jumlah anggota keluarga, lama bergabung dalam kelompok tani, dan kredit. Pengorganisasian penggunaan input 35 IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu