64
kgha, dan 77,58 kgha. Harga rata-rata pupuk anorganik Phonska yaitu Rp 2.500kg dan Urea Rp 1.400kg.
6.2.8. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman HPT
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman HPT merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh petani kentang di lokasi penelitian.
Dalam satu musim tanam dapat dilakukan penyemprotan HPT hingga 5-12 kali pada saat musim kemarau. Frekuensi penyemprotan akan lebih sering dilakukan
ketika musim hujan yaitu mencapai 13-20 kali penyemprotan dalam satu musim tanam. Hal tersebut dilakukan karena saat musim hujan, hama dan penyakit yang
menyerang tanaman kentang akan jauh lebih banyak dibandingkan pada saat musim kemarau.
Hama yang seringkali menyerang tanaman kentang di lokasi penelitian di antaranya hama trip, kutu daun, kutu kebul, lalat, orong-orong, ulat, dan cacing
emas Nematoda Sista Kuning. Pengendalian hama dilakukan dengan cara menyemprot insektisida sesuai dengan hama yang menyerang. Beberapa jenis
insektisida yang banyak digunakan petani kentang di lokasi penelitian yaitu Avidor, Amida, Rizotin untuk hama trip, Agrimec, Dimolish, Marshal,
Demolish untuk lalat, Buldok, Prado, Tracer untuk hama ulat, dan beberapa jenis lainnya.
Gambar 13.
Pengendalian HPT
Gambar 14.
Hama ulat Penyakit pada tanaman kentang di lokasi penelitian di antaranya busuk
daun Phytopthora, layu bakteri Pseudomonas, penyakit karena virus, dan busuk umbi. Upaya yang dilakukan petani untuk mencegah dan mengatasi
65
penyakit tersebut yaitu dengan menyemprotkan fungisida baik kontak maupun sistemik, menggunakan bibit yang baik tidak bercak, serta mencabut tanaman
yang layu maupun busuk.
Gambar 15.
Penyakit Busuk Daun
Gambar 16.
Penyakit Layu Bakteri Obat-obatan yang digunakan petani responden meliputi pestisida, perekat,
dan penyubur. Obat-obatan ini didapatkan petani melalui pembelian di tokokios sepanjang Jalan Raya Batur. Sebagian besar petani melakukan pembelian obat
dengan sistem pembayaran pada saat panen kentang tiba. Pada umumnya para petani telah memiliki tokokios langganan masing-masing.
Pestisida yang digunakan petani kentang di lokasi penelitian, baik fungisida, insektisida, maupun herbisida ada yang berbentuk padat serbuk dan
ada yang berbentuk cair. Tidak semua jenis pestisida digunakan oleh masing- masing petani. Ada beberapa petani yang hanya mengaplikasikan fungisida atau
insektisida. Namun, ada pula yang mengaplikasikan keduanya beserta herbisida. Penggunaan jenis pestisida tergantung dari hama dan penyakit yang menyerang
tanaman. Frekuensi pengobatan juga disesuaikan dengan tingkat serangan hama dan penyakit. Beberapa jenis pestisida yang sering digunakan petani di antaranya:
1 Fungisida: Acrobat, Curzete, Daconil, Detazeb, Dithane, Ecuation, Octanil,
Previcur, Phytoclor, Wendry, dan lain-lain. 2 Insektisida: Agrimec, Avidor, Bamex, Buldok, Curacron, Demolish, Marshal,
Rizotin, dan lain-lain. 3 Herbisida: Gol dan Gramoxone.
66
Gambar 17.
Pestisida Tanaman Kentang Obat lain seperti perekat dan penyubur hanya digunakan pada kondisi
tertentu untuk meningkatkan penyebaran dan peresapan pupuk ke dalam jaringan tanaman. Jenis obat perekat yang banyak digunakan yaitu Absa dan Borer,
sedangkan untuk obat penyubur para petani responden banyak menggunakan Vitamax dan Nutrimax.
6.2.9. Panen