Pendidikan Nonformal Luas Lahan yang Dikuasai

79 pendidikan formal yang dimiliki petani, maka petani memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menerapkan teknologi baru dan mengalokasikan sumberdaya yang ada secara optimal. Hasil yang diperoleh dari Tabel 22 sesuai dengan dugaan awal bahwa pendidikan formal berkorelasi positif terhadap efisiensi teknis usahatani kentang. Sehingga, semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani, maka efisiensi teknisnya makin besar. Mayoritas petani responden adalah lulusan SMA 34,48 persen.

4. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal yang dimaksud adalah pendidikan nonformal yang terkait dengan usahatani seperti: pelatihan, sekolah lapang, dan lain-lain. Pendidikan nonformal yang terkait dengan usahatani dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam pengambilan keputusan serta kemampuan untuk menerapkan teknologi baru pada usahataninya. Sebanyak 55,17 persen petani kentang di lokasi penelitian pernah memperoleh pendidikan yang terkait dengan usahatani seperti: Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT dan pelatihan pembuatan kultur jaringan. Hasil analisis stochastic frontier menunjukkan bahwa faktor pendidikan nonformal berkorelasi positif terhadap tingkat efisiensi teknis, tetapi tidak signifikan. Hasil yang tidak signifikan berarti bahwa semakin bertambahnya perolehan pendidikan nonformal yang dimiliki petani tidak akan memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan efisiensi teknis.

5. Luas Lahan yang Dikuasai

Variabel luas lahan yang dikuasai dimasukkan ke dalam model efek inefisiensi dengan dugaan awal berkorelasi negatif terhadap efisiensi teknis, di mana semakin bertambahnya luasan usahatani yang dikuasai petani, maka efisiensi teknisnya akan semakin kecil. Ternyata, hasil perhitungan yang diperoleh dari analisis stochastic frontier tidak sesuai dengan dugaan awal. Koefisien luas lahan yang dikuasai bernilai negatif dan signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen terhadap inefisiensi teknis. Hal ini berarti bahwa semakin besar luasan lahan yang dikuasai petani, maka usahatani yang dijalankan semakin efisien secara teknis. Rata-rata luas lahan yang dikuasai petani kentang di lokasi penelitian yaitu sebesar 2,43 ha dan hampir keseluruhannya diusahakan untuk 80 budidaya kentang. Hanya sebagian kecil dari lahan yang dimiliki petani dimanfaatkan untuk budidaya tanaman lain, seperti bawang daun dan seledri. Oleh karena itu, petani yang memiliki lahan luas akan berupaya seefisien mungkin dalam pengalokasian input-input usahataninya terutama dalam penggunaan benih berkualitas.

6. Jumlah Anggota Keluarga