Perumusan Masalah Efisiensi teknis usahatani kentang dan faktor yang mempengaruhi di kecamatan Batur kabupaten Banjarnegara

7 upaya peningkatan produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu mempelajari efisiensi teknis di tingkat petani.

1.2. Perumusan Masalah

Dataran Tinggi Dieng merupakan suatu kawasan pegunungan di Provinsi Jawa Tengah yang secara administratif terletak di antara dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Sebagai daerah pegunungan, kawasan ini memiliki ketinggian rata-rata 2.000 meter di atas permukaan laut dengan suhu sekitar 10-20ÂșC. Kondisi topografi demikian membuat kawasan Dieng cocok untuk ditanami berbagai macam sayuran. Sayuran yang banyak dibudidayakan di Dieng dan menjadi komoditas unggulan wilayah ini yaitu kentang. Kentang mulai popular di Dieng sekitar tahun 1980. Pada kala itu para petani kentang di Dieng mengalami keberhasilan panen yang sangat tinggi 4 . Hingga pertengahan tahun 1990-an kawasan Dieng menjadi penghasil kentang terbesar di Indonesia. Sebagian besar penduduk di kawasan Dieng, baik dari Kabupaten Banjarnegara maupun Kabupaten Wonosobo bermata pencaharian sebagai petani kentang dan pada kala itu luas lahan tanaman kentang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan luas lahan yang diiringi dengan peningkatan produksi kentang menyebabkan produktivitas di kawasan Dieng meningkat. Akan tetapi, yang terjadi sepuluh tahun belakangan ini yaitu penurunan produktivitas kentang. Dieng yang merupakan sentra produksi mengalami penurunan produktivitas kentang dari tahun ke tahun. Hal ini diduga karena harga benih kentang yang semakin mahal, sehingga petani yang biasanya menggunakan benih kentang unggul dengan kualitas tinggi banyak yang beralih menggunakan benih kentang dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang lebih rendah. Benih kentang yang digunakan sebagian besar petani di Indonesia yaitu benih yang berasal dari sisa kentang konsumsi. Umumnya pada saat panen petani menyortir umbi yang berukuran kecil supaya tidak dijual, kemudian digunakan sebagai benih pada musim tanam berikutnya. Generasi benih yang digunakan 4 http:www.wawasandigital.comindex.php?option=com_contenttask=viewid=4857 Itemid=47 [26 November 2010] 8 oleh petani untuk menghasilkan kentang konsumsi umumnya dari generasi keempat G4. Selanjutnya, turunan dari generasi keempat digunakan untuk bahan tanam musim-musim selanjutnya. Bahkan, tak jarang petani yang menggunakan benih kentang hingga generasi ketujuh G7. Padahal, semakin lama suatu varietas benih digunakan, maka ketahanan terhadap penyakit juga akan semakin berkurang yang kemudian akan berpotensi menurunkan tingkat produktivitas 5 . Penurunan produktivitas kentang di Dataran Tinggi Dieng ini salah satunya terjadi di Kabupaten Banjarnegara. Pada tahun 2004-2009, tingkat produktivitas kentang di Kabupaten Banjarnegara rata-rata turun sebesar 4,12 persen per tahun Tabel 5. Sebagai kabupaten yang merupakan salah satu sentra produksi kentang di Jawa Tengah dan di Indonesia, penurunan produktivitas kentang di Banjarnegara menjadi suatu permasalahan penting. Tabel 5. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004-2009 Tahun Luas Panen Ha Produksi Ton Produktivitas TonHa 2004 3.324 57.343 17,25 2005 5.724 101.174 17,68 2006 6.902 116.084 16,82 2007 6.361 96.468 15,17 2008 8.434 133.418 15,82 2009 9.060 125.077 13,81 Sumber: Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Banjarnegara 2004-2009 Sentra produksi tanaman kentang di Kabupaten Banjarnegara terdapat di empat kecamatan, yaitu Pejawaran, Batur, Wanayasa, dan Kalibening Dispertan Kabupaten Banjarnegara 2009. Pada tahun 2009 dari empat kecamatan tersebut, Batur merupakan wilayah dengan produksi dan luas panen kentang tertinggi sebesar 72.583 ton 58,03 persen dan 4.604 ha 50,82 persen. Varietas kentang yang dibudidayakan di Kabupaten Banjarnegara, khususnya Kecamatan Batur mayoritas merupakan kentang sayuran varietas Granola. Varietas ini tergolong unggul karena produktivitasnya dapat mencapai 5 http:www.sinartani.comnusantarabenih-padi-jabar-bakal-diganti-mulai-tahun-2011- 1266220930.htm [17 Juni 2011] 9 hingga 25 ton per ha 6 . Selain itu, kentang varietas Granola juga lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta memiliki bentuk fisik yang banyak diminati oleh konsumen. Usahatani kentang yang dilakukan para petani di Kecamatan Batur telah berlangsung secara turun-temurun dan diusahakan dengan tingkat intensitas yang tinggi. Meskipun demikian, masih banyak petani kentang yang menggunakan benih hingga generasi-generasi di bawahnya. Padahal, semakin bawah generasi benih yang digunakan, produktivitas yang dihasilkan akan semakin turun. Teknik budidaya dan penggunaan sumberdaya oleh petani yang satu berbeda dengan petani yang lain. Adanya perbedaan dalam kedua hal tersebut diduga akan berpengaruh terhadap produksi kentang yang dihasilkan. Petani yang dalam teknik budidayanya mampu mengelola penggunaan sumberdaya input yang dimiliki untuk mencapai produksi output maksimum atau meminimumkan penggunaan input untuk mencapai output dengan jumlah yang sama, maka dapat dikatakan petani tersebut telah mencapai efisiensi. Berdasarkan hal tersebut, maka perumusan masalah yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Mengapa produktivitas kentang di Kabupaten Banjarnegara semakin menurun? 2. Apakah dengan adanya perbedaan generasi benih yang digunakan akan berpengaruh terhadap efisiensi usahatani tanaman kentang di Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efisiensi pada usahatani kentang di Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara?

1.3. Tujuan