Pembenihan Analisis Budidaya Kentang

56 Tabel 16. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Status Penguasaan Lahan Status Penguasaan Lahan Jumlah Petani Persentase Lahan milik 23 39,66 Lahan sewa 10 17,24 Lahan sakap bagi hasil 1 1,72 Lahan bengkok 1 1,72 Lahan milik sewa 19 32,76 Lahan milik bagi hasil 2 3,45 Lahan milik, sewa, bengkok 2 3,45 Total 58 100,00

6.2. Analisis Budidaya Kentang

Kegiatan budidaya kentang di lokasi penelitian dimulai dari proses pembenihan, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Kegiatan pemeliharaan meliputi pengairan, pematunan, dan pemupukan.

6.2.1. Pembenihan

Benih kentang Granola yang digunakan petani kentang di lokasi penelitian berasal dari seleksi hasil panen musim sebelumnya atau membeli langsung di Kebun Benih Hortikultura KBH Kledung, kelompok tani maupun petani penangkar benih, dan dari petani kentang yang lain. Benih yang dibeli dari KBH Kledung maupun kelompok penangkar akan memiliki sertifikat benih yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih BPSB Jawa Tengah Gambar 4. Pada sertifikat tersebut terdapat keterangan lengkap mengenai benih kentang, mulai dari varietas, generasi, ukuran, dan tanggal panen Gambar 5. Petani yang menggunakan benih generasi unggul G3-G4 umumnya membeli benih dari KBH Kledung maupun petani penangkar benih, sedangkan petani yang menggunakan benih generasi lima ke bawah G5-G8 lebih banyak yang menggunakan benih dari seleksi hasil panen musim sebelumnya. 57 Gambar 4. Benih Bersertifikat Gambar 5. Sertifikat benih Benih bersertifikat yang beredar di petani mulai dari benih generasi kedua hingga generasi keempat G2-G4. Meskipun demikian, tidak semua petani kentang yang menggunakan benih G2-G4 menggunakan benih yang bersertifikat. Selain karena harganya lebih mahal, setiap petani umumnya selalu menyisihkan hasil panen kentangnya untuk dijadikan sebagai stok bibit pada musim tanam berikutnya. Pada dasarnya setiap petani menginginkan menggunakan benih kentang bersertifikat dan bermutu baik. Namun, karena terkendala masalah biaya, tidak sedikit petani yang masih menggunakan benih kentangnya hingga generasi- generasi di bawahnya. Petani kentang di lokasi penelitian mayoritas menggunakan benih generasi empat G4 sebanyak 37,93 persen. Sebaran petani responden berdasarkan jenis generasi benih yang digunakan terdapat pada Tabel 17 berikut ini. Tabel 17. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Generasi Benih yang Digunakan Generasi Benih Jumlah petani Persentase G3 6 10,34 G4 22 37,93 G5 9 15,52 G6 12 20,69 G7 8 13,79 G8 1 1,72 Total 58 100,00 Benih kentang G3-G4 yang digunakan petani responden ada yang bersertifikat dan ada pula yang tidak. Dari total sebanyak 28 petani responden 58 yang menggunakan benih G3-G4, hanya 10 petani 35,71 persen yang menggunakan benih bersertifikat, sedangkan sisanya sebanyak 18 petani 64,29 persen menggunakan benih non-sertifikat. Penggunaan benih kentang yang berasal dari hasil panen musim sebelumnya yaitu dilakukan dengan cara seleksi ketika proses panen Gambar 6. Pada saat umbi kentang dipanen dari dalam tanah, berbagai ukuran umbi akan diperoleh. Kemudian, umbi-umbi tersebut langsung dipilih berdasarkan bentuk fisiknya, dipisahkan antara umbi kentang sebagai sayur yang akan dijual, umbi kentang yang akan dijadikan benih, serta umbi kentang yang afkir atau biasa disebut kentang BS. Umbi kentang yang dijadikan sebagai benih dimasukkan ke dalam karung dan diangkut menuju gudang bibit masing-masing petani. Rata-rata harga benih G3 di tingkat petani yaitu Rp 12.500 per kg, sedangkan untuk benih G4 yaitu Rp 9.625 per kg. Rata-rata jumlah penggunaan benih di tingkat petani yaitu 1.579,38 kgha dengan jarak tanam 31 x 68 cm. Ukuran benih yang digunakan petani bermacam-macam, mulai dari rindil yang terkecil hingga ukuran XL Gambar 7. Petani responden umumnya paling sering menggunakan benih ukuran S. Semakin besar ukuran benih yang digunakan, maka jumlah kebutuhan benih juga akan semakin banyak. M S SS SSS rindil L LL XL Gambar 6. Benih hasil seleksi panen Gambar 7. Ukuran Benih Kentang petani 59 Tata cara pembibitan kentang dari tanaman produksi di lokasi penelitian yaitu menentukan tanaman kentang yang sudah berumur sekitar 80 hari, dengan kondisi tumbuh yang sehat dan tidak terserang penyakit, untuk kemudian dipangkas batang tanamannya. Perlakuan selanjutnya sama seperti budidaya tanaman kentang untuk sayur. Saat tanaman berumur 100-120 hari maka siap dipanen. Umbi yang telah dipanen kemudian disimpan di tempat yang teduh. Untuk dapat menjadi bahan bibit siap tanam, benih ditunggu hingga keluar tunasnya sepanjang 2-3 cm, umumnya pada saat berumur sekitar 4-6 bulan.

6.2.2. Pengolahan Lahan dan Pembuatan Bedengan