e. membantu   pimpinan   perpustakaan   sekolah   dalam mengembagkan  policy,   penyusun   staf,   dan   disiplin   dalam
perpustakaan. f.
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk menstimulasi dan   membimbing   stafnya   bekerja   sama   dengan   pimpinan,
serta   membentuk   library-committes”   untuk   memilih   dan memesan   buku-buku   baru   bagi   perpustakaan   memutuskan
bahan-bahan   koleksi   mana   yang   boleh   “dicabut”   dari perpustakaan   untuk   keperluan   pengajaran   di   kelas,   serta
membantu   mengembangkan   peraturantata   tertib   serta penjadwalan;
g. Menyediakan biaya  secara memadai berdasarkan anggaran tahunan,   juga   dengan   perencanaan   yang   dapat   dikerjakan
aplicable
3. Bidang “using dan user”
Penanganan   bidang   ini   perlu   mendapatkan   perhatian,   sebab penggunaan using perpustakaan sekolah terutama ditujukan kepada
“user” siswa. Perlu petunjuk tentanng penggunaan buku, bagaimana cara   mencari   buku   yang   dibutuhkan,   penggunaan   buku   katalog,
penggunaan   buku   reference,   serta   pembuatan   bibliografi   dan penempatan catatan.
Dalam   hubungannya   dengan   penggunaan   perpustakan   sekolah hendaknya:
a. kepala sekolah meluangkan waktu untuk perpustakaan untuk mengadakan   observasi   terhadap   kemampuan   siswa
menggunakan   bahan-bahan   pustaka   dan   ruang   lingkup penggunaanya;
104
b. kepala sekolah  mengharapkan kepada seluruh staf  sekolah untuk   selalu   mengetahui   perpustakaan   dan   bagaimana
menggunakan   bahan-bahan   pustaka   untuk   kegiatan   belajar mengajarnya;
c. kepala   sekolah   selalu   mengadakan   bimbingan   bacaan   di dalam memajukan bacaan siswa dan mengadakan “cheking”
dengan pimpinan perpustakaan. d. kepala   sekolah   berusaha   mengembangkan   penggunaan
perpustakaan   sekolah   dengan   melaksanakan   supervisi pengajaran terhadap guru-guru.
Kegiatan   akhir   dari   pengelolaan   perpustakaan   adalah   kegiatan evaluasi   perpustakaan   sekolah.   Evaluasi   perpustakaan   harus
didasarkan  pada kriteria  yang  berkaitan dengan staf  perpustakaan, penggunaan   perpustakaan   oleh   murid,   administrasi   dan   organisasi
perpustakaan,   pemilihan   materi   perpustakaan,   dan   karakteristik khusus dari layanan materi perpustakaan, sekolah.
105
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, M. et.al. The Educators Encyclopedia. Englewowod Cliffs, New York: Prentice Hall, Inc.
Brogan, G.E and Jeanne, T.Buck. 1997.  Using Libraries Effectively. California: Dickenson.
Devies, R A.1989. The School Library Media Program. New York: R R Browker.
Good,   C.V.   1969.  Dictionary   of   Education.   New  York:   McGraw   Hill Book Company.
Hack,   W.   G.   et.al.   1965.  Educational   Administration;   Selected Readings, Boston: Allyn and Bacon. Inc.
Hoy, W. K and Miskel, C.G. 2005. Educational Administration: Theory, Research,   and   Practice.  New   York:   The   McGraw   Hill
Companies. Jones, J. 1989. Secondary School Administration. New York: McGraw
Hill Book Company. Kusmintardjo. 1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah. Jilid 2.
Malang: Proyek OPF IKIP Malang. Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus
Book Publisher. Platt, P. 1972. Libraries in Colleges of Education. London: The Library
Association. Stoop, E. et al. 1981. Hand Book of Educational Administration: Guide
for the Practionare. New York: Allyn and Bacon.
106
BAB V MANAJEMEN ASRAMA SEKOLAH
A. Pendahuluan
Kompetensi   professional   yang   dimiliki   peserta   didik   selain mengandung   ranah   pengetahuan   dan   ketrampilan,   juga   harus
menngandung ranah sikap. Untuk itu, pembentukannya tidak cukup hanya melalui proses pembelajaran di kelas, namun dibutuhkan suatu
kondisi   atau   lingkungan   yang   memungkinkan   peserta   didik   untuk dapat mengenal, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai yang terkait
dengan kompetensi profesional yang hendak dibentuk. Salah   satu  lingkungan   yang   memungkinkan   terbentuknya   sikap
profesional peserta didik adalah asrama sekolah. Di asrama sekolah, peserta didik akan dikenalkan dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-
nilai   luhur   terkait   dengan   profesi   yang   hendak   dibentuk.   Melalui peraturan-peraturan yang disusun dan dilaksanakan oleh dan untuk
mereka   sendiri   serta   di   bawah   bimbingan   para   pengasuh,   mereka akan mengenal, menghayati, dan pada akhirnya mengamalkan nilai-
nilai tersebut kelak kalau sudah terjun di masyarakat. Mengingat betapa pentingnya peranan asrama sekolah terutama
dalam pembentukan sikap bagi peserta didik, maka asrama sekolah perlu   direncanakan,   diorganisasikan   serta   dievaluasi   secara   terus
menerus   dengan   melibatkan   personil-personil   sekolah   di   bawak koordinasi kepala sekolah.
B. Pengertian Asrama Sekolah Boarding-School
Alfin   Toffler   dalam   Kusmintardjo,   1993   memberikan   batasan asrama  sekolah   school-house  sebagai   berikut:  The  school   house
107