that is only place where children are thaught during the day fulfills its primary function only this much”. Asrama adalah suatu tempat tinggal
bagi anak-anak dimana merka diberi pengajaran atau bersekolah. Sedangkan Good 1959 dalam “Dictionary of Education”
memberikan batasan asrama sekolah boarding-school sebagai berkut:
Boarding–school is in educational institution at the primary or secondary level in which pupils are recidence while enrolled in as
instruction program, as apposed to a school to which pipils comute froms their homes, inchedes school which offer reguler and or special
educational curricula asrama sekolah merupakan lembaga pendidikan baik tingkat dasar
ataupun tingkat menegah yang menjadi tempat bagi para siswa untuk dapat bertempat tinggal selama mengikuti program pengajaran.
Dengan demikian asrama sekolah dapat diartikan sebagai suatu tempat di mana para siswa bertempat tinggal dalam jangka waktu
yang relatif tetap bersama dengan guru sebagai pengasuhnya yang memberikan bantuan kepada para siswa dalam proses
pengembangan pribadinya melalui proses penghayatan dan pengembangan nilai budaya. Pengembangan pribadi disini
disesuaikan dengan bidang atau profesi yang sedang ditempuh di skolah yang bersangkutan.
C. Perkembangan Asrama dalam Sejarah Pendidikan
JF. Tahalele dalam Kusmintardjo, 1992 menggambarkan perkembangan asrama dalam sejarah pendidikan sebagai berikut.
1. Dalam zaman mesin purba, kasta yang sangat berkuasa ialah kasta pendeta. Pusat-pusat pendidikan calon-calon pendeta
108
disebut sekolah kuil dan merupakan pusat kuliah yang diatur. Seluruh organisasi kuil disebut kesatuan rumah sejati. Di
samping sekolah kuil ada juga asrama bagi para pengajar, di mana penghuni asrama sebagian besar terdiri dari pendeta-
pendeta. Ada juga asrama bagi para pelajarnya. 2. Pada zaman pendidikan India Purba, pendidikan agama
dinomorsatukan. Yang menyelenggarakan pendidikan ialah kasta Brahmana. Murid-murid berdiam serumah dengan
gurunya. Guru dan istrinya dianggap sebagai orang tuanya sendiri. Sistem ini disebut sistem guru kulo atau pendidikan
asrama. Sistem guru kulo ini, sekarang banyak juga dikuti. Ini disebabkan karena pengaruh Rabindranath Tagore, seorang
tokoh pendidikan dan ahli filsafat di India yang terkenal 1861- 1941. Menurut Tagore, pendidikan yang sejati adalah
pendidikan asrama. Ia menekankan pada penanaman perasaan keagamaan pada umumnya. Oleh karena itu
mereka berdiam bersama dalam suatu asrama. Di dalam asrama ini ada hubungan yang erat antara guru dan murid,
karena mereka bediam bersama, berusaha bersama, sebagai anak-anak dan orang tua dalam suatu keluarga.
3. Dalam perkembangan “Indonesische Nederlandse School” yang kemudian berganti nama menjadi “Institut Nasional
Syafe’i di Kayutanam, Moh. Syafe’i juga membangun asrama yag cukup besar untk menampung 300 murid, ruang makan,
dapur, restoran , lanpangan tenis, taman bacaan, tempat bersenam dan lain-lain. Bagaimana Moh. Syafe’i memperoleh
biaya untuk membiayai semua usaha itu?. Semboyan yang digunakan Moh. Syafe’i adalah carilah dan usahalah sendiri,
109
misalnya dengan mengadakan sandiwara, mengadakan pertandingan sepak bola, dan mengadakan bazaar.
4. Ki Hajar Dewantaro dengan sistem amongnya dalam pelaksanaan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa,
menganjurkan supaya segala sesuatu harus didasarkan kekuatan sendiri. Itulah sistem hidup atas kakinya. Berkenaan
dengan sistem among, maka diadakan pondok asrama. Wujudnya sebuah gedung, untuk beguru, dan bertempat
tinggal guru dan siswa. Pondok mengingatkan pada pendidikan agama Islam, dan perkataan asrama kepada
pendidikan agama Hindu. Kedua perkataan ini dipergunakan bersama-sama untuk menjelaskan bahwa pendidikan yang
didasarkan atas suatu agama tertentu, sebagaimana dikehendaki juga oleh R. Tagore.
5. Di pondok asrama, guru dan siswa berdiam bersama sebagai suatu keluarga besar sesuai dengan sifat perguruan bangsa
Indonesia pada jaman dulu, di mana guru dan murid selalu berdekatan, bersama-sama mengatur rumah, memelihara
kebun, memajukan hidup keluarga,. Yang ditampung dalam pondok asrama adalah murid-murid yang rumahnya jauh dari
tempat sekolah atau yang memang membutuhkannya. Pertemuan guru, murid dan orang tua diadakan pada waktu
tertentu dengan bermacam-macam pertunjukan dan ceramah. Sesuai dengan keadaan dalam keluarga, maka murid ikut
mengatur sekolah, menjaga kebersihan pondok asrama dan halamannya, merawat yang sakit, mengatur perpustakaan,
dan sebagainya.
110
6. Pondok Modern Gontor Ponorogo diselenggarakan dengan menggunakan cara-cara mendidik dan belajar menurut sistem
modern. Semua pelajar berdiam di asrama gedung sekolah yang dilengkapi dengan aula besar dengan kepentingan
pertemuan para pelajarsantri. Prinsip “self government” juga diterapkan di sini, di mana para pelajar mengorganisir sendiri
perkumpulan yang terdiri dari bagian-bagian seperti: olah raga, kesenian, kesehatan, keagamaan, kepramukaan,
pelajaran, penerangan, dan sebagainya. 7. Dari uraian di atas, maka perkembangan asrama tidak bisa
terlepas dari penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Murid- murid ditampung di asrama, dididik dalam suasana
kekeluargaan, yang berguna sekali bagi hidup mereka selanjutnya di dalam masyarakat kemudian hari.
D. Hakekat dan Fungsi Kehidupan Asrama Sekolah