The information service Placement service Follow- up and research Usaha untuk selalu berhubungan dengan lulusan atau alumnus

Ini adalah mengenai pemindahan informasi dan pengarsipan informasi mengenai murid-murid yang telah lulus atau putus sekolah. Usaha untuk mengumpulkan data mengenai murid itu memaan banyak waktu dan tenaga. Oleh karena it perlu ada usha untuk menghindarkan duplikasi apabila mungkin.. Commulative-record dari SD sebaiknya dipindahkan ke SMP dan seterusnya. Tentang penyimpanan data informasi dari murid yang telah lulus, Hacth menyarankan agar: a semua commulative-record hendaknya disimpan secara untuh selama 5 tahun, b pada akhir tahun ke 5, yang bukan bagian dari commulative-record dimusnahkan, dan c pada akhir tahun ke 10 semua catatan dimusnahkan

1. The information service

Ada tiga masalah dalam layanan informasi, yaitu pengumpulan bahan informasi, pengumpulan bahaninformasi, dan penyajian bahaninformasi. a. Pengumpulan bahaninformasi Bahan-bahaninformasi dapat dikumpulkan dari berbagai lembaga, seperti sekolah, dan lingkungan sosial lainnya. Bentuknya dapat berupa abstraksi, buku bagan, filmstrip, film dan sebagainya. Yang mengumpulkan siapa?. Tergantung pada kondisi setempat, cara bagaimana informasi itu dipergunakan, fasilitas yang ada dan kemampuan staf sekolah. b. Penyimpanan bahan-bahaninformasi 30 Bahaninformasi dapat disimpan di perpustakaan atau kantor bimbingan. c. Penyajian informasi dapat melalui: 1 satuan-satuan kelas, 2 bidang studi, 3 hari-hari khusus, dan 4 sebagai pelajaran.

2. Counselingservice

Konseling adalah suatu proses belajar. Proses belajar yang ditekankan oleh counselee, dan persepsi counselee mengenai dirinya sendiri, nilai-nilainya, kebutuhan-kebutuhannya adalah sangat diperhatikan oleh konselor. Proses belajar yang terjadi dalam hubungan guru-murid mempunyai tujuan yang ditentukan oleh kelompok. Karena itu perlu pendidikan khusus untuk dapat melaksanakan konseling. Pembagian counselee dapat dilakukan dengan cara: a menurut kelas, b menurut jenis kelamin, c menurut program, dan d menurut nama abjad.

a. Penugasan konselor

Penugasan konselor dapat berupa pemberian tugas penuh full time atau sebagian mengajar dan sebagaian konselor part time 1 Kebaikan dari “full-time counselor” 1. Tugasnya tidak rangkap, sehingga dapat memusatkan perhatian pada keahliannya. 2. Jumlahnya sedikit, sehingga lebih mudah bagi murid untuk mengenalnya. 2 Kebaikan dari “part-time counselor” a. Hubungan dengan murid lebih baik lebih mengenal karena dia juga mengajar. 31 b. Hubungan dengan guru-guru lebih akrab karena merasa seprofesi. c. Jumlah konselee yang dibebankan sebagai tanggung jawabnya hanya sedikit sehingga menjadi lebih mudah.

b. Beban konselor

1 1 jamhari atau 200 jamhari = 100 counselee 2 2 jamhari atau 400 jamhari = 200 counselee 3 3 jamhari atau 600 jamhari = 300 counselee 4 full-time = 500 counselee Jika tugasnya meliputi 5 lima guidance service, maka bebanya setengah dari yang di atas.

c. Konselor dengan bahan-bahan yang bersifat rahasia

Konselor harus mendapat pendidikan mengenai bahan-bahan informasi-informasi apa yang perlu dirahasiakan, yakni: 1 bahan tidak boleh diberikan kepada siapa saja, apabila tidak akan dipergunakan yang semestinya, dan 2 jangan diperlihatkan kepada orang lain, apabila tanpa persetujuan counselee, kecuali hal-hal yang dapat membahayakan orang lain. 32

3. Placement service

Bantuan yang diberikan kepada murid untuk mendapatkan pekerjaan atau pendidikan tambahan adalah yang dinamakan “placement service”. Ada juga menggunakan istilah Job-placement”. Hatch 1987 berpendapat bahwa pengertian “placement” ini sebenarnya masih dalam pengertian konseling. Di Amerika Serikat, masalah placement untuk mencarikan pekerjaan juga diatur di sekolah. Ada 2 cara pengorganisasian kegiatan ini, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Mungkin yang lebih baik adalah cara desentralisasi.

4. Follow- up and research Usaha untuk selalu berhubungan dengan lulusan atau alumnus

disebut follow-up service dan research. Kegiatan ini dapat dipergunakan untuk mengukur keberhasilan program sekolah serta harapan-harapan terhadap sekolah. Beberapa persoalan yang timbul terutama menyangkut: a Teknik yang dipergunakan. Biasanya teknik yang dipergunakan adalah interview, postcard, survey dan angket. b Siapa yang melakukannya staffing: yang melaksanakan seluruh staf atau dibentuk suatu panitia. c Bagaimana cara melaporkan hasil: untuk dapat memberikan laporan hasil dengan baik, sebelumnya perlu direncanakan untuk apa hasil-hasil itu akan dipergunakan. Informasi dari follow-up service and research dipergunakan untuk memperbaiki kurikulum sekolah, proses belajar-mengajar, layanan bimbingan dan konseling, dan memperbaiki hubungan sekolah dan masyarakat. 33

F. Evaluasi Layanan Bimbingan di Sekolah

Evaluasi yang kontinyu adalah penting bagi setiap usaha yang ingin terus-menerus memperbaiki layanan bimbingan. Evaluasi harus dilaksanakan dengan sadar dan sistematis. Evalusi harus ditujukan pada usaha-usaha untuk mengukur pencapaian tujuan dari bimbingan di sekolah. Evaluasi bimbingan tidak boleh dilepaskan dari evaluasi sekolah secara keseluruhan.

1. Mengapa kita mengevaluasi pelayanan bimbingan dan konseling

a. Evaluasi bertujuan untuk memeriksa efektivitas dari program bimbingan. b. Memperjelas dan memvalidasikan hipotesis-hipotesis yang mendasari kegiatan-kegiatan yang dilakukan, misalnya benarkah OSIS dapat mengembangkan sifat-sifat kepemimpinan para siswa? c. Untuk mengetahui apakah pengalaman-pengalaman belajar yang diberikan memang benar-benar diperlukan oleh siswa. d. Untuk mengukur keberhasilan dari kegiatan-kegiatan staf sekolah, misalnya hasil konselor dalam mengadakan konseling. e. Hasil evaluasi diperlukan untuk memberikan laporan kepada masyarakat.

2. Bagaimana mengevaluasi layanan bimbingan

Evaluasi bimbingan memiliki langkah-langkah sebagai berikut: a. Penentuan tujuan dari program pendidikan di sekolah 34