Aspek Non-fisik mental Keamanan Umum di Sekolah dan Lingkungannya. Hal-hal

b. Aspek Non-fisik mental

Aspek non-fisik mental, meliputi: aspek penghuni sekolah yang menyangkut hubungan murid, guru, penghuni yang lain, orang tua murid, dan petugas-petugas kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah. Dengan perkataan lain, hubungan yang Harmonis antara guru, anak didik, orang tua murid, petugas sekolah yang lainnya, dan petugas kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah merupakan cerminan dari lingkungan sekolah yang baik. Walaupun peranan sekolah dalam mengusahakan lingkungan yang harmonis adalah lebih kecil dibanding lingkungan keluarga, namun sekolah dapat juga membantu mencegah terjadinya kelainan- kelainan jiwamental pada anak didik. Di dalam usaha ini guru memiliki peranan yang sangat penting, karena gurulah yang setiap hari menghadapi anak didik di sekolah. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru di sekolah adalah: a. menciptakan lingkungan fisik, mental, dan sosial yang dapat memberikan kesempatan anak didik untuk tumbuh dan berkembang; b. memberikan pengalaman-pengalaman kepada anak didik untuk dapat membentuk kepribadian dan watak yang baik; c. menemukan kelaianan awal dan meneruskannya kepada ahli yang bersangkutan perawat, dokter, psykhiater, psykholog, dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan kehidupan sekolah yang sehat healthful school living, meliputi: 1 sanitasi lingkungan untuk menjamin persediaan air yang besih, pembuangan kotoran, dan sebagainya; 2 Pengaturan kegiatan sekolah yang 72 sehat, yang meliputi: lama waktu belajar, jam pelajaran, jam bermain; urutan kegiatan belajar; pekerjaan rumah; jumlah murid dalam kelas, disiplin dan hukuman; ekstra kurikuler; dan pemilihan alat-alat pelajaran; dan 3 Menjaga lingkungan emosional yang sehat, dengan hubungan guru-murid yang baik, antar kelompok, perbedaan individual dan penyesuaian kurikulum. Ketiga unsur program kesehatan sekolah, yang meliputi: pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan, dan lingkungan sekolah yang sehat, merupakan suatu kesatuan yang utuh. Artinya bahwa ketiganya terjalin satu dengan yang lain. Karena petugas pendidikan dan kesehatan kedua-duanya bertanggung jawab atas pelaksanaan program kesehatan sekolah, maka diperlukan suatu perencanaan bersama. Sesungguhnya, kelompok perencana ini hendaknya mengikutkan seluruh petugas Puskesmas, petugas sekolah setempat, dan wakil-wakil masyarakat. Dengan demikian tujuan program kesehatan sekolah dapat dinyatakan sebagai pencapaian kesehatan yang optimal dari peserta didik melalui: a. perbaikan cacat tubuh; b. pencegahanpengurangan penyakit menular; c. pengembangan kehidupan sekolah yang sehat; d. interpretasi program kesehatan sekolah kepada keluarga dan pengembangan kerjasama keluarga dan sekolah; e. memajukan kebiasaan-kebiasaan kesehatan yang baik; f. pengembangan pengetahuan kesehatan; g. pengembangan sikap mental yang baik terhadap kesehatan, praktik-praktik kesehatan dan situasi kehidupan. 73

c. Pelaksana Program Kesehatan Sekolah dan Peranannya