Tujuan Penyelenggaraan Asrama Sekolah Pengalaman Belajar yang Perlu Dikembangkan di Asrama

4. tempat dimana kita makan tiga kali sehari sekenyang- kenyangnya dan memuaskan diri seribu kali the place where stomach gets three squere meals a day and our heart a thousands 5. pusat pertumbuhan dwi tunggal antara peri kasih sayang dan angan-agan pribadi the centre of our affection round which our heart best wishes twine b. Kehidupan asrama harus dapat mejadi laboraratorium sosiologis, dimana hubungan-hubungan manusia merupakan kunci utama. Artinya dalam kehidupan asrama di sekolah harus diusahakan berbagai pengalam belajar learning activity sebagai persiapan untuk hidup di masyarakat.

E. Tujuan Penyelenggaraan Asrama Sekolah

Selaras dengan hakekat dan fungsi kehidupan asrama sekolah, maka secara umum tujuan diselenggarakannya asrama sekolah adalah untuk menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Sedangkan secara khusus tujuan penyelenggaraan asrama adalah sebagai berikut: 1. memberikan bimbingan kepada siswa penghuni asrama sekolah dan menanamkan rasa disiplin pada diri siswa; 2. membiasakan para siswa untuk mencintai belajar bersama- sama dengan teman sebayanya; 3. membantu para siswa agar dapat menyesuaikan diri pada kehidupan sosial dalam lingkungan sebaya; 4. membantu siswa dalam proses pengembangan pribadinya melalui penghayatan dan pengembangan nilai-nilai kekecerdasan dan ketrampilan; 113 5. membantu memberikan tempat penginapan bagi para siswa yang rumahnya jauh dari sekolah.

F. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Asrama Sekolah

Kehidupan dalam asrama biasanya selalu dibuat teratur serta selalu mengikuti peraturan-peraturan yang dijunjung tinggi untuk dipatuhi dan dijalankan secara tepat dengan penuh kesadaran oleh para penghuninya. Oleh karena itu, kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan asrama sekolah perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak yang terkait dengan keberadaan asrama sekolah. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola asrama sekolah adalah sebagai berikut: 1. sesuai dengan tujuan menyelenggarakan asrama, maka perlu diingat bahwa asrama bukanlah tempat pondokan atau indekost, namun merupakan suatu hunian sekolompok individu yang relatif sama, baik dalam usia, jenis kelamin maupun profesi 2. ide-ide pengelolaan asrama sekolah tidak akan terlepas dari lokasi, lingkungan dan situasi sekolah. Maksudnya, bahwa ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi cara mengelola asrama sekolah; 3. dalam asrama sekolah hendaknya diciptakan suatu suasana “home”, yaitu suatu situasi di mana para penghuni asrama merasa berada di rumahnya sendiri sehingga mereka selalu bersikap wajar dan merasa turut memiliki asrama tersebut; 4. asrama hendaknya memberikan pengaruh positif dalam pembentukan dan penanaman sikap serta kebiasaan- kebiasaan yang baik pada diri siswa; 114 5. asrama perlu menetapkan tata tertib dan disiplin yang disertai usaha pengawasan untuk membantu pertumbuhan sikap yang baik bagi para penghuninya 6. pengawasan di asrama hendaknya dilakukan secara bersahabat dan kekeluargaan sehingga para penghuni tidak merasa selalui diawasi. Ada 2 dua aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan asrama sekolah, yaitu: aspek sarana hard ware, dan aspek pengelola asrama soft ware.

1. Pengelolaan Sarana Fisik hard ware

Agar pengelolaan asrama sekolah dapat berjalan dengan lancar, diperlukan fasilitas-fasilitas yang menunjang penyelenggaraan asrama, misalnya: pengadaan sarana yang sangat diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar, bermain, makan, dan sebagainya. F. Patty 1983 menyebutkan beberapa fasilitas yang harus dimiliki asrama sekolah sebagai berikut: a. memiliki kamar tidur yang cukup luas, yang dapat menampung semua penghuni asrama beserta pengawas-pengawasnya, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah penghuni; b. memiliki kamar pakaian yang dilengkapi almari pakaian serta rak sepatusandal yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah penghuni, dan apabila tidak mungkin kedua kamar kamar tidur dan kamar pakaian dipisahkan, maka kedua kamar tersebut dapat disusun menjadi satu kamar dengan pengaturan yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi masing-masing; 115 c. memiliki ruang makan yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah penghuni yang menggunakannya; d. memiliki kamar mandi dan WC yang memadai dengan jumlah pemakai kira-kira 15 dari jumlah penghuni, serta dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan; e. memiliki kamar belajar yang cukup luas dan dapat diselaraskan dengan kebutuhan belajar para penghuninya, misalnya apabila asrama diadakan selokasi dengan sekolah, maka kegiatan belajar dapat dilaksanakan atau menempati kelas- kelas yang ada; f. memiliki tempat mencuci pakaian yang memadai dengan kebutuhan para penghuninya, serta dengan persediaan air yang cukup dan alat-alat yang diperlukan; g. memiliki halaman yang dapat dipergunakan untuk sekedar rekreasi atau bersantai dikala istirahat sehabis menjalankan kegiatan yang melelahkan; h. memiliki lapangan olah raga dan atau bangsal olahraga, yang juga dapat dipergunakan untuk latihan kesenian, senam, dan kegiatan lainya yang memerlukan bangsal; i. memiliki tempat ibadah, yang disesuaikan dengan kebutuhan beribadah para penghuninya. j. Memiliki ruang untuk menerima tanu; k. Memiliki perpustakaan beserta ruang baca yang memadai; l. Memiliki ruangan khusus untuk mereka yang sedang menderita sakit untuk memudahkan pelayanan dan memungkinkan penularan penyakit dapat dicegah. 116 Di samping penyediaan sarana dan fasilitas yang disebutkan di atas, kiranya yang lebih perlu untuk diperhatikan adalah pengaturan sarana serta lokal asrama. Di dalam upaya mengatur sarana dan lokal-lokal tersebut, hendaknya pertimbangan lebih difokuskan pada gagasan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan di tempat-tempat itu masing-masing dapat mencapai hasil yang maksimal. Jangan sampai terjadi kegiatan-kegiatan yang satu dapat menghambat kemajuan kegiatan lain yang juga sama pentingnya. Ada beberapa hal yang perlu untuk dipertimbangkan dalam pengaturan sarana serta letaklokasi ruangan asrama, yakni: a. kamar mandi hendaknya selalu bersih, serta saluran air buangan harus lancar dan terpelihara; b. persediaan air cukup banyak, bersih dan lancar airnya; c. letak WC sebaiknya terpisah dari kamar mandi, demi penghematan waktu dan sebagainya; d. WC harus tetap terpelihara bersih dan tidak berbau; e. Tempat belajar tidak boleh menjadi satu dengan kamar tidur, agar situasi yang berlawanan ini tidak saling mengganggu pencapaian tujuan yang diinginkan. Pemisahan ini berarti sekali untuk “conditioning” kebutuhan belajar. f. Kamar belajar harus tenang, penerangan baik, sanitasi menyenagkan dan tidak berbau. Karena itu hendaknya terletak jauh dari kebisinganlalu lintas jalan raya dan jauh pula dari WC atau tempat pembuangan sampah; g. Kamar makan hendaknya di atur sedemikian rupa agar meja kursi dapat dipergunakan dengan bebas leluasa; h. Persediaan makanan ditaruh berdekatan dengan meja makan sehingga mempermudah layanan makanan; 117 i. Letak tempat tidur harus diatur sebaik mungkin, agar tampak rapi dan memudahkan untuk dibersihkan; j. Jumlah alat-alat yang bersifat individual, misalnya: almari, tempat tidur, dan sejenisnya, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan; k. Akhirnya perlu dicamkan, bahwa semua fasilitas itu menuntut pengawasan yang kontinyu dan serius agar semua pelayanan dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan pokok penyelenggaraan sekolah yaitu menyediakan tenaga lulusan sekolah yang bermutu. Di samping segala fasilitas dan kelonggaran yang diberikan oleh asrama seperti yang disebutkan di atas, maka kehidupan asrama sekolah seyogyanya memperhatikan pula hal-hal sebagai berikut: a. memberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat-bakat, seperti bakat kesenian dan bakat-bakat di bidang lain, dari penghuni asrama sekolah; b. memberikan kesempatan yang cukup untuk mengerjakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh para penghuni asrama; c. memberikan kesempatan kepada para penghuni asrama untuk bergaul dengan masyarakat atau organisasiperkumpulan di luar, sehingga mereka tidak canggun-canggung dalam pergaulan, misalnya melalui pertandingan persahatan dalam bidang olah raga, dan sebagainya.

2. Aspek Pengelola Asrama soft-ware

Yang dimaksud pengelola asrama adalah pengurus asrama dan pelaksana asrama sekolah. Pengurus asrama dapat berjumlah 5 118 sampai 7 orang, yang terdiri atas guru dan anggota Dharma Wanita sekolah yang bersangkutan serta diketuai oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan. Masa kerja pengurus asrama dapat 3 - 5 tahun, dan setelah itu perlu ada pilihan lagi. Untuk itu, sebaiknya kepengurusan asrama sekolah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD ART yang ditetapkan oleh sekolah. Karena pengurus asrama ini merupakan salah satu bagian dari sistem sekolah, maka pengurus asrama dalam melaksanakan kegiatannya bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah. Sedangkan pelaksana asrama terdiri atas pegawai tetap sekolah yang berkantor dan bertempat tinggal di asrama. Mereka dibantu oleh beberapa pembantu pelaksana operasional yang bertugas dalam bidang kebersihan dan keamanan. Adapun tugas dari pengelola asrama sekolah adalah sebagai berikut: a. membuat peraturan-peraturan penyelenggaraan asrama, misalnya: 1 menentukan beberapa syarat dalam penerimaan atau pelepasan para siswa untuk dapat diterima sebagai penghuni asrama sekolah; 2 menentukan biaya yang minimum tidak komersial dalam arti bahwa penentuan tarif biaya disini adalah untuk mendidik para penghuni asrama agar dapat bertanggung jawab, mandiri dan mengahargai diri; 3 menentukan waktu pembayaran sewa, misalnya ditarik stiap satu semester sekali atau setiap bulan; 4 mengatur atau memberi sanksi kepada penghuni asrama yang melanggar peraturan. 119 5 menyusun rencana anggaran belanja untuk pengelolaan pertahun, misalnya: a menentukan besarnya biaya untuk pemeliharaan gedung, termasuk pengecatan dan perbaikan kerusakan-kerusakan ringan; b menentukan besarnya biaya untuk menjaga kebersihan gedung da halaman asrama sekolah termasuk peralatannya; 6 membuat peraturan yang berkaitan dengan keamanan asrama sekolah, misalnya: a kunci kamar harus disimpan di kantor asrama, apabila penghuni hendak pergi ke sekolah atau bepergian untuk suatu keperluan, dan sebaiknya di kantor asrama disediakan tempat kunci tersendiri yang masing-masing kunci diberi kode monor kunci; b masing-masing para penghuni asrama sekolah harus memiliki gembokkunci almari sendiri dan anak kunci di bawa sndiri-sendiri oleh penghuni asrama; cmembuata jadwal piket jaga asrama sekolah secara bergiliran selama 24 jam, dimana masing-masing 6 jam; 7 menyusun peraturan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban petugas pelaksana termasuk pembantu- pembantunya. Selanjutnya pengurus asrama sekolah mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut, dibantu oleh para penghuni asrama 120 sekolah. Bekenaan dengan organisasi pengurusan asrama sekolah, F. Patty 1983 memberikan alternatif sebagaimana uraian berikut ini.

G. Organisasi Pengurusan Asrama

Penyelenggaraan asrama merupakan usaha yang kompleks, sehingga karenannya memerlukan pengelolaan yang serius. Agar pengelolaan asrama dapat bejalan seperti yang diharapkan serta mewujudkan cita-cita pengadaan asrama, maka diperlukan pelaksana yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan. Untuk maksud itu perlu dibentuk organisasi pengurusan asrama. Organisasi kepengurusan asrama terdiri atas Ibu Bapak arsrama dan dibantu oleh beberapa pengawas sebagai berikut. a. Seorang BapakIbu asrama, yang dibantu oleh beberapa orang pengawas beserta regu-regu kerja dalam bidang-bidang tertentu. BapakIbu asrama berfungsi sebagai pengawas umum, yaitu penanggung jawab atas seluruh situasi dan penyelenggaraan asrama sebagai suatu kesatuan yang intergral. b. Pengawas, yang mempunyai fungsi membantu Bapakibu asrama dalam menjalankan kebijaksanaan dan pengelola asrama sekolah. Pengawas-pengawas ini dibantu dan bekerja sama dengan regu- regu kerja sesuai dengan bidang masing-masing. Oleh karena itu akan terdapat beberapa pengawas dengan fungsi yang berbeda- beda. Di bawah ini disajikan macam-macam pengawas beserta fungsi dan cara-cara pembentukannya. 121

1. Pengawas ruang belajar

Pada waktu belajar diperlukan beberapa pengawas sesuai dengan adanya kelompok-kelompok yang ada atau disesuaikan dengan banyaknya ruang belajar yang ada. Tugasnya:  mengawasi dan menjaga ketertiban pada waktu belajar, karena pada waktu belajar penghuni tidak boleh berkeliaran;  mengawasi dan menjaga ketenangan pada waktu belajar. Setiap orang tidak boleh gaduh atau membuat kegaduhan dengan bunyi-bunyi apapun;  mengawasi dan menjaga agar jalannya waktu belajar tetap merupakan situasi yang benar-benar menjamin hasl belajar yang optimal;  membantu apabila ada kesulitan belajar. Pengawas dipilih dari mereka yang telah lama tinggal dalam asrama atau penghuni yang kelas tertinggi. Pengawas dipilih oleh para penghuni dan disyahkan oleh para BapakIbu asrama.

2. Pengawas kamar tidur

Adanya pengawas tidur, apabila kamar tidur terpisah dari kamar- kamar yang lain. Sering terjadi kamar tidur juga sebagai kamar pakaian, sehingga pengawasnya cukup salah satu saja. Akan tetapi apabila ruang-ruang tidur itu terdiri dari beberapa bilik, maka pengawaspun dibutuhkan sebanyak bilik-bilik itu, sehingga setiap bilik ada seorang pengawas. Tugasnya:  Menjaga kebersihan bilikruangan; 122  menjaga ketertiban dan keteraturan perlengkaoan yang ada, tempat tidur, kasur, bantal, dan sebagainya;  menjaga ketenangan di waktu tidur. Semua penghuni wajib menciptakan suasana tenang, tidak gaduh atau berisik;  waktu tidur dapat berjalan tertib sesuai dengan jadwal waktu. Pengawas dapat dipilih dari penghuni yang telah lamalebih lama menjadi penghuni asrama atau yang tertinggi kelasnya.

3. Pengawas di ruang makan

Kegiatan di ruang makan memerlukan juga seorang pengawas. Pengawas-pengawas ini dibantu oleh tim atau satu regu kerja untuk menjalankan tugas pada saat melayani makan. Baik pada waktu pagi, makan siang, atau malam. Tugas pengawas dan regu kerja adalah:  menyediakan makananminuman, membagi-bagi ke meja- meja;  mengemasi alat-alat dan sisa makanan;  mengatur meja, kursi dan alasnya;  membersihkan kamar makan;  mencuci piring, sendok dan gelas;  menyimpan sisa makanan;  mengantar makanan minuman jatah penghuni yang sakit Pengawas dipilh dari penghuni yang lebih lama tinggal dalam asrama atau yang tertinggi kelas regu kerja, yang tugasnya membantu pengawas dipilih dari penghuni lainnya secara bergilir dalam jangka waktu tertentu.

4. Pengawas kamar pakaian

123 Kamar pakaianpun harus tampak rapih dan bersih. Oleh karena itu harus ada pengawas yang jumlanya disesuaikan dengan jumlah bilik yang ada di kamar pakaian itu. Kalau kamar pakaian menjadi satu lokal dengan kamar tidur, maka pngawasan dilakukan oleh salah satu petugas pengawas kamar tidur atau pengawas kamar pakaian saja. Tugas pengawas kamar adalah:  menjaga bilik, agar tampak bersih dan rapi. Menegur apabila ada penghuni yang berbuat kurang rapibersih dalam pengaturan almaribarang-barangnya.  Mengatur petugas secara bergilir untuk membersihkan bilik serta mengawasi pelaksanaanya. Pengawas dipilih dari kelas tertinggi, yang bertanggung jawab dan berpengalaman dalam pengaturan.

5. Pengawas cucian pakaian

Di samping pengawas kamar pakaian, dibentuk pula seorang pengawas cucian pakaian, yang perlu dibantu oleh satu regu kerja yang cukup jumlahnya. Tugas pengawas dan regu kerja ini adalah:  mencatat macam dan jumlah pakaian yang akan dicucikan oleh setiap penghuni asrama;  membawa pakaian kotor tersebut ke kamar pencucian untuk dicuci oleh petugas;  membagi-bagikan pakaian bersih, yang sudah dicuci dan disetrika kepada pemiliknya dengan cara menaruh di meja pembagian cucian setiap pemilik yang dicatat sebelumnya; 124  mengawasi pengabilan pakaian, agar tidak terjadi pelanggaran dan kekacauan, karena salah ambil atau sengaja mengambil yang bukan miliknya;  mengambilkan pakaian dan mengantarkan dan mengantarkan kepada penghuni yang sedang sakit. Pengawas dan regu kerja ini, dipilih dari para penghuni asrama secara bergilir dalam jangka waktu tertentu, sedang pengawas dipilih dari penghuni yang telah berpengalaman.

6. Pengawas kesehatan

Untuk menanggulangi anggotapenghuni yang menderita sakit diperlukan petugaspengawas kesehatan. Tugas pengawas kesehatan adalah:  membantu si penderita untuk pindah tempat tidur ke ruang khusus untuk penghuni yang sakit;  melaporkan kepada BapakIbu asrama identitas penderita;  mengantarkan makanan dan minuman obat untuk penderita ke ruang sakit;  memintakan obat atau mengantarkan obat;  melaporkan perkembangan sipenderita itu kepada bapakIbu asrama. Pengawas kesehatan dipilih secara bergilir untuk jangka waktu tertentu di antara para penghuni asrama.

7. Pengawas dan regu kerja bidang hiburanrekreasi

Untuk mengisi waktu senggang di antara kegiatan belajar dan atau kegiatan lainnya, diperlukan alat-alat hiburan ringan ataupun buku-buku perpustakaan. Alat-alat itu misalnya: catur, dam, kartu alat 125 musik sederhana, tennis meja, dan sebagainya. Alat-alat dan buku perpustakaan ini harus ada yang bertanggung jawab mengatur., menyimpan dan merawatnya, agar tetap dipakai, awet serta tidak cepat rusak atau hilang. Untuk maksud ini dibentuk pengawas dan regu kerja hiburanrekreasi, dengan pembagian kerjanya sekali. Tugas pengawas dan regu kerja adalah:  menyiapkan dan menyerahkan alat-alat itu serta memberikan pesan untuk bertanggung jawab akan keutuhan dan kebersihannya;  menerima kerja kembali alat-alat itu serta mengecek dengan teliti julah dan hal-hal yang lain;  menyiapkan dan mengatur kembali alat-alat tersebut pada tempat semula;  begitupun untuk peminjaman buku, majalah, surat kabar, atau bacaa yang lain, kecuali buku-buu perpustakaan yang mempunyai aturan tersendiri. Pengawas dan regu kerja hiburanrekreasi ini, dipilih untuk jangka waktu saat semester atau jangka waktu tertentu.

H. Aspek Pembiayaan Asrama Sekolah

Untuk menyelenggarakan suatu asrama dipelukan biaya yan tidak sedikit. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk mencari dana bagi pembiayan asrama ini. Erikut ini dikemukakan 4 empat alternative kemungkinan yang boleh jadi dapt dipegunakan secaga cara untuk mengatasi pembiayaan asrama yang dimaksud. 1. Seluruh beban anggaran pembelanjaan asrama ditanggungditangani oleh pemerintah; artinya pemerintah menanggung seluruh pembiayaan yang harus dikeluarkan 126 oleh asrama untuk kepentinan penghuninya. Jadi pembiayaan 100 ditanggung oleh pemerintah. 2. Pembiayaan seluruhnya ditanggung oleh penghuni asrama, artinya seluruh biaya yang diperlukan untuk pembiayaan kehidupan asrama dibayar oleh semua penghuni asrama secara gotong royong. Pembiayaan 100 oleh penghuni asrama. 3. Pembiayaan ditanggung oleh kedua belah pihal, yaitu oleh pemerintah dan oleh penghuni; artinya para penghuni dikenakan biaya tertentu dan disetorkan kepada pemerintah, kemuadian pemerinah yang membiayai seluruh pembelanjaan yang diperlukandikeluarkan oleh asrama. Pembiayaan 50 oleh penghuni asrama dan 50 oleh pemerintah. 4. Pembiayaan dikeluarkan oleh pemerintah berupa sejumlah uang sebagai ikatan dinas kepada setiap penghuni asrama.

I. Aspek Tata Tertib Asrama

Untuk menjaga kemungkinan yang dapat terjadi dalam kehidupan asrama, maka perlu adanya tata tertib. Di alam tata tertib itu dicantumkan sejumlah kewajiban yang harus dilaksanakan dan juga sejumlah larangan yang harus dihindari oleh semua penghuni asrama. Tata tertib ini bersifat umum, artinya meliputi semua aspek kegiatan dan situasi kehidupan asrama. Secara terperinci tata-tertib asrama sekolah dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Kewajiban Penghuni Asrama

Semua penghuni asrama diwajibkan untuk: a. mematuhi semua peraturan yang ada; 127 b. menjalankan kegiatan-kegiatan yang tercantum dalam jadwal waktu secara tertib; c. melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan jadwal saat yang ditentukan serta tempat yang telah ditentukan; d. patuh dan tunduk kepada BapakIbu asrama serta para pengawas yang ditunjukdipilih; e. menjaga kebersihan di semua tempat dengan cara membuang sampah ke tempat yang telah disediakan; f. ikut aktif menjaga ketenangan dan ketentraman, agar semua kegiatan yang diprogramkan dapat berjalan semestinya, tertib dan lancar; g. menjaga nama baik korp dan menjunjung tinggi korp baik di dalam maupun di luar asrama; h. ikut menjaga keutuhan dan keawetan peralatan dan perkakas milik asrama yang dipercayakan kepada penghuni masing- masing; i. bertanggung jawab atas keutuhan, kebersihan, ketertiban tempat alat-alat yang;dipergunakan serta mengatur kembali tempat dan alat-alat tersebut seperti semula; j. berpakaian rapi dan sopan, baik di dalam maupun di luar asrama; k. melaporkan kejadian-kejadian yang membahayakan keamanankeselamatan bersama penghuni asrama.

2. Larangan bagi penghuni asrama

Setiap penghuni asrama dikenakan larangan-larangan sebagai berikut: 128 a. tidak boleh bebuat sekehendaknya sendiri dimanapun ia berada; b. tidak boleh meninggalkan asrama tanpa melapor kepada bapakIbu asrama atau pengawas; c. tidak boleh absent dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan tanpa seijin BapakIbu asrama; d. tidak boleh membuat gaduh atau menganggu ketenagan dan ketentraman pada saat keiatan sedang berjalan; e. tidak boleh menerima tamu di luar jam berkunjung

3. Peraturan dan Tata Tertib khusus

Selain tata tertib yang disebutkan di atas, terdapat pula tata-tertib yang bersifat khusus yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Di ruang belajar

Di ruang belajar setiap penghuni asrama dituntut untuk: - harus menjaga ketenangan ruangan; - belajar pada tempat yang telah ditentukan;

b. Di ruang pakaian

Di ruang pakaian setiap penghuni dituntut untuk: - menjaga kebersihan ruangan; - menjaga ketertiban ruangan; - mengatur isi almari, menyusun pakaian dengan rapi, mengatur sandalsepatu pada tempatnya secara tertib.

c. Diruang makan

Di ruang makan setiap penghuni dituntut untuk; 129 - menjaga ketertiban dan kesopanan dalam makan; - duduk di tempat masing-masing; - menggunakan alat-alat makan di meja makan secra tetib dan sopan; - mengatur kembali kursi tanpa bersuara; - tidak boleh bergurau pada saat makan; - waktu makan harus berpakaian rapid an sopan.

d. Di kamar tidur

Di ruang kamar tidur setiap penghuni dituntut untuk: - masuk dan kelua kamar tidur harus tetap tenang dan tidak gaduh; - pergi tidur tepat pada waktunya, sesuai dengan jadwal tidur; - dilarang meninggalkan kamar tidur sebelum usai waktu tidur.

e. Di kamar mandi

Di kamar mandi setiap penghuni dituntut untuk: - menunggu ketertiban di kamar mandi dan antri menunggu giliran secara tertib. - diwaktu mandi harus hemat air dan waktu; - berlaku sopan dalam tindak dan berpakaian; - menjaga kebersihan bak mandi dan ruangan; - dilarang mencuci apapun di kamar mandi.

f. Di halaman atau di luar asrama

- harus berpakaian rapid an sopan; - menjaga keindahan, kerapihan tanaman di halaman asrama; - menjunjung tinggi dan membela korp. 130

J. Pengalaman Belajar yang Perlu Dikembangkan di Asrama

Sahertian dalam Kusmintardjo, 1993 mengemukakan bahwa dalam menyusun pengalaman belajar bagi kehidupan di asrama, perlu adanya ‘standart-performance” yakni jenis criteria yang bersumber dari wawasan filosofis kita tentang makna kehidupan. Standart-performance” tersebut adalah sebagai berikut: 1. bahwa subyek didik adalah merupakan pelaku aktif yang harus selau mengusahakan keselarasan, keseimbangan dan keserasian dalam hubungan dengan dirinya dan lingkungannya; 2. bahwa ada kemingkinan untuk berbuat baik, karena setiap orang mempunyai kata hati conscience 3. bahwa perlu membina manusia manusia agae mereka mampu berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri; 4. bahwa perlu hidup ini berada dalam konteks kebersamaan dalam keperbedaan. Dari standart tersebut, maka dapatlah disusun sejumlah pengalaman belajar yang dapat ditranformasikan dan diaktualisasikan dalam suatu pembinaan hidup di asrama sekolah. Selanjutnya juga disarankan sejumlah pengalaman belajar yang perlu dikembangkan dalam kehidupan di asrama sebagai berikut. 1. Pembinaan disiplin dan tanggung jawab Yang perlu dikembangkan adalah disipli yang timbul dari diri sendiri self-dicipline. Program ini harus menyatu dengan afeksi subyek didik supaya disiplin dapat menyatu dengan diri. Kehidupan disiplin dapat disusun berdasarkan dimensi waktu:  pada saat bangun pagi, termasuk saat beribadah; 131  pada saat mengatur tempat tidur serta buku-buku;  pada waktu mandi;  pada waktu makan pagi, siang, sore;  pada waktu belajar bersama;  pada waktu menerima tamu;  pada waktu istirahat dan tinggalkan asrama;  pada saat membersihkan an pemeliharaan asrama;  pada saat menggunakan ruang milik bersama;  pada saat realita apresiasi dan kreasi seni. Pembentukan nilai tanggung jawab dan kesediaan dimintai tanggung jawab, perlu dikembangkan dalam kehidupan asrama. Oleh karena itu kegiatan di asrama harus diarahkan kepada pembentukan keberdiri-sendirian atas tanggung jawab sendiri. Tanggung jawab mengandung makna yang multi-dimensi, yakni:  tanggungjawab kepada Tuman Yang Maha Esa;  tanggungjawab sesama penghuni asrama;  tanggungjawab kepada Pembina;  tanggungjawab terhadap orang tua;  tanggungjawab terhadap diri sendiri. Proses internalisasi nilai berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri ini dapat dibina melalui pengalaman riil hidup di asrama. Karena itu peristiwa pengalaman hidup ini harus dapat merefleksi penetapan diri, agar setiap orang dapat melihat konsep dirinya self- concept, idea tentang dirinya self- idea, dan identitas diri self- identy. Pengalaman di asrama harus mampu mengakomodasikan gambar diri setiap orang. 132 133 DAFTAR PUSTAKA Atkinson, M. et.al. The Educators Encyclopedia; Prentice Hall, Inc. Englewowod Cliffs, New York. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1979. Administrasi dan Metodologi Pengajaran jilid 2. Proyek BPGT. Bandung. Elsbree, et al. 1998. Elementary School Administration and Supervision. New York: American Book Company. Good, C. V. 1959. Dictionaryof Education. New York Toronto-London: Mc Graw Hill Book Company. Inc. Hack, W. G. et.al. 1965. Educational Administration; Selected Readings, Boston: Allyn and Bacon. Inc. Hunt, H. C. and Piere, P.R. 1965. The Practice of School Administration. Cambrige: The Riberside Press. Jones, A. J. 1970. Principles of Guidance. Cacho Hermanos, Philippines : Inc. Rizal. Jones, James J. Secondary School Administration. New York: Mc Graw Hill Book Company. Kusmintardjo. 1993. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah.Jilid 2. Malang: OPF IKIP Malang. Shuster, A.H. and Wetzel, W.F. 1978. Leadership in Elementary School Administration and Supervision. Boston: H. Mifflin Company. Sutisna, O. 1983. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktik Profesional. Bandung : Penerbit Angkasa. 134

BAB VI MANEJEMEN KAFETARIA SEKOLAH

A. Pendahuluan

Banyak sekolah menghadapi kesulitan mengatur kedisiplinan siswanya untuk menepati waktu pelajaran dikarenakan siswa harus membeli atau jajan” makanan atau minuman di luar sekolah. Begitu juga untuk memperoleh makanan yang sehat dan bersih serta layanan yang baik guna menciptakan pikiran dan konsentrasi siswa pada pembelajaran, merupakan permasalahan yang harus dipecahkan sekolah. Sebagai salah satu unit layanan khusus di sekolah, keberadaan kafetaria dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dan staf sekolah terutama dalam memperoleh layanan makanan yang sehat dan bersih. Di samping itu, kafetaria juga dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan atau nilai-nilai yang terkait dengan hidup sehat. Kebiasaan memilih makanan yang sehat dan bersih misalnya, merupakan salah satu kebiasaan yang dapat dibentuk melalui kafetaria sekolah. Oleh karena itu, keberadaan kafetaria sekolah merupakan salah satu alternatif untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang diduga dapat menghambat kelancaran penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah, terutama dalam mencapai tujuan yang telah dtetapkan. Tentu saja, kafetaria sekolah perlu dikelola dengan baik serta mempertimbangkan karakteristik sekolah sebagai lembaga pendidikan. 135