Keamanan di laboratorium MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM

Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 168 sanksi berupa pencabutan izin penggunaan hak usaha dan lain sebagainya. Untuk menjamin agar kegiatan standardisasi dapat berjalan de- ngan baik, maka pengenaan sanksi kepada pihak tertentu yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan dilaksanakan secara taat asas. Sanksi yang berkaitan dengan peraturan per- undang-undangan diberikan oleh instansi teknis dan pemerintah daerah. Sanksi berkenaan dengan peme- nuhan persyaratan akreditasi yang diberikan oleh KAN terha- dap lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi dan laboratorium yang sudah diakreditasi oleh KAN, dilaksanakan sesuai dengan pe- doman teknis yang berlaku.

8.13. Evaluasi Pelaksanaan penerapan standar

dievaluasi secara berkala oleh masing-masing instansi teknis, pelaku usahaindustri, dan BSN. Hasil evaluasi tersebut direko- mendasikan kepada BSN seba- gai bahan pertimbangan dalam penyusunan atau penyempurna- an kebijaksanaan nasional stan- darisasi dan peraturan pelak- sanaan yang mendukungnya. Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan A1 DAFTAR PUSTAKA Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasri, sedarnawati, dan S. Budiyanto. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendi- dikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Arpah, M. 1993. Pengawasan Mutu Pangan. Penerbit Tarsito, Ban- dung. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2004. Status regulasi cemaran dalam produk pangan. Buletin Kemanan Pangan. Nomor 6. ha- laman 4-5. Bintang. Infomutu. Pusat standarisasi dan akreditas Setjen – Depar- temen Pertanian. Nov 2002. Hlm. 1. Bergdoll,, M.S. 1990. Staphylococcus food poisoning. Dalam Foodborne Disease. Hal. 145-168. Academic Press, San Diego. Cappuccino, J.G. and N. Sherman. 1987. Microbiology : A Lanoratory Manual. The BenjaminCummings Publishing Company, Inc. New York. Deperindag. Infomutu. Pusat standarisasi dan akreditas Setjen - Departemen Pertanian. Nov 2002. Hlm. 2 Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. 2007. Metode dan tata cara pengambilan contoh daging. Direktorat Kesehatan Masya- rakat Veteriner. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Djaafar, T.F. dan Rahayu, S. 2007. Cemaran mikroba pada produk pertanian, penyakit yang ditimbulkan dan pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian, 26 2, 2007. DKP. 2005. Bahaya Fisik Physical Hazard pada Produk Perikanan. Warta Pasar Ikan. 2005. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. European Committee for Standardisation. 2004. Pelatihan Penerapan Metode HACCP. European Committee for Standardisation - Implementing Agency for the Contract No ASIA2003069-236. Food Agriculture Organization. 2004. Green, J.H. and A. Kramer. 1979. Food Processing Waste mana- gement. AVI Westport, CT. Hermayani, E., E. Santoso, T. Utami dan S. Rahardjo. 1996. Identi- fikasi bahaya kontaminas S. Aureus dan titik kendali kritis pada pengolahan produk daging ayam dalam usaha jasa boga. Agrotech, Majalah Ilmu dan Teknologi Pertanian 16 3 : 7-15. Jenie, B.S.L. dan W.P. Rahayu. 1990. Penanganan Limbah Industri Pangan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.