Bentuk Grafik Grafik merupakan data yang di-

Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 134 Struktur organisasi laboratorium dan tanggungjawab setiap personal yang sesuai dengan kompetensinya harus ditentukan dengan jelas. Struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan yang jelas dengan sendirinya memperlihatkan fungsi laboratorium dan hubungan dari setiap bagian dalam organisasi laboratorium. Personil harus memiliki kompetensi sesuai dengan pendidikan, pelatihan dan pengalamannya. Jumlah personil harus mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan dilaboratorium tepat waktu. Rekaman data kualifikasi pendidikan, pelatihan yang telah diikuti, pengalaman dan jabatan personil harus didokumentasikan. Salah satu persyaratan personil adalah harus mengetahui dan memahami teori dasar, teknik dan metode analisis, serta mengetahui dan faham dengan bekerjanya instrumen. Bagian terpenting dari GLP adalah persyaratan dan kewenangan dari kepala laboratorium. Kepala laboratorium bertanggungjawab langsung secara keseluruhan terhadap teknik pekerjaan laboratorium, menjamin penerimaan protokol analisis dari pengelola sponsor, laporan akurat dan sahih dari data percobaan, pelaporan keadaan tidak terduga, sistem uji telah sesuai persyaratan, semua peraturan GLP ditaati dan data diarsipkan dengan baik.

8.4. Pemeliharaan

Laboratorium Adapun ruang lingkup kegiatan pemeliharaan laboratorium antara lain mencakup pembersihan area kerja, pembersihan dan penyim- panan peralatan, memantau stok bahan dan metode pengujian. Laboratorium memiliki beberapa kelengkapan dasar yang harus dibersihkan secara rutin. Meja kerja merupakan kelengkapan dasar laboratorium. Meja ini se- baiknya terbuat dari bahan yang kuat, kedap air dan tahan bahan kimia. Bagian permukaan meja kerja halus dan rata sehingga mudah dibersihkan. Selain kondisi meja, pengaturan jarak antar meja juga perlu diper- hatikan. Jarak antar meja harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktivitas labo- ratorium. Laboratorium memiliki dua sistem pencahayaan, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami mengandalkan matahari sebagai sumber cahaya. Adapun pencahayaan buatan artifisial mengandalkan sinar lampu seba- gai sumber cahaya. Penentuan sistem pencahayaan yang digunakan tergantung dari Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 135 fungsi laboratorium. Laborato- rium yang digunakan untuk kultur mikroba akan menggunakan sis- tim pencahayaan buatan yang ti- dak terlalu terang tetapi konstan setiap saat. Ventilasi ruang kerja juga harus dibersihkan agar mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Ven- tilasi ada yang alami dan buatan. Ventilasi alami digunakan untuk ruangan luas dan terbuka. Ventilasi buatan digunakan untuk menciptakan sirkulasi udara di ruang tertutup. Volume aliran udara yang bergerak relatif kecil dibandingkan ventilasi alami. Un- tuk menciptakan aliran udara pa- da ventilasi tertutup digunakan exhauser atau blower. Temperatur dan kelembaban ru- angan laboratorium juga perlu di- kendalikan, terutama di ruang analisis dan ruang penyimpanan peralatan, bahan kimia, dan mi- kroba. Temperatur ruangan da- pat dikendalikan dengan meng- gunakan Air Condition AC. Sedangkan kelembaban udara dalam ruangan diatur dengan menggunakan humidifier . Energi yang dimiliki laboratorium bersumber dari Perusahaan Lis- trik Negara PLN. Besarnya daya listrik disesuaikan dengan besarnya aktivitas yang dilakukan di laboratorium. Untuk mecegah hal yang tidak diinginkan, labo- ratorium dilengkapi dengan gene- rator genset sebagai sumber energi alternatif. Air merupakan kebutuhan pokok yang menunjang seluruh kegiatan laboratorium. Kebutuhan air di- peroleh dari Perusahaan Air Minum PAM dan air sumur. Volume air yang harus disedia- kan disesuaikan dengan aktivitas laboratorium. Semua fasilitas yang terdapat di laboratorium harus dipelihara dan diperiksa secara rutin. Pemerik- saan rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali. Pemeliharaan labo- ratorium ditujukan untuk mem- berikan rasa nyaman, tenang dan tertib. Untuk meningkatkan mutu labo- ratorium, diperlukan pengaturan akses ke dalam ruangan labo- ratorium. Ada ruang dengan ak- ses bebas dan ada ruang dengan akses terbatas. Penentuan ruang dengan akses terbatas ditujukan untuk mening- katkan keamanan dan keraha- siaan sampel dan data hasil pe- ngujian.

8.4.1 Pembersihan area kerja Pembersihan area kerja labora-

torium harus dilakukan agar ba- han pangan yang akan diuji di laboratorium tidak mengalami pencemaran, baik secara fisik, kimiawi, atau biologis. Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 136 Pembersihan area kerja dilaku- kan berdasarkan prinsip-prinsip SSOP Bab VI dalam buku ini agar area kerja terbebas dari sumber kontaminan. Pembersi- han area kerja laboratorium dila- kukan dengan menggunakan zat pembersih yang sesuai. Untuk pengujian bahan pangan, zat pembersih yang digunakan harus mampu berperan sebagai sterili- sator dan tidak memiliki aroma yang kuat. Penggunaan zat pem- bersih yang beraroma tidak di- sarankan mengingat beberapa bahan pangan mampu menyerap aroma tersebut. Senyawa kimia yang tumpah ha- rus ditangani secara cermat agar tidak membahayakan. Pena- nganan bahan kimia tersebut ha- rus berdasarkan prosesur SSOP, terutama untuk senyawa kimia beracun, mudah terbakar atau mudah meledak. Sama halnya seperti senyawa kimia yang tumpah, penanganan bahan kimia sisa atau limbah la- boratorium harus dilaksanakan sesuai prosedur, terutama untuk senyawa berbahaya karena da- pat menimbulkan keracunan, ke- bakaran, ledakan, atau menyum- bat saluran air. Bahan sisa harus ditangani seca- ra baik agar tidak menimbulkan masalah. Penanganan bahan ki- mia sisa dapat dilakukan dengan cara : a. Pengenceran. Pengenceran banyak dilakukan untuk me- nangani bahan kimia ber- bentuk cair dan gas. Bahan kimia yang sudah encer se- lanjutnya dapat dibuang ke sistem saluran pembuangan air. Apabila tidak larut dalam air, sisabekas limbah ditam- pung dalam botol berlabel dan jangan dibuang ke sistem saluran air. Sejumlah perta- nyaan yang perlu dijawab bila akan melakukan penanganan bahan kimia dengan pengen- ceran, adalah : 1 apakah bahan tersebut meracuni tum- buhan atau binatang?; 2 da- patkan bahan kimia tersebut diencerkan?; 3 Apakah ba- han kimia tersebut dapat ber- campur dengan air; dan 4 apakah bahan tersebut ber- ubah jika diencerkan. Jika ja- waban yang ada memberikan kepuasan bagi semua pihak maka penanganan bahan sisa bekas dengan pengenceran merupakan salah satu cara penanganan yang baik. b. Penggunaan senyawa kimia- wi. Penerapan prinsip-prinsip kimiawi sering dilakukan un- tuk menangani bahan sisa bekas sehingga tidak menim- bulkan bahaya atau menye- babkan terjadinya banjir aki- bat penyumbatan. Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam aktivitas penanganan bahan sisa bekas dan dapat digunakan untuk menghan-