Perkembangan Status ANALISIS BAHAYA

Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 85 sistem, penerapan dan verifikasi- nya. Pemahaman para anggota tim HACCP terhadap konsep- konsep tersebut HACCP akan membantu penerimaan sistim HACCP dengan akurasi lebih baik dalam sistem HACCP da- lam usaha pengolahan pangan.

7.4. Tujuan HACCP

Penerapan HACCP adalah untuk menunjukkan letak potensi bahaya yang berasal dari bahan pangan dengan tujuan melin- dungi kesehatan konsumen. Letak potensi bahaya berhubu- ngan dengan jenis bahan pangan yang diolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, HACCP harus menjadi dasar analisis potensi bahaya dan ditujukan untuk pencegahan, penghilangan atau pengurangan potensi bahaya keamanan pangan hingga ke tingkat yang dapat diterima konsumen.

7.5. Pelaksanaan HACCP

Penerapan HACCP dapat dilak- sanakan apabila telah melaksa- nakan kelayakan dasar yang meliputi : a cara berproduksi yang baik dan b penerapan sanitasi. HACCP pertama kali diterapkan pada makanan oleh Pillsbury Company sebagai bagian dalam upaya menghasilkan makanan bagi program ruang angkasa. Dapat dibayangkan bagaimana seriusnya apabila astronot mendapatkan makanan busuk di ruang angkasa. Jadi Pillsbury mengembangkan sistim untuk menduga dan mencegah masa- lah yang dapat mempengaruhi keamanan pangan selama pe- ngolahan dan penanganan. Sistim HACCP mampu meng- identifikasi masalah-masalah po- tensial dalam keamanan pangan dan membuat metode untuk mengendalikan setiap bahaya yang mungkin. Dengan demikian pengujian keamanan makanan tidak perlu dilakukan, karena sistem HACCP telah mencegah masalah keamanan pangan. Catatan mengenai hasil pelak- sanaan HACCP dibuat untuk memastikan pekerjaan pengon- trolan. HACCP tidak mengatasi timbul- nya masalah tetapi mencegah- nya. Upaya pencegahan dapat dilihat dari pemisahan antara bahan baku dengan produk akhir selama penyimpanan, penggu- naan sumber air yang berserti- fikat, kalibrasi timbangan dan penggunaan truk yang memiliki fasilitas pendingin. Dengan penerapan HACCP memungkinkan memprediksi po- tensi bahaya dan mencegahnya sebelum terjadi. Potensi bahaya tidak boleh ditentukan berda- sarkan hanya dari hasil peme- riksaan rutin pada bagian tertentu dan mengontrol potensi bahaya. Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 86 Prinsip utama dari pelaksanaan HACCP adalah menganalisis ba- haya dan menentukan titik kritis dari bahaya tersebut, sehingga dapat diambil tindakan pencega- hannya. Ada dua belas tahapan pelaksanaan HACCP yang dapat dibagi dua tahap, yaitu lima tahapan pertama merupakan tahap persiapan dan 7 tahap berikutnya adalah tahap analisis. Adapun tahapan pelaksanaan HACCP tersebut adalah : Tahap- an 1 : Menyusun tim HACCP; Tahapan 2 : Mendes-kripsikan produk; Tahapan 3 : Mengidenti- fikasi tujuan penggunaan produk; Tahapan 4 : Menyusun alur proses; Tahapan 5 : Mengkonfir- masi alur proses di lapang; Tahapan 6 : Menyusun daftar yang memuat semua potensi bahaya yang berhubungan pada masing-masing tahapan, melaku- kan analisis potensi bahaya dan mencari cara untuk mengendali- kan potensi bahaya yang telah diidentifikasi; Tahapan 7 : Me- nentukan titik-titik pengendalian kritis CCP; Tahapan 8 : Menentukan batas-batas kritis untuk masing-masing CCP; Tahapan 9 : Menentukan suatu sistem pengawasan untuk ma- sing-masing CCP; Tahapan 10 : Menentukan upaya-upaya perba- ikan; Tahapan 11 : Menyusun prosedur verifikasi; Tahapan 12 : Menyusun dokumentasi dan pe- nyimpanan catatan.

7.5.1. Tahap Persiapan dan Pelaksanaan HACCP

Tahapan yang dilakukan dalam persiapan penerapan HACCP adalah :

7.5.1.1 Menyusun tim HACCP

Tim ini harus dipilih oleh pihak manajemen komitmen pihak manajemen adalah syarat paling awal yang harus ada untuk mensukseskan penerapan pro- gram HACCP. Tahap ini meli- puti kegiatan perencanaan peng- organisasian, dan pengidentifi- kasian sumber-sumber daya. Untuk memformalkan tim, dise- diakan dokumen pembentukan tim Gambar 7.1 Dalam pembentukan tim HACCP harus dijamin bahwa personil dengan pengetahuan dan keahlian spesifik produk tertentu cukup tersedia. Tim HACCP terdiri dari personil yang bertang- gungjawab dan terlibat langsung dalam unit proses. Dengan berlandaskan pengeta- huan yang memadai tentang HACCP, tim ini merancang pro- gram yang akan dilaksanakan. Apabila dalam pembuatan pro- gram ini timbul masalah yang tidak dapat diselesaikan, tim ini dapat meminta saran dari tenaga ahli di luar tim. Dalam pembentukan tim HACCP ini harus diidentifikasi juga ling- kupnya. Lingkup tersebut harus menggambarkan segmen mana saja dari alur proses yang terlibat dan penjenjangan secara umum