Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan
64
1 2 3
4 4. Penyiangan
bahan baku Membuang
sumber penye- bab kemun-
duran mutu Dicuci dalam air mengalir, bersih,
dan sudah didinginkan 0 – 5
o
C
5. Pencucian 2 Membuang
sisa sumber penyebab
kemunduran mutu dan
kotoran lainnya Dicuci dalam air mengalir,
bersih, dan sudah didinginkan 0 – 5
o
C
6. Penirisan Membuang
si- sa air pencu-
cian dari bagi- an daging ikan
Disimpan pada alat pengetos dan diletakan pada ruang dingin
yang memiliki aliran udara
7. Pendinginan Menurunkan suhu tubuh
ikan untuk menghambat
atau menghen- tikan aktivitas
mikroba pem- busuk dan en-
zim proteolitik Menurunkan suhu ikan hingga
mencapai 4
o
C
8. Pengemasan Mencegah terjadinya
kontaminasi silang
Ikan disimpan pada piring stirofom dan kemudian dikemas
dengan cling wrap
. 9. Pelabelan
Memberikan informasi
kepada konsumen
Kemasan diberi label sesuai dengan jenis produk
Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 65
BAB VI PROSEDUR STANDAR
OPERASI SANITASI
Standard Sanitation Operational Procedure SSOP adalah suatu
prosedur standar operasi sanitasi yang harus dipenuhi oleh pro-
dusen untuk mencegah terja- dinya kontaminasi terhadap ba-
han pangan. Kontaminasi dapat didefinisikan sebagai pencemar-
an yang disebabkan oleh unsur dari luar, baik berupa benda
asing maupun mahluk asing. Mahluk hidup yang sering menye-
babkan pencemaran adalah mi- kroba, protozoa, cacing, se-
rangga, dan tikus.
Kontaminasi bahan pangan dapat terjadi sebelum bahan pangan di-
panen atau ditangkap. Setelah bahan pangan dipanen atau di-
tangkap, proses kontaminasi da- pat berlangsung disetiap tahapan
penanganan, pengolahan hingga bahan pangan dikonsumsi oleh
konsumen.
Kontaminasi bahan pangan dapat terjadi karena bahan pangan me-
rupakan media yang baik bagi mikroba. Sebagian besar unsur
yang terdapat di dalam bahan pangan merupakan unsur yang
dibutuhkan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang.
Kontaminasi juga dapat terjadi karena bahan pangan bersentuh-
an dengan sumber kontaminasi yang ada pada tubuh hewan.
Selama penanganan, bagian da- ging yang bersinggunan dengan
saluran pencernaan atau kulit akan mengalami kontaminasi ka-
rena keduanya merupakan sum- ber pencemar. Kulit dan saluran
pencernaan merupakan sumber utama mikroba.
Akibat yang timbulkan oleh ter- jadinya kontaminasi adalah ba-
han pangan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi, masa simpan
menjadi terbatas, dan mengalami susut bobot, mutu, kesehatan,
ekonomis, maupun sosial.
Untuk mencegah terjadinya keru- gian tersebut di atas, sebaiknya
pemilihan bahan pangan harus memperhatikan tingkat kesegar-
annya, lokasi tempat asal bahan pangan tersebut, dan hindari pe-
milihan bahan pangan yang be- racun atau tercemar.
Untuk mencegah pencemaran bahan pangan, produsen harus
memperhatikan sanitasi lingkung- an. Ada beberapa komponen
yang harus diperhatikan dalam
Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 66
melaksanakan sanitasi lingkung- an, yaitu :
6.1 Pasokan air dan es Air merupakan komponen penting
dalam industri pangan. Air dapat membersihkan kontaminan dari
bahan pangan, namun air yang tidak bersih dapat menyebabkan
kontaminasi pada bahan pangan. Air sebagai media pembersih ha-
rus bersih. Adapun yang dimak- sud dengan air bersih adalah air
yang bebas dari mikroba patogen dan sumber pencemar lainnya.
Hindari penggunaan sedikit air untuk mencuci banyak ikan
Gambar 6.1. Sebaiknya guna- kan air bersih yang mengalir agar
kotoran dari bahan pangan sebe- lumnya tidak mencemari bahan
pangan yang dicuci kemudian.
Gambar 6.1. Penggunaan air dalam jumlah terbatas
untuk mencuci ikan dapat menjadi sumber
kontaminasi Pada industri pangan, juga dibu-
tuhkan es untuk menurunkan suhu. Hal ini disebabkan bahan
baku pangan relatif mudah me- ngalami proses penurunan mutu.
Sebagai bahan baku dalam pem- buatan es atau sebagai bahan
baku pangan, air harus bebas dari coliform dan sumber pence-
mar lainnya. Sumber air bagi in- dustri pangan dapat berasal dari
Perusahaan Air Minum PAM, sumur, atau air laut. Untuk
menjamin kebersihan air tersebut perlu dilakukan monitoring secara
berkala setiap 6 bulan. 6.2 Peralatan dan pakaian
kerja
Peralatan dan pakaian kerja yang digunakan oleh pekerja dalam
menangani atau mengolah bahan pangan dapat menjadi sumber
kontaminasi. Peralatan yang kontak langsung dengan bahan
atau produk pangan harus mudah dibersihkan, tahan karat korosi,
tidak merusak, dan tidak bereaksi dengan bahan pangan Gambar
6.2. Peralatan harus dicuci dengan air
hangat untuk menghilangkan la- pisan lemak dan kemudian bilas
dengan air bersih. Setelah ke- ring, lanjutkan dengan proses
sterilisasi. Untuk proses sterili- sasi peralatan dapat digunakan
air dengan kandungan klorin ber- kisar 100–150 ppm. Untuk men-
cegah terjadinya kontaminasi ulang, peralatan yang sudah di-
Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 67
cuci harus ditiriskan dan disimpan di tempat yang bersih.
Gambar 6.2. Peralatan dan pakai- an kerja yang dikenakan
memberikan jaminan bah- an pangan yang dihasilkan
lebih bersih
Sumber : www.fish-processing.com
Peralatan yang digunakan untuk membersihkan peralatan pengo-
lah dan mendesinfeksinya seba- iknya tersedia dalam jumlah me-
madai. Forklift dan peralatan yang digunakan untuk memin-
dahkan bahan pangan harus dijaga kebersihannya setiap saat.
Berbagai bahan yang digunakan sebagai pelumas peralatan atau
mesin pengolah dan berbagai bahan kimia untuk membersihkan
dan mendesinfeksi harus diberi label yang jelas. Hal ini untuk
mencegah terjadinya kesalahan dalam penggunaan.
Pakaian kerja yang digunakan dalam industri pangan harus
dijamin kebersihannya. Pakaian kerja meliputi sepatu boot, jas
kerja, sarung tangan, masker, dan tutup rambut. Agar terjamin
kebersihannya, pakaian kerja harus dicuci setiap hari oleh peru-
sahaan. Pakaian kerja yang te- lah dicuci disimpan di tempat ber-
sih. Sepatu dicuci dan disikat sampai bersih. Air yang diguna-
kan untuk mencuci sepatu adalah air yang mengandung klorin ber-
kadar 150 ppm. 6.3 Pencegahan kontaminasi
silang
Kontaminasi silang adalah konta- minasi yang terjadi karena ada-
nya kontak langsung atau tidak langsung antara bahan pangan
yang sudah bersih dengan bahan pangan yang masih kotor. Kon-
taminasi silang dapat terjadi dalam industri pangan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi terja- dinya proses kontaminasi silang
adalah : 6.3.1 Konstruksi, disain dan
lay out pabrik pangan
Konstruksi, disain bangunan, dan lay out pabrik pangan dapat men-
jadi penyebab kontaminasi silang bahan pangan. Bangunan industri
pangan akan mempengaruhi pe- nempatan sarana dan prasarana
yang digunakan. Fasilitas untuk penerimaan bahan
pangan harus selalu dalam ke- adaan bersih, bebas dari kerikil
Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 68
atau bahan lain yang dapat digunakan oleh serangga dan
hama untuk tinggal. Fasilitas penerimaan sebaiknya ditutup
dengan aspal, semen atau bahan lainnya dan dilengkapi dengan
drainase yang memadai. Untuk mencegah terjadinya kon-
taminasi silang, penempatan sa- rana dan prasaranan di ruangan
penangan atau pengolahan harus dapat memisahkan alur antara
bahan yang belum bersih dengan alur bahan yang sudah bersih.
Pemisahan tersebut harus cukup berjauhan untuk menghindari
kemungkinkan terjadinya kontak Gambar 6.3.
Gambar 6.3. Alur proses ikan yang berbeda antara pintu masuk