Luka Adanya Benda Asing

Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 33 Gambar 3.6. Proses autolisis yang berlangsung lama dicirikan dengan tidak kembalinya daging ke posisi semula Proses autolisis dapat dipenga- ruhi oleh kondisi lingkungan di sekelilingnya. Suhu yang tinggi akan mempercepat proses auto- lisis ikan yang tidak diberi es Gambar 3.7. Gambar 3.7. Cahaya matahari dapat mempercepat proses autolisis

3.2.2 Oksidasi

Ikan termasuk salah satu bahan pangan yang banyak mengan- dung lemak, terutama lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh adalah lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai utamanya. Lemak demikian ber-sifat tidak stabil dan cenderung mudah bereaksi. Lemak pada ikan didominasi oleh lemak tidak jenuh berantai panjang Polyun- saturated fatty acid PUFA. Produk tanaman yang diketahui mengandung lemak tinggi cukup banyak, seperti kelapa, kelapa sawit, bunga matahari, wijen, jagung. Pada ternak, kandung- an lemak dapat diketahui dari banyaknya gajih pada daging. Selama penyimpanan, lemak tidak jenuh akan mengalami proses oksidasi sehingga terbentuk senyawa peroksida. Peristiwa yang sama dapat terjadi pada bahan pangan yang mengandung susu atau santan. 3.2.3 Browning Bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat adalah produk nabati. Kandungan kar- bohidrat pada produk perikanan sekitar 1 persen, kecuali pada jenis kerang-kerangan yang da- pat mencapai 10 persen. Selama proses pengolahan, kar- bohidrat akan mengalami proses perubahan warna. Karbohidrat yang semula berwarna keputih- Pengawasan Mutu Bahan Produk Pangan 34 an cenderung berubah menjadi kecoklatan. Proses perubahan ini lebih dikenal sebagai reaksi browning. Reaksi browning terdiri dari em- pat tipe, yaitu reaksi Maillard, karamelisasi, oksidasi vitamin C asam askorbat, dan pencoklat- an fenolase. Tiga yang pertama merupakan kelompok reaksi non enzimatis, sedangkan yang ter- akhir adalah reaksi enzimatis. Reaksi Maillard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik. Rekasi ini terjadi karena kondensasi gugus amino dan senyawa reduksi menghasilkan perubahan kompleks. Reaksi Maillard terjadi bila bahan pangan mengalami pemanasan atau penyimpanan. Kebanyakan efek dari reaksi Maillard memang diharapkan, seperti aroma karamel, warna coklat keemasan pada roti. Namun beberapa reaksi Maillard yang menyebabkan warna kehitaman atau bau tidak sedap pada makanan memang tidak diharapkan. Perubahan warna pada baso ikan yang memiliki warna spesifik putih bersih dan bakso udang yang berwarna merah muda memang tidak diharapkan. Efek browning yang terjadi pada daging berwarna merah relatif tidak terlihat. Gambar 3.8. Reaksi pencoklatan pada bahan pangan yang mengandung gula Sumber : www.landfood.ubc.ca. Reaksi enzimatis umumnya ter- jadi pada permukaan buah dan sayuran yang mengalami penya- yatan. Pada permukaan sayat- an, terjadi perubahan warna menjadi kecoklatan karena ber- langsung oksidasi fenol menjadi ortokuin yang selanjutnya secara cepat akan mengalami polimeri- sasi membentuk pigmen coklat atau melanin. 3.2.4 Senyawa Kimia Pencemar Pengertian mengenai senyawa kimia pencemar adalah senyawa kimia yang terkandung dalam bahan pangan, baik secara alami maupun sengaja ditam-bahkan Tabel 3.2. Senyawa kimia pencemar dapat berupa senyawa alami maupun sintetis. Keberadaan senyawa kimia pen- cemar dalam bahan pangan dapat mempengaruhi rasa dan