Karakteristik Subjek Hasil Penelitian Satriya

94 gerakan yang ada di jathilan. Intensitas bermain tablet, dilakukan setiap hari setelah pulang sekolah sampai Satriya akan kembali tidur. Orang tua Satriya menjelaskan, fasilitas teknologi informasi yang diberikan dapat membuatnya lebih tenang, dan tidak keluar rumah. Orang tua angkatnya tegas dan tidak mengizinkan Satriya keluar rumah tanpa pengawasan. Menurut bapak, Satriya tidak boleh keluar rumah, karena dapat membahayakan bagi kesehatannya dan dapat mengganggu tetangga. Walaupun demikian, Satriya selalu mencari jalan untuk keluar rumah.

b. Deskripsi Karya

Sebagaimana dua subjek lain, Satriya juga membuat karya dengan panel- panel yang mengungkapkan sebuah rangkaian cerita. Dibandingkan dengan Alvin dan Hafidz, saat diminta mengambar Satriya mampu membuat sepuluh panel lukisan dengan judul dan tema yang berbeda. Sepuluh panel tersebut dikerjakan secara berurutan, selama sekitar 3 jam. Proses melukis dilakukannya sambil menceritakan arti setiap karya. Satriya memberikan penomoran pada setiap panel lukisannya. Sepuluh panel karya yang dibuat berurutan mengekspresikan sebuah cerita yang utuh, walaupun terjadi lompatan waktu, tempat, dan peristiwa. Cerita dari sepeluh panel karya tersebut adalah Satriya memiliki lampion K1. Satriya mengikuti takbiran dengan membawa lampion K2. Satriya menangis, karena tidak ingin pergi ke Rumah Sakit K3. Satriya ingin jalan-jalan K4. Satriya pergi ke alun-alun K5. Permainan di alun-alun K6. Keluarga Satriya K7. Palu untuk memukul paku K8. Satriya ingin jalan-jalan K9. 95 Satriya sedih, karena tidak dapat keluar rumah K10. Detail dari sepuluh panel karya Satriya, dideskripsikan sebagai berikut: 1 Karya 1 Satriya Gambar XV:Judul: “Lampion.” Karya: Satriya Sumber: Dokumen Pribadi, 2016 Panel lukisan pertama berjudul “Lampion.” Tema dari lukisan tersebut adalah rekreasi, menggambarkan bentuk lingkaran yang memiliki pola. Lukisan tersebut mengungkapkan pengalaman Satriya yang pernah dialaminya, yaitu memiliki lampion. Ekspresi bentuk pada lukisan adalah lingkaran yang memiliki pola, garis vertikal, dan angka satu. Ekspresi garis menggambarkan seluruh bentuk pada objek lukisan. Komposisi bentuk dominan berada di sebelah atas, sehingga pada bawah terlihat lebih kosong. Diceritakan oleh Satriya, lukisan ini menceritakan perasaan Satriya yang senang karena memiliki lampion yang dapat menyala. 96 Lampion tersebut digunakan Satriya saat takbiran. Ekspresi bentuk lingkaran yang disusun membentuk pola kapal, ekpresi bentuk garis vertikal menggambarkan pegangan pada lampu lampion, dan angka yang dituliskan untuk memberi keterangan urutan cerita tanggal 15 Maret 2016. Warna hitam diekspresikan pada lukisan, untuk menggambarkan seluruh bentuk objek. Hasil wawancara dengan Satriya tanggal 15 Maret 2016, lukisan tidak diberi warna, karena bentuk yang ada sudah mengekspresikan perasaannya. Tipe lukisan adalah haptic. Karya tersebut dilukiskan oleh satriya berdasarkan imajinasinya sendiri, untuk mengungkapkan bentuk lampion yang pernah dimilikinya. Sifat lukisan naratif, karena bentuk objek mengungkapkan seluruh imajinasi Satriya tentang lampion yang digunakannya saat takbiran. Perkembangan lukisann berada pada masa pra bagan. Pada masa prabagan anak sudah dapat menggoreskan dengan lebih terkendali, sehingga garis coreng moreng berkurang. Satriya menggambarkan bentuk berupa bagan dan diekspresikan sesuai dengan imajinasinya.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PRECISION READING PADA ANAK BERGANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN (GPP) DALAM MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian.

0 3 15

Pengaruh Konsumsi DHA terhadap Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Usia 3 - 6 Tahun.

2 7 17

Pelatihan Divided Attention Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

1 1 1

Rancangan Modul Peningkatan Selective Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Selective Attention Melalui Permainan "Kumpulkan Bola Merah" Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)

1 8 15

Studi Tentang Rancangan dan Uji Coba Pelatihan Peningkatan Kemampuan Menpertahankan Perhatian (PKMP) pada Anak usia 9-10 tahun yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

0 0 2

Pelatihan Pengendalian Gerak Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas.

0 2 12

Rancangan Modul Peningkatan Sustained Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Sustained Attention Melalui Media Kartu Merah dan Hitam pada Anak Usia 10 Tahun yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhat

0 2 15

Rancangan Modul Peningkatan Sustained Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Uji Coba Modul Peningkatan Sustained Attention Melalui Permainan "Pemburu Nyamuk" Pada Anak Usia 8-9 Tahun (kelas 3 SD) yang Mengalami Gangguan Pemusatan

0 2 13

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK YANG TERDETEKSI DINI MENGALAMI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) DI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SE-DESA HEGARMANAH.

1 1 2

Studi Komparasi Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Prasekolah Di Tk Pkk Pundong Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 18