146 sendiri.  Hiperaktif  menyebabkan  bentuk  objek  pada  lukisan  tidak  diberi  warna,
karena dia lebih senang mengungkapkan dengan ekspresi garis. 2
Hafidz  : warna yang diekspresikan adalah  hitam, merah, krem, ungu, biru, hijau,  kuning,  dan  abu-abu.  Walaupun  Hafidz  masih  memiliki  ciri  inatensi  dan
hiperaktif,  arti  warna  tersebut  menunjukkan  bahwa  dia  sudah  memiliki  kontrol emosi dan perhatian yang lebih baik.
3 Satriya  : warna kuning, merah, ungu, dan hitam dominan mengekspresikan
perasaannya  dalam  lukisan.  Arti  warna  tersebut  menunjukkan  bahwa  Satriya masih  sering  merasa  cemas,  memiliki  agresifitas  yang  tinggi  dan  sulit  untuk
mengkontrol  emosi.  Inatensi  juga  mempengaruhi  hasil  warna  yang  kurang harmonis  pada  lukisannya.  Sedangkan  hiperaktif,  menyebababkan  Satriya
menggunakan beberapa warna untuk menggambarkan ekspresi garis pada objek.
d. Tipe
Tipe lukisan ketiga subjek penelitian dideskripsikan sebagai berikut: 1
Alvin  :  lukisan  Alvin  bertipe  haptic,  karena  dia  mengungkapkan  bentuk dan warna pada lukisan berdasarkan imajinasinya sendiri. Bentuk dan warna yang
diekspresikan memiliki makna didalamnya. Inatensi dan hiperaktif mempengaruhi Alvin  mengungkpkan  perasaannya  ke  beberapa  panel  karya,  sehingga  sifat
lukisannya adalah narrative continuous. 2
Hafidz  :  tipe  lukisan  Hafidz  adalah  haptic,  karena  bentuk  dan  warna diekspresikan  berdasarkan  imajinasinya.  Inatensi  dan  hiperaktif  mempegaruhi
karya  yang diekspresikan dengan dua panel  lukisan. Sifat dari dua panel  lukisan tersebut adalah narrative continuous.
147 3
Satriya  :  lukisan  Satriya  bertipe  haptic,  karena  dia  lebih  mengungkapkan imajinasinya  dalam  lukisan.  Inatensi  membuat  Satriya  mengungkapkan  bentuk
dan  warna  sesuai  dengan  pandangannya  sendiri,  selain  itu  tema  yang  berbeda diungkapkan pada sepuluh panel lukisan. Sedangkan hiperaktif, membuat goresan
kurang  terkendali  untuk  mengungkapkan  imajinasinya  ke  dalam  sepuluh  panel karya.
2. Perkembangan Lukisan
Lukisan mereka dapat diidentifikasi dengan meminjam teori psikologi dan perkembangan  lukisan  anak.  Perkembangan  lukisan  Alvin,  Hafidz,  dan  Satriya
dideskripsikan sebagai berikut: a.
Alvin  :  bentuk  dan  warna  yang  dieksprikan  menunjukkan  bahwa perkembangan  lukisannya  berada  pada  masa  pra  bagan.  Alvin  mengekspresikan
seluruh  bentuk  objek  dengan  gambar  global.  Bentuk  manusia  diekspresikan dengan gambar manusia batang.
b. Hafidz  :  perkembangan  lukisannya  berada  pada  masa  pra  bagan,  yang
terlihat dari bentuk dan warna pada lukisannya.  Bentuk objek digambarkan secara global, dan manusia batang diekspresikan pada lukisan.
c. Satriya  : perkembangan lukisan Satriya dilihat dari bentuk dan warna  yang
diekspresikannya berada pada masa pra bagan. Bentuk objek diekspresikan secara global  sesuai  dengan  kemampuan  motoriknya,  dan  manusia  berupa  bagan
digambarkan pada lukisan.
148
B. Saran
Berdasarkan  kesimpulan  dari  hasil  penelitian  bahwa  anak  usia  7-9  tahun penderita  GPPH  perkembangan  lukisannya  masuk  dalam  masa  pra  bagan,  untuk
itu disarankan:
1. Bagi pendidik
a. Pendidik  perlu  memahami  karakter  anak  hiperaktif  agar  tidak  salah  dalam
mendidik dan memberi pengarahan. b.
Pendidik sebaiknya  memiliki kesabaran  yang  lebih ketika  menghadapi anak hiperaktif dalam belajar melukis.
c. Pendidik  seharusnya  membiarkan anak  bersosialisasi dengan  lingkungannya
tetapi masih dalam pengawasan. d.
Pendidik  hendaknya  memberikan  kebebasan  anak  penderita  GPPH berekspresi sesuai dengan minat dan bakatnya.
2. Bagi Orang Tua
Berdasarkan  kesimpulan  hasil  penelitian  anak  usia  7-9  tahun  penderita GPPH ada kemunduran perkembangan psikologisnya, untuk itu:
a. Orang  tua  sebaiknya  mendidik  anak  dengan  sabar  dan  tegas  tanpa  melukai
anak. b.
Orang  tua  sebaiknya  memberi  kebebasan  anak  bersosialisasi  dengan  teman sebayanya  walaupun  masih  dalam  pengawasan  agar  anak  tidak  melukai  diri
sendiri maupun  temannya. c.
Orang tua hendaknya  mengarahkan anak sesuai  dengan minat dan bakatnya agar anak dapat mengembangkan talenta yang mereka miliki.