7 mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi, karena proses
kognitifnya tidak lagi egosentrisme, dan lebih logis.
3. Perkembangan Bahasa Anak Usia 7-9 Tahun
Anak usia 7-9 tahun juga mengalami perkembangan dalam hal bahasa. Menurut Izzaty 2008: 107, perkembangan bahasa pada anak usia 7-9 tahun anak
lebih baik kemampuannya dalam memahami dan menginterpresentasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada
perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Belajar membaca dan menulis
membebaskan anak-anak dari keterbatasan untuk berkomunikasi langsung.
Perkembangan bahasa anak usia 7-9 tahun juga mempengaruhi bagaimana kemampuan berkomunikasi. Menurut Izzaty 2008: 109, bertambahnya kosa kata
yang berasal dari berbagai sumber menyebabkan semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak. Pada tahap usia ini anak bicara lebih terkendali dan
terseleksi.
4. Perkembangan Moral Anak Usia 7-9 Tahun
Pada usia 7-9 tahun anak memiliki enam tahap perkembangan moral. Hal tersebut diperkuat dengan teori Izzaty 2008: 110, yang menyatakan adanya enam
tahap perkembangan moral. Keenam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan:
8
a. Pra-konvensional
Pada tahap ini anak peka terhadap pertauran-peraturan yang berlatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik buruk, benar-salah tetapi anak
mengartikannya dari sudut akibat suatu tindakan. b.
Konvensional
Pada tahap konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai sesuatu yang berharga pada dirinya sendiri, anak
tidak peduli apapun akan akibat-akibat langsung yang terjadi. c.
Pasca konvensional
Pada tahap pasca-konvensional ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat
dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang memegang prinsip- prinsip tersebut terlepas apakah individu yang bersangkutan termasuk kelompok
itu atau tidak.
5. Perkembangan Emosi Anak Usia 7-9 Tahun
Seiap anak memiliki peran yang penting dalam mengatur emosinya. Menurut Izzaty 2008: 111, emosi memainkan peran yang penting dalam
kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang. Sering dan kuatnya emosi anak akan
merugikan penyesuaian sosial anak. Seorang anak dengan kondisi keluarga yang kurang atau tidak bahagia, rasa rendah diri, memungkinkan terjadinya
tekanan perasaan atau emosi.
9
B. Anak Penderita Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktif
GPPH
Pada penelitian ini peneliti mengambil teori dari bidang ilmu psikologi tentang anak yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktif
GPPH. Teori tersebut menjadi landasan untuk mengetahui tema, bentuk, warna, tipe, dan perkembangan lukisan anak usia 7-9 tahun penderita GPPH.
1. Pengertian Anak GPPH
Mendefinisikan anak GPPH tentunya berbeda dengan anak normal lainnya, karena memiliki ciri khusus. Gangguan Pemusatan Perhatian dengan
Hiperaktif GPPH, sering juga disebut sebagai Attantion Deficit Hiperactivity Disorder ADHD. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiarmin 2007:
“ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder, Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity =
hiperaktif, dan Disorder = gangguan. Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif.”
Menurut Sugiarman dalam Dayu, 2013: 29 bahwa secara umum ADHD atau yang sering disebut dalam bahasa Indonesia GPPH adalah kondisi ketika
seseorang memperlihatkan gejala-gejala kurang konsentrasi, hiperkatif, dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian besar aktivitas
hidup mereka. Barkley dalam P. Dayu 2013: 29 mendefinisikan: “ADHD sebagai sebuah gangguan ketika respon terhalang dan
mengalami disfungsi pelaksana yang mengarah pada kurangnya pengaturan diri, lemahnya kemampuan mengatur perilaku untuk tujuan
sekarang dan masa depan, serta sulit beradptasi secara sosial dan perilaku dengan tuntutan lingkungan.”
Seseorang penderita ADHD atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai GPPH Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktif merupakan