Fungsi Gambar bagi Anak Tema Karya Seni Rupa Anak

22 d. Keinginan anak, seperti meminta berkunjung ke rumah saudara, alat mainan kesenangan balon, sepeda, dll. e. Pikiran masa depan cita-cita. f. Apa yang pernah anak lihat dalam peristiwa sekejap melihat film di televisi. g. Imajinasi h. Cerita kepahlawanan atau wiracarita heroik. Tema-tema yang muncul dari anak sebenarnya sangat bergantung dari faktor yang mempengaruhinya, menurut Pamadhi 2012: 172 diantaranya: a. Tingkat kemampuan berpikir atau kecerdasannya b. Sesuai dengan kemampuan gerakan otot yang senang mengalami pertumbuhan kuantitatif c. Sesuai dengan perkembangan usia mental dan pengetahuannya d. Media yang dia inginkan dan hasratnya.

4. Ciri Umum Lukisan Anak

Anak memiliki ciri khusus dalam melukisn untuk mengungkapkan imajinasi dan perasaannya. Menurut Pamadhi 2012: 173, anak melukiskan kejadian sehari-hari seperti: 1 wiracrita heroisme yaitu lukisan yang menggambarkan cerita kepahlawanan, kepatriotan. 2 gaya dekoratif; walaupun sebenarnya gaya ini sulit diidentifikasi karena tipe anak sendiri juga berbeda-beda interesnya. 23

a. Tipe Lukisan Anak

Lukisan anak memiliki tipe tersendiri. Menurut Pamadhi 2012: 180, anak memiliki tiga tipe lukisan di dalam karyanya yaitu: 1 Haptic Tipe haptic adalah jenis karya gambar anak yang lebih cenderung mengungkapkan rasa daripada pikiran emotional motivation, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk ekspresif yang sulit diketahui maksud sesungguhnya. 2 Non-Haptic Tipe non haptic cenderung mendapat pengaruh dari intellectual motivation. Figure dan alur cerita tampak jelas. Pikiran anak dapat dibaca dalam gambar dan bentuk mudah dikenali maksudnya. 3 Willing Type Willing berarti harapan, maka istilah willing type merujuk makna tipe seseorang yang mengharapkan akan sesuatu. Tipe harapan dalam gambar anak ditunjukkan oleh tema yang diangkat dalam materi pokok gambar berupa ungkapan harapan anak terhadap keinginan, cita-cita atau yang lain.

b. Sifat Lukisan Anak

Selain tipe lukisan, pada lukisan anak terdapat sifat-sifatnya tersendiri. Soestayo 1994: 32-33, menjelaskan bahwa sifat lukisan anak-anak adalah sebagai berikut: 24 1 Ideografisme Lukisan anak merupakan ekspresi berdasarkan pengertian dan logika anak. Contoh: anak melukis manusia dari samping dengan memberi dua mata karena menurut pandangan anak, manusia memiliki dua mata. 2 Steorotif atau otomatisme Gejela umum penggambaran bentuk benda secara berulang-ulang dengan ukuran yang monoton. Contoh: figure manusia yang diulang dalam bentuk yang sama dengan warna yang berbeda. 3 Gejala finalitas Penggambaran suatu peristiwa yang sedang terjadi divisualisasikan dengan membuat objek gambar yang diulang. Objek gambar tidak semua bagian atau anggota badan dilukis oleh anak, karena hanya bagian penting yang akan divisualisasikan. Contoh: ibu yang sedang menyapu, dilukis hanya satu tangan saja yang memegang sapu. 4 Perebahan atau lipatan Objek gambar apa saja yang berdiri tegak pada suatu garis dasar akan dilukis tegak lurus pada garis dasar tersebut meskipun garis dasar tersebut berkelok atau miring arahnya. 5 Transparan Objek dilukiskan dengan tembus pandang. Contoh: anak melukis kucing makan ikan dengan ikan yang terlihat di perut kucing.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PRECISION READING PADA ANAK BERGANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN (GPP) DALAM MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian.

0 3 15

Pengaruh Konsumsi DHA terhadap Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Usia 3 - 6 Tahun.

2 7 17

Pelatihan Divided Attention Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

1 1 1

Rancangan Modul Peningkatan Selective Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Selective Attention Melalui Permainan "Kumpulkan Bola Merah" Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)

1 8 15

Studi Tentang Rancangan dan Uji Coba Pelatihan Peningkatan Kemampuan Menpertahankan Perhatian (PKMP) pada Anak usia 9-10 tahun yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

0 0 2

Pelatihan Pengendalian Gerak Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas.

0 2 12

Rancangan Modul Peningkatan Sustained Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Sustained Attention Melalui Media Kartu Merah dan Hitam pada Anak Usia 10 Tahun yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhat

0 2 15

Rancangan Modul Peningkatan Sustained Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Uji Coba Modul Peningkatan Sustained Attention Melalui Permainan "Pemburu Nyamuk" Pada Anak Usia 8-9 Tahun (kelas 3 SD) yang Mengalami Gangguan Pemusatan

0 2 13

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK YANG TERDETEKSI DINI MENGALAMI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) DI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SE-DESA HEGARMANAH.

1 1 2

Studi Komparasi Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Prasekolah Di Tk Pkk Pundong Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 18