Pembahasan LUKISAN ANAK GPPH: INATENSI DAN HIPERKTIF

142 mengalami kesulitan mengingat informasi yang baru di dapat untuk jangka waktu yang pendek, sehingga mempengaruhi keterampilan motorik halus anak, yang menyebabkan anak kesulitan mewarnai. Selain itu, pandangan anak GPPH untuk menangkap persepsi visual mengalami kelemahan daripada anak lainnya, karena proses penerimaan informasi dari sensor motorik yang mempengaruhi vestibular dan proprioceptive sense Jung, dkk., 2014. Ketidaksejajaran perkembangan anak usia 7-9 tahun penderita GPPH ketika mengungkapkan bentuk dan warna pada lukisan itulah yang menyebabkan lukisan mereka berada pada masa pra bagan.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah sulitnya mencari subjek anak penderita GPPH dengan usia 7-9 tahun. Tidak semua orang tua mengizinkan anaknya sebagai objek penelitian. Selain itu, meneliti anak penderita GPPH tidak mudah, karena harus melibatkan psikolog dan dokter untuk memeriksa kondisi dan perkembangan anak. Teori-teori yang digunakan pada penelitian ini juga terbatas, sehingga harus meminjam kajian psikologi untuk menjawab setiap masalah pada penelitian. 143

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang lukisan Alvin, Hafidz, dan Satriya anak usia 7-9 tahun penderita GPPH dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik lukisan anak dilihat dari tema, bentuk, warna, dan tipe

lukisan dijelaskan sebagai berikut: a. Tema Tema yang dijadikan dorongan berkarya bagi anak berdasarkan peritistiwa dan kejadian yang mereka alami. Ciri inatensi dan hiperaktif pada anak GPPH juga mempengaruhi anak dalam menentukan tema pada karyanya. Tema pada lukisan Alvin, Hafidz, dan Satriya, dijelaskan sebagai berikut: 1 Alvin : mengungkapkan tema kejadian dari bentuk visual foto dan permainan yang dia lihat di hand phone serta komputer miliknya. Tema-tema yang diekspresikan adalah lingkungan alam, rekreasi, perang, dan game. Hiperaktif membuat Alvin mengekspresikan karyake dalam beberapa panel lukisan, sedangkan inatensi menyebabkan dua panel karyanya memiliki tema yang berbeda. 2 Hafidz : tema peristiwa yang pernah dia alami diungkapkan pada lukisan, yaitu ketika pergi ke alun-alun bersama kakak, dan berkunjung ke rumah simbah. Tema yang diekspresikan olehnya adalah rekreasi, teman, lingkungan, dan perang. 144 Inatensi dan hiperaktif mempengaruhi karya yang diekspresikan dalam dua panel lukisan. Panel lukisan tersebut memiliki tema dan jalan cerita yang sama, tetapi mengungkapkan komposisi bentuk yang berbeda. 3 Satriya : tema yang diekspresikan pada lukisan sesuai dengan pengalaman dan kejadian yang pernah dia alami. Tema yang sering diungkapkan adalah rekreasi, kejadian yang menimpa Satriya, keinginan, dan lingkungan sekolah. Inatensi berpengaruh pada tema yang diungkapkan berbeda pada sepuluh panel lukisannya. Walaupun demikian, tema-tema tersebut memiliki jalan cerita yang sama. Hiperaktif membuat Satriya dapat melukiskan bentuk-bentuk yang beragam pada sepuluh lukisan dengan waktu kurang lebih tiga jam.

b. Bentuk

Ekspresi garis sebagian besar digambarkan untuk membentuk objek pada lukisan. Kemampuan berpikir anak didominasi oleh fakor ekspresinya. Ciri GPPH mempengaruhi gerakan motorik anak dalam mengekspresikan perasaan mereka. Ketidaksejajaran perkembangan psikologis berpengaruh terhadap perkembangan gambar mereka. Alvin, Hafidz, dan Satriya mengekspresikan bentuk: 1 Alvin : komputer, televisi, dan hand phone, mempengaruhi bentuk yang diekspresikan pada lukisannya, Perspektif belum terlihat digambarkan pada lukisan, sehingga objek yang dianggapnya penting diekspresikan lebih besar. Inatensi menyebabkan fokus ketika melukis mudah teralihkan, sehingga bentuk- bentuk digambarkan berbeda untuk menceritakan imajinasinya ke beberapa karya. Hiperaktif membuat bentuk lukisan dominan diekspresikan dengan beberapa panel karya, yang memiliki alur cerita berkelanjutan.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PRECISION READING PADA ANAK BERGANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN (GPP) DALAM MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian.

0 3 15

Pengaruh Konsumsi DHA terhadap Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Usia 3 - 6 Tahun.

2 7 17

Pelatihan Divided Attention Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

1 1 1

Rancangan Modul Peningkatan Selective Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Selective Attention Melalui Permainan "Kumpulkan Bola Merah" Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)

1 8 15

Studi Tentang Rancangan dan Uji Coba Pelatihan Peningkatan Kemampuan Menpertahankan Perhatian (PKMP) pada Anak usia 9-10 tahun yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

0 0 2

Pelatihan Pengendalian Gerak Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas.

0 2 12

Rancangan Modul Peningkatan Sustained Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Sustained Attention Melalui Media Kartu Merah dan Hitam pada Anak Usia 10 Tahun yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhat

0 2 15

Rancangan Modul Peningkatan Sustained Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Uji Coba Modul Peningkatan Sustained Attention Melalui Permainan "Pemburu Nyamuk" Pada Anak Usia 8-9 Tahun (kelas 3 SD) yang Mengalami Gangguan Pemusatan

0 2 13

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK YANG TERDETEKSI DINI MENGALAMI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) DI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SE-DESA HEGARMANAH.

1 1 2

Studi Komparasi Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Prasekolah Di Tk Pkk Pundong Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 18