Dhian Kartika Sari 2012 “Tipe Lukisan Anak – Anak Kelompok B2 Hersi Maningrum, 2015 “Indigo dalam Kreativitas Simbol Bentuk dan

32 Warna violet dan merah muda yang menjadi kesukaan Diky muncul dalam karya 1 dan 2. Penelitian terkait ini digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam membuat penelitian tentang Lukisan Anak Penderita Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif Usia 7-9 Tahun, karena sama-sama menggunakan lukisan anak sebagai subjek penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terkait adalah Anak penderita GPPH yang menjadi objek penelitian yang masih belum pernah diteliti.

E. Kerangka Pikir

Seni tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Seni adalah objek bagi penciptanya untuk mengekspresika dirinya. Menurut Bahari 2008:72, seni adalah suatau keterampilan yang diperoleh dari pengalaman, belajar, atau pengamatan-pengamatan menyatakan Unsur dunia seni rupa yang utama adalah gambar. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Susanto 2003:72, menggambar adalah dasar bagi segala hal dari seluruh teknik-teknik seni rupa yang lain. Karya lukis anak terbentuk karena di dalam lukisan tersebut ada gambar-gambar yang akan membentuk sebuah karya yang disebut lukisan. Lukisan anak dapat menceritakan seluruh pengalamn dan kejadian yang pernah dialaminya. Pamadhi 2012:22, menyatakan lukisan anak sebagai simbol visual yang memiliki makna ganda tidak hanya sebagai simbol perwujudan bentuk namun merupakan keinginan yang diwujudkan dalam figur dan simbol dalam gambar. Pada kenyataannya GPPH merupakan gangguan yang dialami oleh anak. Gangguan tersebut memiliki ciri dan gejala yang dapat menghambat aktivitas 33 hidup mereka. Penderita GPPH mengalami gangguan di bidang pendidikan, lingkungan, dan sosial Sugiarmin, 2007. Pendidik dan orang tua perlu mengetahui bagaimana lukisan seseorang anak dengan GPPH apakah sama dengan anak-anak yang lainnya. Terutama lukisan anak usia 7-9 tahun penderita GPPH tersebut. Lukisan anak GPPH belum pernah diteleiti dan apakah karyanya juga masuk perkembangan masa bagan seperti anak diusianya. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti apakah lukisan anak penderita GPPH memiliki tema, bentuk, warna, dan tipe yang sama atau berbeda dengan lukisan anak normal lainnya ataukah mereka juga memiliki perbedaan dalam perkembangan lukisannya. 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian: Studi kasus

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Creswell 2015: 135 menjelaskan, studi kasus adalah pendekatan kualitatif yang penelitiannya mengeksplorasi kehidupan nyata, sistem terbatas kasus atau berbagai kasus, melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi atau sumber informasi majemuk pengamatan, wawancara, bahan audiovisual, dokumen dan berbagai laporan. Penelitian studi kasus melaporkan secara deskripsi kasus dan tema kasus. Ary dalam Idrus, 2009: 57 juga berpendapat bahwa studi kasus merupakan suatu penyelidikan intensif tentang seorang individu, namun studi kasus terkadang dapat juga dipergunakan untuk menyelidiki unit sosial yang kecil seperti keluarga, sekolah, kelompok- kelompok “geng” anak muda. Penelitian studi kasus berusaha untuk menemukan semua variabel penting yang terkait dengan diri subjek. Peneliti mengumpulkan data mengenai kondisi masa kini, pengalaman pada masa lalu, lingkungan sekitarnya, dan menemukan keterkaitan antar faktor Idrus,2009: 57-58. Terdapat 3 tipe studi kasus Idrus, 2009: 58: 1. Studi Kasus Intrinsik, merupakan studi kasus yang menekankan pada pemahaman yang mendalam terhadap kasus tunggal yang disebabkan kasus tersebut menarik.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PRECISION READING PADA ANAK BERGANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN (GPP) DALAM MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian.

0 3 15

Pengaruh Konsumsi DHA terhadap Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Usia 3 - 6 Tahun.

2 7 17

Pelatihan Divided Attention Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

1 1 1

Rancangan Modul Peningkatan Selective Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Selective Attention Melalui Permainan "Kumpulkan Bola Merah" Pada Anak yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)

1 8 15

Studi Tentang Rancangan dan Uji Coba Pelatihan Peningkatan Kemampuan Menpertahankan Perhatian (PKMP) pada Anak usia 9-10 tahun yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

0 0 2

Pelatihan Pengendalian Gerak Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Disertai Hiperaktivitas.

0 2 12

Rancangan Modul Peningkatan Sustained Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) Uji Coba Modul Peningkatan Sustained Attention Melalui Media Kartu Merah dan Hitam pada Anak Usia 10 Tahun yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhat

0 2 15

Rancangan Modul Peningkatan Sustained Attention Pada Anak Yang Mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian Uji Coba Modul Peningkatan Sustained Attention Melalui Permainan "Pemburu Nyamuk" Pada Anak Usia 8-9 Tahun (kelas 3 SD) yang Mengalami Gangguan Pemusatan

0 2 13

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK YANG TERDETEKSI DINI MENGALAMI GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) DI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SE-DESA HEGARMANAH.

1 1 2

Studi Komparasi Kecenderungan Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH) Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Prasekolah Di Tk Pkk Pundong Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 18