Fauna Kondisi Biologi .1 Flora

47 setengah jam dan satu jam. Setiap terkumpul delapan data koordinat posisi, maka data tersebut ditransmisikan ke satu alat penerima melalui satelit yang kemudian dikirimkan ke alamat email pengamat. Seluruh kalung GPS yang terpasang pada harimau tersebut telah diprogram untuk terlepas secara otomatis auto released ketika masa kerjanya habis. Data yang dicatat oleh kalung GPS dan dikirimkan kepada pengamat antara lain tanggal dan waktu, koordinat posisi harimau, jumlah satelit pada saat data dicatat 2D3D, elevasi, temperatur lingkungan di sekitar lokasi posisi harimau, serta tanda aktivitas harimau. Selanjutnya untuk kepentingan analisis pemilihan dan model kesesuain habitat harimau translokasi, data yang memiliki akurasi tinggi saja yang digunakan.

4.4.3 Pengumpulan Data Kelimpahan Relatif

Data mentah yang digunakan untuk menghitung kelimpahan relatif KR harimau lokal dan hewan mangsa utama babi, rusa dan kijang pada setiap lokasi translokasi, merupakan hasil survey transek sign dalam kerangka survey okupansi harimau sumatera Sumatra island wide occupancy survey, yang dikoordinasikan oleh forum konservasi harimau sumatera, HarimauKita. Data survey transek sign di lokasi translokasi di TN Bukit Barisan Selatan TNBBS merupakan data hasil survey yang dilakukan oleh WCS Indonesia Program pada bulan Januari 2008. Selanjutnya, data survey transek sign di lokasi translokasi TN Gunung Leuser TNGL diperoleh dari Yayasan Leuser International YLI, berdasarkan hasil survey pada bulan Juli-Agustus 2008. Data survey transek sign di lokasi translokasi TN Kerinci Seblat TNKS merupakan hasil survey yang dilakukan oleh FFI Indonesia Kerinci Seblat Programme bulan Juli-Agustus 2008. Selain itu, FFI Indonesia Aceh Programme juga meminjamkan data hasil transek sign yang mereka lakukan di lokasi translokasi harimau dan lokasi-lokasi lainnya di kawasan hutan Ulu Masen KHUM. Survey transek sign tersebut dilakukan pada Agustus 2008-Juni 2009.

4.4.4 Observasi Lapangan

Pengamatan lapangan dilakukan dengan cara mengamati semua unit contoh pengamatan yang telah ditentukan. Pengumpulan data secara langsung dilakukan untuk memperoleh data dan informasi keberadaan harimau lokal dan hewan mangsa utamanya rusa, kijang dan babi melalui metode transek sign di dalam daerah jelajah harimau sumatera yang ditranslokasikan di kawasan hutan Ulu Masen. Observasi lapangan juga dilakukan guna memvalidasi data areal contoh tutupan lahan.

4.4.4.1 Survey Transek Sign

Survey keberadaan harimau lokal dan hewan mangsa utamanya babi, kijang dan rusa dengan metode transek dilakukan di areal yang dijadikan daerah jelajah oleh harimau yang ditranslokasikan di kawasan hutan Ulu Masen. Metode yang digunakan untuk menandakan keberadaan harimau lokal serta hewan mangsa utamanya adalah dengan melakukan pencatatan setiap perjumpaan langsung direct encounter dan setiap perjumpaan tidak langsung inderect encounter pada semua jalur yang disurvey Dinata Sugardjito 2008. Semua jejak atau tanda keberadaan harimau lokal dan hewan mangsa utama yang berada dalam segmen 1 km transek dianggap satu temuan Wibisono et al. 2011. Jenis keberadaan harimau lokal dan hewan mangsa utama yang dicatat adalah perjumpaan langsung, jejak kaki, cakaran, kotoran serta tanda-tanda lain yang dapat diidentifikasi.

4.4.4.2 Penentuan Presence dan Pseudo-absence

Penentuan titik presence dan pseudo-absence harimau digunakan untuk membuat model kesesuaian habitat harimau translokasi. Pemodelan dilakukan hanya berdasarkan data posisi kalung GPS harimau betina BD-1 yang ditranslokasikan di kawasan hutan Ulu Masen, menimbang bahwa tingkat akuisisi 67,3 dan proporsi data akuratnya tertinggi 59,8. 6.680 data posisi yang terkumpul ditapis untuk mendapatkan data posisi dengan akurasi tinggi yakni sebanyak 6.116 data posisi. Sebanyak 50 dari data posisi tersebut digunakan untuk menentukan areal presence dan 50 data 49 lainnya digunakan untuk validasi model. Titik pseudo-absence ditentukan berdasarkan pengacakan titik posisi menggunakan ekstensi Hawthstool pada ArcGIS 9.3 pada areal seluas ukuran daerah jelajah harimau BD-1 studi, di luar poligon daerah jelajah harimau BD-1.

4.4.5 Komponen Habitat Harimau Sumatera

Komponen bio-fisik habitat jika dirinci secara keseluruhan akan meliputi banyak sekali variabel-variabel ekologi yang berperan dalam membentuk seluruh komunitas dengan hubungan yang kompleks di tempat dimana satu spesies hidup Odum 1993. Di dalam pemodelan spasial kesesuaian habitat, pemilihan variabel-variabel ekologi ini sangat tergantung pada ketersediaan data spasial. Oleh karena itu, dipilih variabel-variabel ekologi yang diduga menjadi variabel dominan yang berpengaruh terhadap kesukaan atau preferensi harimau sumatera akan suatu wilayah atau ruang tertentu. Variabel-variabel yang diobservasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Elevasi atau ketinggian tempat X 1 , merupakan representasi komponen fisik kawasan, didapat dari peta radar Aster GDEM Globat Digital Elevation Model; 2 Kelerengan atau slope X 2 , merupakan representasi komponen fisik kawasan, didapat dari peta radar Aster GDEM Globat Digital Elevation Model; 3 Jarak dari sungai X 3 , merupakan representasi komponen fisik kawasan, didapat dari peta RBI skala 1:50:000 yang kemudian diproses dengan euclidean distance; 4 Jarak dari pemukiman X 4 , merupakan representasi komponen fisik kawasan, didapat dari peta RBI skala 1:50:000 yang kemudian diproses dengan euclidean distance; 5 Jarak dari jalan X 5 , merupakan representasi komponen fisik kawasan, didapat dari peta RBI skala 1:50:000 yang kemudian diproses dengan euclidean distance; 6 Jarak dari tepi hutan X 10 , merupakan representasi komponen fisik kawasan, yang diperoleh dari peta tutupan hutan-non hutan yang diproses dengan euclidean distance; 7 Kerapatan tajuk X 7 , merupakan representasi dari komponen biotik kawasan yang diperoleh melalui nilai Normalized Difference Vegetation Index NDVI. Adapun secara lengkap komponen-komponen ekologi yang diduga berpengaruh terhadap preferensi penggunaan habitat oleh harimau sumatera yang ditranslokasikan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Komponen-komponen ekologi yang dijadikan variabel penduga kesesuaian habitat harimau sumatera translokasi. Variabel Simbol Satuan Representasi Sumber Ketinggian X 1 Meter dpl Komponen fisik, berpengaruh pada pergerakan dan penjelajahan Peta Aster GDEM Kelerengan slope X 2 Komponen fisik, berpengaruh pada pergerakan dan penjelajahan Peta Aster GDEM Jarak dari sungai X 3 Meter Komponen fisik, berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan minum dan mencari makan Peta RBI sistem sungai Jarak dari pemukiman X 4 Meter Komponen fisik, berpengaruh pada pola penggunaan ruang habitat Peta RBI lokasi desa Jarak dari jalan X 5 Meter Komponen fisik, berpengaruh pada pola penggunaan ruang habitat Peta RBI jaringan jalan Jarak dari tepi hutan X 6 Meter Komponen fisik, berpengaruh pada pencarian hewan mangsa Peta tutupan hutan-non hutan NDVI X 7 - Komponen biotik berpengaruh pada kebutuhan akan tempat berlindung Citra Landsat 5- TM

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Secara ringkas metode pengumpulan, pengolahan dan analisis data berdasarkan masing-masing tujuan penelitian disajikan pada Tabel 4.