33
III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah dan Status Kawasan
Kelompok hutan Ulu Masen adalah satu mosaik kesatuan hutan yang mewakili berbagai tipe ekosistem, mulai dari ekosistem pantai, hutan dataran
rendah, hingga ekosistem hutan pegunungan. Penamaan Ulu Masen sendiri diambil dari nama sebuah gunung yang berada di Kecamatan Sanpoiniet,
Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD, yang letaknya di sebelah timur laut kawasan hutan Ulu Masen. Nama Ulu Masen
ini diputuskan atas kesepakatan pada pertemuan mukim jabatan setingkat kepala desa di Kota Meulaboh dan Banda Aceh pada tahun 2003, dengan
pertimbangan bahwa Ulu Masen dianggap mampu mewakili ekosistem hutan yang berada di bagian utara Provinsi NAD. Pada pertemuan di tahun 2003
tersebut, selain hutan Ulu Masen juga muncul nama Gunung Sikawet yang diusulkan sebagai ekosistem hutan yang layak dilindungi, karena merupakan
habitat gajah sumatera yang terancam punah. Namun, setelah didiskusikan dan dikaji lebih lanjut, Ulu Masen yang terpilih serta dianggap sebagai satu
kawasan hutan yang dapat mewakili kesatuan ekosistem yang terdapat di lima kabupaten di NAD.
Status kawasan hutan yang termasuk kedalam kelompok hutan Ulu Masen umumnya merupakan hutan lindung dan hutan produksi terbatas.
Hingga saat ini belum ada rencana pengelolaan sinergis yang dilakukan antara pihak pemerintah pusat dengan pemerintah Provinsi NAD terhadap
kawasan hutan yang berada di ujung utara Pulau Sumatera ini. Dalam pengelolaannya, kelompok hutan Ulu Masen saat ini berada dibawah
pengawasan Gubernur NAD melalui Surat Keputusan No. 191999 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan Aceh.
3.2 Letak dan Luas
Kawasan kelompok hutan Ulu Masen terbentang mulai dari ujung utara hingga ke batas hutan Kawasan Ekosistem Leuser di sebelah tenggara
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara geografis kelompok hutan Ulu Masen berada pada 04
o
20‟03” hingga 05
o
30‟00” Lintang Utara serta pada 95
o
20‟00” hingga 96
o
30‟00” Bujur Timur. Secara administratif, kawasan hutan tersebut termasuk kedalam lima wilayah kabupaten di Provinsi NAD,
yang meliputi Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Besar, Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya. Luas total kelompok hutan Ulu Masen adalah 738.857
hektar. Pembagian wilayah hutan Ulu Masen berdasarkan adminstratif pemerintahan serta luas kawasan pada masing-masing kabupaten disajikan
pada Tabel 1. Tabel 1. Luas kawasan hutan Ulu Masen untuk setiap kabupaten di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.
No. KabupatenKota
Luas ha Persentase luas
1 Aceh Barat
11.012 15
2 Aceh Jaya
266.573 36
3 Aceh Besar
94.989 13
4 Pidie dan Pidie Jaya
264.283 36
Total 738.857
100
3.3 Masyarakat Desa
Mayoritas penduduk desa sekitar kawasan hutan Ulu Masen bermata pencaharian sebagai petani. Pola pertaniannya terbagi dalam aktivitas di
sawah dan kebun. Sawah merupakan tempat untuk bercocok tanam padi yang menghasilkan beras; sedangkan, lahan kebun dikembangkan untuk tanaman-
tanaman keras perkebunan seperti kakao, pinang, kopi dan beberapa komoditas perkebunan lainnya. Petani wanita banyak memainkan peran
penting pada aktivitas di areal persawahan, mulai dari menabur benih, menuai padi ketika musim panen, sampai merontokkan padi menjadi gabah
hasil panen; sedangkan petani laki-laki mengambil peran membersihkan lahan, membajak sawah, menabur benih, menjaga pengairan sawah, menjaga
areal sawah dari hama, memberikan pupuk dan anti-hama, menuai padi hasil, merontokkan padi menjadi gabah, serta menjual hasil panen tersebut ke
35 pasar. Selain sebagai petani dan pekebun, terdapat beberapa masyarakat yang
berprofesi sebagai pedagang dan pegawai negeri atau staf pemerintahan yang ditugaskan di wilayah tersebut, baik sebagai tenaga guru sekolah maupun
pegawai kantor desa dan kantor-kantor pemerintahan di wilayah kecamatan. 3.4 Kondisi Fisik Kawasan
3.4.1 Topografi
Wilayah kelompok hutan Ulu Masen umumnya merupakan kawasan pegunungan serta perbukitan dengan topografi curam dan bergelombang.
Sebagian kecil areal dataran rendah berada di wilayah barat dan dan timur kawasan yang mengarah ke pantai. Berbagai elemen morfologi terlihat nyata,
seperti rangkaian pegunungan dengan berbagai lipatan, patahan dan rengkahan, gugusan bukit terjal dan bergelombang, gunung-gunung tinggi,
kubah-kubah, dataran rendah dan tinggi, plateau, celah, lembah, jurang, lereng, pantai yang kompleks, serta aliran sungai dengan berbagai bentuk dan
sistem pola sungai yang bercabang-cabang.
3.4.2 Tanah
Pegunungan Bukit Barisan memiliki beberapa formasi geologi yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut menentukan perbedaan pada
lapisan tanah, hidrologi, tumbuhan dan produktivitas biologi. Kawasan berkapur, termasuk formasi karst, pada umumnya berpori, mengalirkan
sedikit air permukaan dan mempunyai produktivitas yang relatrif rendah. Intrusi granodiorites yang parah, seperti yang terjadi di dalam batas air
Krueng Sabe dari daerah Aceh Jaya, memiliki porositas rendah serta lapisan tanah tipis dan memiliki produktivitas yang relatif rendah.
Terdapat beberapa jenis tanah yang mendominasi kawasan hutan Ulu Masen, yaitu kompleks podsolik cokelat, podsolik dan litosol kompleks
podsolik merah kuning latosol dan litosol, serta andosol. Jenis-jenis tanah tersebut mencakup organosol dan gleihumus, regosol, podsolik merah kuning
batuan endapan, podsolik merah kuning batuan aluvial, regosol, andosol, litosol, podsolik merah kuning bahan endapan dan batuan beku, kompleks