Penggunaan Habitat Siang dan Malam

menyatakan sebaliknya dimana harimau jantan mampu menjelajah tiga kali lebih jauh daripada harimau betina. Selain untuk pencarian hewan mangsa, panjangnya penjelajahan harimau jantan lebih dikarenakan untuk menjaga wilayah teritori serta pencarian betina pasangan kawin. Sunquist 2010 berpendapat bahwa luasnya daerah jelajah jantan lebih disebabkan untuk penguasaan betina daripada penguasaan sumber pakan. Menurut observasi Valen 2011 harimau jantan akan memberikan tanda dengan cara menyemprotkan urin serta sekresi dari kelenjar anal lebih sering pada wilayah jelajahnya ketika datang masa-masa estrus harimau betina. Harimau jantan mengunjungi betina tiga sampai lima kali per bulan di dalam daerah jelajahnya dan akan bergerak lebih lambat bila sedang bersama atau mencari pasangan betina untuk kawin Ahearn et al. 2001. Tabel 7. Rata-rata jarak pergerakan harian dan jarak tempuh maksimum hari-mau sumatera translokasi. Harimau Lokasi N hari observasi Rata-rata jarak tempuh km Jarak tempuh makshari km hari + SD siang + SD malam + SD JD-1 TNBBS 223 3,51 + 3,01 1,74 + 1,96 1,77 + 2,06 13,92 JD-3 TNGL 68 2,80 + 2,19 1,43 + 1,22 1,37 + 1,22 8,00 JD-5 TNKS 236 3,32 + 2,25 1,54 + 1,56 1,78 + 1,45 18,99 BD-1 EUM 208 4,00 + 2,41 2,27 + 1,74 1,74 + 1,26 11,33 Jantan 527 3,33 + 2,60 1,61 + 1,70 1,72 + 1,72 18,99 Betina 208 4,00 + 2,41 2,27 + 1,74 1,74 + 1,26 11,33 Rata-rata 735 3,52 + 2,56 1,80 + 1,74 1,73 + 1,60 18,99 Adanya perbedaan jarak jelajah harian pada setiap individu harimau translokasi di Sumatera ini sangat dimungkinkan akibat perbedaan tipe habitat utama dan kondisi topografi di masing-masing areal pelepas-liarannya. Lokasi pelepas-liaran harimau jantan JD-1 dan JD-2 di TNBBS serta JD-5 di TNKS, didominasi oleh belukarhutan sekunder muda dan hutan dataran rendah dengan topografi umumnya datar. Lokasi translokasi jantan JD-3 di TNGL didominasi oleh hutan pegunungan rendah dan dataran rendah dengan tingkat kelerengan umumnya curam hingga sangat curam. Lokasi Ulu Masen tempat BD-1 dilepas-liarkan didominasi oleh hutan pegunungan rendah dan 67 belukarsekunder muda dengan kelerengan datar-landai hingga curam. Konsekuensi dari perbedaan ketinggian tempat, medan dan tipe habitat adalah terjadinya perbedaan dalam keragaman dan kelimpahan hewan mangsa. Menurut Griffiths 1994, keanekaragaman dan kelimpahan hewan mangsa harimau di hutan dataran rendah dengan ketinggian 100-600 meter dpl lebih tinggi dibandingkan dengan di hutan pegunungan rendah dengan ketinggian 900-1.700 meter dpl. Dengan demikian, harimau BD-1 di Ulu Masen membutuhkan usaha yang lebih besar dengan melakukan perjalanan yang lebih panjang untuk mendapatkan hewan mangsanya. Data hasil observasi juga menunjukkan bahwa KHUM tempat BD-1 ditranslokasikan, memiliki kelimpahan relatif hewan mangsa utama rusa, kijang dan babi hutan yang paling rendah dibandingkan dengan lokasi pelepas-liaran harimau lainnya Lampiran 1. Menurut Sunquist 2010 sebagian besar waktu harimau di alam dihabiskan untuk mencari pakan dan umumnya mereka menjelajah areal yang luas untuk memenuhi kebutuhan pakannya. Pendapat lain Nowak 1991 menyatakan bahwa di Rusia timur jauh, dimana hewan mangsa tersebar secara luas, harimau siberia melakukan pergerakan hingga 60 km per hari. Selain itu, mengingat BD-1 adalah harimau betina, panjangnya perjalanan harian yang ditempuhnya mungkin juga ada kaitannya dengan upaya menemukan jantan siap kawin karena masa estrus harimau betina terjadi pada setiap tiga sampai sembilan minggu sekali Nowak 1991, Ahearn et al. 2001. Lamanya masa estrus adalah tiga sampai enam hari pada setiap periode Nowak 1991. Pada masa estrusnya harimau betina sering mengeluarkan suara auman untuk menarik harimau jantan Sunquist 1981. Jackson 1996 menemukan bukti bahwa pada musim kawin, macan salju betina melakukan pergerakan satu setengah kali lebih panjang daripada biasanya. Barlow et al. 2011 melakukan studi menggunakan kalung GPS memperoleh rata-rata jarak tempuh harimau betina di hutan bakau Sundarbans, Bangladesh adalah sekitar 2,9 kmhari dengan jarak pergerakan