Reaksi ionisasi air Konsep pH

149 B Bab 5 Asam dan Basa Tetapan kesetimbangan air K w dapat dinyatakan dengan penurunan rumus sebagai berikut. 2 H OH H O K ª º ª º ¬ ¼ ¬ ¼ 2 H O H OH K ª º ª º ¬ ¼ ¬ ¼ K w = [H + ] [OH – ] dengan K w = tetapan kesetimbangan air [H + ] = molaritas ion H + ............ M [OH – ] = molaritas ion OH – ......... M Harga K w dipengaruhi suhu. Jika suhu semakin tinggi, maka semakin banyak air yang terionisasi. Harga K w pada berbagai suhu dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Harga K w pada berbagai suhu. Dari tabel di atas terlihat bahwa pada suhu kamar 25 o C harga K w adalah 1,0 × 10 –14 , sehingga [H + ] [OH – ] = 1,0 × 10 –14 Untuk air murni harga [H + ] dan [OH – ] adalah sama, yaitu [H + ] = [OH – ] = 1,0 × 10 –7 M Jika dalam air murni ditambahkan zat yang bersifat asam atau basa, maka akan merubah kesetimbangan air. Artinya [H + ] dan [OH – ] akan berubah. Pada penambahan asam, [H + ] akan meningkat , sehingga larutan akan bersifat asam. Sedangkan pada K w 1,5 ×10 –15 3,0 ×10 –15 6,8 ×10 –15 1,0 ×10 –14 1,5 ×10 –14 3,0 ×10 –14 3,5 ×10 –14 5,5 ×10 –13 Suhu o C 10 20 25 30 40 50 100 Sumber: General Chemistry, Hill J. W, Petrucci R. H, Mc Creary T. W, dan Perry S. S 150 M Mari Belajar Kimia SMA-MA Kelas XI IPA JILID 2 penambahan basa, [OH – ] akan meningkat. Karena K w adalah tetap pada suhu tertentu, maka [H + ] akan berkurang sehingga larutan bersifat basa. Jadi, besarnya nilai [H + ] akan menentukan apa larutan tersebut bersifat asam, basa, atau netral. Š Jika [H + ] 10 –7 M, maka larutan bersifat asam. Š Jika [H + ] 10 –7 M, maka larutan bersifat basa. Š Jika [H + ] = 10 –7 M, maka larutan bersifat netral.

2. pH Larutan

Tingkat keasaman suatu larutan tergantung pada molaritas ion H + dalam larutan. Jika molaritas ion H + semakin besar, maka semakin asam larutan itu. Tetapi, pernyataan kekuatan asam menggunakan [H + ] memberikan angka yang sangat kecil dan penulisannya tidak sederhana. Untuk menyederhanakan penulisan, seorang ahli kimia Denmark, Soren Peer Lauritz Sorensen, pada tahun 1909 mengajukan penggunaan istilah pH untuk menyatakan derajat keasaman. Nilai pH diperoleh sebagai hasil negatif logaritma 10 dari molaritas ion H + . Secara matematika dapat dituliskan pH = – log [H + ] dengan pH = derajat keasaman [H + ] = molaritas ion H + ........... M Analog dengan pH, untuk molaritas ion OH – dan K w diperoleh pOH = – log [OH – ] p K w = – log K w Karena K w = [H + ] [OH – ], maka hubungan antara pH, pOH, dan p K w dapat dirumuskan sebagai berikut. log K w = log [H + ] + log [OH – ] – log K w = – log [H + ] – log [OH – ] sehingga diperoleh p K w = pH + pOH 151 B Bab 5 Asam dan Basa Pada suhu 25 o C, molaritas ion H + air murni adalah 1,0 × 10 –7 M, sehingga pH = – log [H + ] pH = – log 1,0 × 10 –7 M pH = 7 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. Š Jika pH 7, maka larutan bersifat asam. Š Jika pH 7, maka larutan bersifat basa. Š Jika pH = 7, maka larutan besifat netral. Perhatikan contoh berikut untuk lebih memahaminya. Tentukan pH dari a. 100 mL HCl 0,1 M, b. 100 mL NaOH 0,01 M. Jawab a. HCl merupakan asam kuat. Larutan ini akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya. HClaq o H + aq + Cl – aq [H + ] = a × M a = 1 × 0,1 M = 0,1 M pH = – log [H + ] = – log 0,1 M = 1 Jadi, pH larutan HCl adalah 1. b. NaOH adalah basa kuat yang akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya. NaOHaq o Na + aq + OH – aq [OH – ] = b × M b = 1 × 0,01 M = 0,01 M pOH = – log [OH – ] = – log 0,01 M = 2 pH = p K w – pOH = 14 – 2 = 12 Jadi, pH larutan NaOH adalah 12. K w merupakan tetapan kesetimbangan air. Contoh