174
M Mari Belajar Kimia SMA-MA Kelas XI IPA JILID 2
dianjurkan karena memberikan perubahan warna yang jelas dari warna merah muda menjadi tidak berwarna trayek pH = 8,2-10,0.
2. Titrasi basa kuat oleh asam kuat
Contoh titrasi ini adalah 40 mL larutan HCl 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M. Kurva titrasinya digambarkan
sebagai berikut.
Seperti pada titrasi asam kuat oleh basa kuat, titik ekuivalen titrasi ini pada saat penambahan HCl sebanyak 40 mL dan pH = 7.
Ketiga indikator asam basa yang tertulis fenolftalein, bromotimol biru, dan metil merah bisa digunakan sebagai indikator dalam
titrasi ini.
3. Titrasi asam lemah oleh basa kuat
Sebanyak 50 mL asam lemah CH
3
COOH 0,1 M dititrasi dengan larutan basa kuat NaOH 0,1 M. Kurva titrasi yang terjadi
digambarkan seperti berikut.
Gambar 6.6
Kurva titrasi basa kuat oleh asam
kuat.
175
B Bab 6 Stoikiometri Larutan
Dari kurva di atas terlihat bahwa titik ekuivalen titrasi lebih besar 7. Hal ini disebabkan garam yang terbentuk mengalami
hidrolisis sebagian yang bersifat basa pH 7. Indikator yang bisa digunakan adalah bromotimol biru dan fenolftalein.
4. Titrasi basa lemah oleh asam kuat
Perubahan pH pada reaksi penetralan basa lemah oleh asam kuat, dalam hal ini 50 mL NH
3
0,1 M dititrasi dengan HCl 0,1 M, dapat ditunjukkan pada kurva di bawah ini.
Gambar 6.7
Kurva titrasi asam lemah oleh basa
kuat ditunjukkan oleh garis tebal.
Garis putus-putus menunjukkan
titrasi asam kuat oleh basa kuat.
Gambar 6.8
Kurva titrasi basa lemah oleh asam
kuat ditunjukkan oleh garis tebal.
Garis putus-putus menunjukkan
titrasi basa kuat oleh asam kuat.
176
M Mari Belajar Kimia SMA-MA Kelas XI IPA JILID 2
Dari kurva tersebut, terlihat bahwa titik ekuivalen terjadi pada pH lebih kecil 7. Hal ini disebabkan garam yang terbentuk
mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat asam pH 7. Adapun indikator asam basa yang bisa digunakan sebagai
indikator titrasi adalah metil merah dan bromotimol biru.
Titrasi asam basa dilakukan dengan menggunakan buret. Buret adalah alat yang digunakan untuk menambahkan standar
ke dalam larutan yang akan ditentukan molaritasnya. Berikut langkah-langkah melakukan titrasi asam basa.
1 Siapkan larutan yang akan ditentukan molaritasnya. Pipet larutan tersebut ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan
pipet volume. 2 Pilih indikator berdasarkan trayek pH dan perubahan warna
indikator untuk memudahkan pengamatan. Tambahkan beberapa tetes pada larutan.
3 Tambahkan zat penitrasi setetes demi setetes dengan selalu menggoyangkan erlenmeyer agar terjadi reaksi sempurna.
4 Sesekali, pinggiran erlenmeyer dibilas agar zat yang bereaksi tidak menempel di dinding erlenmeyer.
5 Ketika mendekati titik ekuivalen, penambahan zat penitrasi dilakukan dengan sangat hati-hati. Buka kran buret, peniter
yang keluar jangan sampai menetes, tetapi ditempelkan pada dinding erlenmeyer kemudian bilas dan goyangkan. Ada
baiknya titrasi dilakukan sebanyak dua atau tiga kali duplo atau triplo. Apa zat penitrasi itu? Zat penitrasi adalah zat
yang ditambahkan ketika kita melakukan titrasi.
6 Hitung molaritas larutan perhatikan contoh soal berikut.
Sebanyak 10 mL larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M menggunakan indikator fenolftalein. Jika perubahan
warna indikator menjadi merah muda diperlukan 12,5 mL larutan penitrasi, maka tentukan molaritas larutan HCl
tersebut. Jawab
Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi HClaq + NaOHaq o NaClaq + H
2
Oaq Lihat perbandingan koefisien HCl dan NaOH
1 HCl | 1 NaOH
Contoh