253
B Bab 10 Sistem Koloid
6. Koloid pelindung
Berdasarkan afinitas atau gaya tarik-menarik atau daya adsorpsi antara fase terdispersi terhadap medium pendispersinya,
koloid dibedakan menjadi 2 yaitu k koloid liofil dan koloid liofob.
Koloid liofil merupakan koloid yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar atau mudah menarik medium
pendispersinya. Contoh sabun, detergen, dan kanji. Sedangkan koloid liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya
mempunyai afinitas kecil atau menolak medium pendispersinya. Contoh dispersi emas, belerang dalam air, dan FeOH
3
. Jika medium pendispersinya air, maka istilah yang digunakan adalah koloid
hidrofil dan koloid hidrofob. Perbedaan sifat-sifat koloid liofil sol liofil dan koloid liofob sol liofob dapat dilihat pada Tabel 10.2.
Tabel 10.2 Perbedaan sifat-sifat sol liofil dan sol liofob.
Di dalam air, tawas akan terhidrolisis
menjadi AlOH
3
yang merupakan koloid. Koloid ini
dapat mengadsorpsi zat
pencemar dalam air serta dapat
menggumpalkan lumpur.
Jawab Sol FeOH
3
merupakan koloid positif. Jika ditambah larutan NaCl, maka yang berperan mengkoagulasi sol FeOH
3
adalah ion negatif, yaitu Cl
–
. Jika kemolaran ion Cl
–
semakin besar, maka terjadi proses koagulasi semakin cepat.
Sumber: Fokus, SPM, Kimia, Hong Nguan Eng, dkk
Sifat Sol liofil
Sol liofob
Pembuatan Dapat dibuat langsung dengan
cara mencampurkan fasa terdispersi dengan medium
pendispersinya Tidak dapat dibuat langsung
dengan mencampurkan fasa terdispersi dengan medium
pendispersinya
Muatan partikel Bermuatan kecil atau sama
sekali tidak bermuatan Bermuatan positif atau negatif
Adsorpsi medium pendispersi
Mengadsorpsi medium pendispersinya
Tidak mengadsorpsi medium pendispersinya
Viskositas kekentalan Lebih besar daripada medium
pendispersinya Hampir sama dengan medium
pendispersinya
Koagulasi penggumpalan Tidak mudah menggumpal
dengan penambahan elektrolit Mudah menggumpal dengan
penambahan elektrolit Efek Tyndall
Kurang jelas Tampak jelas
Contoh Sabun, detergen, dan kanji
Dispersi emas dan belerang dalam air
254
M Mari Belajar Kimia SMA-MA Kelas XI IPA JILID 2
Gambar 10.7
Gelatin ditambahkan pada
es krim untuk mencegah
terjadinya penggumpalan
partikel es.
Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga
koloid liofil berfungsi sebagai koloid pelindung. Contoh penggunaan
koloid pelindung antara lain pada pembuatan es krim, dimana gelatin
ditambahkan untuk mencegah penggumpalan partikel-partikel es.
Bagaimana sistem koloid dibuat? Sistem koloid dapat dibuat dengan dua metode, yaitu dengan metode mengelompokkan
agregasi partikel larutan sejati dan atau menghaluskan bahan kasar kemudian mendispersikan ke dalam medium pendispersi.
Metode pertama disebut k
kondensasi dan yang kedua disebut dispersi.
C. Pembuatan Sistem Koloid
Kerjakan di buku latihan kalian. 1. Jelaskan perbedaan antara larutan
sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar.
2. Coba kalian perhatikan sampah yang dibakar. Pada proses
pembakaran, sampah mengeluar- kan asap. Apakah asap tersebut
termasuk sistem koloid? Jelaskan.
3. Jelaskan perbedaan antara sol, emulsi, dan buih. Berikan contoh
masing-masing 5 contoh dalam kehidupan sehari-hari.
4. Siapakah Robert Brown itu?
Jelaskan. 5. Susu yang kita minum termasuk
sistem koloid. Mengapa partikel koloid tersebar merata dalam
medium pendispersinya? Jelaskan.
6. Mengapa warna langit berwarna biru di siang hari dan berwarna
merah di senja hari? Jelaskan. 7. Jelaskan sifat adsorpsi koloid pada
proses penjernihan air sumur. 8. Dapatkah kalian menentukan
muatan listrik dari partikel koloid? Jelaskan.
1
Sumber: Dokumentasi Penerbit
255
B Bab 10 Sistem Koloid
Pada proses penggantian
pelarut dikenal istilah dialisis.
Coba kalian cari literatur yang
menjelaskan proses dialisis dan
buat rangkuman tentang dialisis.
Komunikasikan dengan teman
kalian.
Kegiatan Mandiri
Kegiatan Mandiri
1. Metode kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan metode kondensasi merupakan suatu metode pembuatan sistem koloid dengan
menggumpalkan partikel larutan sejati atom, ion atau molekul menjadi partikel berukuran koloid. Metode kondensasi dapat
berupa penggantian pelarut, reaksi dekomposisi rangkap, reaksi redoks atau reaksi hidrolisis.
a. Penggantian pelarut
Belerang mudah larut dalam alkohol misal etanol tetapi sukar larut dalam air. Jadi, untuk membuat sol belerang dalam
medium pendispersi air, belerang dilarutkan ke dalam etanol sampai jenuh. Setelah itu, larutan belerang dalam etanol
dimasukkan ke dalam air sedikit demi sedikit. Partikel belerang akan menggumpal menjadi koloid akibat penurunan kelarutan
belerang dalam air. Kemudian etanol dapat dipisahkan dengan dialisis, maka terbentuklah sol belerang.
b. Reaksi dekomposisi rangkap Untuk membuat sol AgCl dapat dilakukan dengan cara
mencampurkan larutan AgNO
3
encer dan larutan HCl encer. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
AgNO
3
aq + HClaq o AgClkoloid + HNO
3
aq Sedangkan untuk membuat sol As
2
S
3
dapat dilakukan dengan cara mengalirkan gas H
2
S ke dalam larutan As
2
O
3
. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
As
2
O
3
aq + H
2
Saq o As
2
S
3
koloid + H
2
Ol c.
Reaksi redoks Untuk membuat sol emas, dapat dilakukan dengan mereduksi
garamnya dengan menggunakan reduktor formaldehida. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
2AuCl
3
aq + 3HCHOaq + H
2
Ol o 2Aukoloid + 6HClaq + 3HCOOHaq
d. Reaksi hidrolisis Reaksi hidrolisis digunakan untuk membuat koloid pada
logam besi Fe, aluminium Al, dan krom Cr. Hal itu dikarenakan basa logam tersebut bersifat koloid. Pada pembuatan sol FeOH
3
, larutan FeCl
3
ditambahkan pada air panas. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut.