Kekentalan 6,54
6
Aroma 6,28
7
Kadar air 6,25
8
Kemasan 5,15
9
Ketersediaan 3,31
10
Kehalalan produk madu memang telah diyakini oleh konsumen madu terutama yang beragama Islam. Namun keyakinan konsumen akan kehalalan madu
tidak boleh dijadikan alasan bagi produsen untuk tidak mencantumkan logo halal pada kemasan produk madunya dan memiliki sertifikasi halal. Pencantuman logo
dan sertifikasi halal pada kemasan akan menambah kepercayaan dari konsumen terhadap suatu produk madu yang akan dibeli.
Kehigienisan produk madu berarti suatu kondisi produk madu tidak mengandung bahan cemaran biologis, kimia, benda-benda asing lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan. Kehigienisan madu juga sangat penting untuk diperhatikan oleh produsen dan konsumen madu, karena
kehigienisan ikut menentukan baik-buruknya kualitas madu. Salah satu contoh ketidakhigienisan proses pengolahan madu antara lain melakukan proses ektraksi
madu di tempat yang kurang bersih. Dalam proses pengolahan madu, upaya untuk mencegah timbulnya kontaminasi dan pencegahan pertumbuhan kontaminan dalam
produk harus dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya kegiatan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, peralatan, pakaian kerja, serta lingkungan
produksi
2. Penilaian Atribut Minuman Kesehatan Menurut Preferensi Konsumen
Sebagian besar konsumen memprioritaskan manfaat bagi kesehatan sebagai pertimbangan dalam membeli produk minuman kesehatan dengan nilai 11,14. Di
peringkat kedua dan ketiga prioritas konsumen dalam membeli minuman kesehatan adalah atribut logo halal dan kehigienisan dengan nilai prioritas sebesar 11,10 dan
8,85. Sedangkan dua atribut yang menjadi prioritas terakhir adalah atribut citra produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,94 dan 3,28 menjadi atribut yang
terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli minuman kesehatan. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 38.
Tabel 38. Hasil analisis pembobotan atribut produk minuman kesehatan
Atribut Nilai Prioritas
Rangking
Manfaat 11,14 1
Logo halal 11,10
2
Kehigienisan 8,85 3
Harga 8,59 4
Rasa 7,82 5
Aroma 6,54 6
Kemasan 6,50
7
Ketersediaan 4,15 8
Citra Produsen 3,94
9
Promosi 3,28
10 3.
Penilaian Atribut Minuman Penyegar Menurut Preferensi Konsumen
Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut produk minuman penyegar, logo halal menjadi atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli produk
minuman penyegar dengan nilai sebesar 11,05. Kemudian diikuti oleh atribut manfaat dengan nilai 10,03 dan atribut rasa dengan nilai 9,72 di peringkat kedua dan
ketiga yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli minuman penyegar. Sedangkan atribut citra produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,24 dan 2,47
menjadi atribut yang terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli minuman penyegar. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 38.
Tabel 39. Hasil analisis pembobotan atribut produk minuman penyegar
Atribut Nilai Prioritas
Rangking
Logo halal 11,05
1
Manfaat 10,03
2
Rasa 9,72 3
Kehigienisan 8,95 4
Harga 8,77 5
Aroma 7,91
6
Kemasan 7,12 7
Ketersediaan 4,14 8
Citra Produsen 3,24
9 Promosi 2,47
10
4. Penilaian Atribut Pemanis Makanan dan Minuman Menurut Preferensi Konsumen
Sebagian besar konsumen memprioritaskan keberadaan logo halal sebagai pertimbangan dalam membeli produk pemanis makanan dan minuman dengan nilai
10,14. Di peringkat kedua dan ketiga prioritas konsumen dalam membeli produk pemanis makanan dan minuman adalah atribut manfaat dan kehigienisan dengan
nilai prioritas sebesar 9,70 dan 9,60 Tabel 40. Hasil analisis pembobotan atribut produk pemanis makanan dan
minuman
Atribut Nilai Prioritas
Rangking
Logo halal 10,14
1
Rasa 9,70 2
Kehigienisan 9,60 3
Manfaat 9,38 4
Aroma 7,51
5
Harga 7,47 6
Kemasan 6,53 7
Ketersediaan 4,47
8
Citra Produsen 3,62
9
Promosi 2,95 10
Sedangkan dua atribut yang menjadi prioritas terakhir adalah atribut citra produsen dan promosi dengan nilai prioritas 3,62 dan 2,95 menjadi atribut terakhir
diprioritaskan konsumen dalam membeli pemanis makanan dan minuman. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 40.
Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut produk madu dan produk pesaingnya yang ditunjukkan pada tabel 36-39 dapat diketahui bahwa sebagian
besar konsumen menempatkan atribut logo halal produk sebagai atribut yang diprioritaskan pada pembelian produk madu maupun produk pesaingnya. Selain ada
tidaknya logo halal produk, atribut manfaat, dan atribut kehigienisan juga termasuk atribut yang diprioritaskan dalam pembelian produk. Untuk produk madu dan
produk pesaingnya, atribut promosi, dan atribut citra produsen menempati posisi terbawah urutan atribut yang menjadi prioritas konsumen. Untuk dua atribut terakhir
yang disebutkan perlu diperbaiki oleh pihak produsen madu dan produk pesaingnya. Kehalalan sebuah produk kini memang kian menjadi perhatian umat Islam.
Sebagian kalangan umat telah begitu sadar bahwa makanan yang halal merupakan keharusan yang tak bisa ditawar. Ini tentunya menuntut produsen untuk memenuhi
kepentingan umat. Kehalalan suatu produk merupakan suatu keharusan untuk setiap produk pangan, farmasi, dan kosmetika yang dipasarkan di Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam. Bagi konsumen muslim, adanya logo dan sertifikasi halal akan mendapatkan kepastian dan jaminan bahwa produk yang
dikonsumsinya tidak mengandung sesuatu yang tidak halal serta diproduksi dengan cara yang halal. Sedangkan bagi produsen, sertifikasi halal memberikan peluang
untuk meraih pasar pangan halal global yang diperkirakan sebanyak 1,4 milyar muslim dan jutaan non-muslim lainnya dan meningkatkan citra produknya.
Sikap berhati-hati sebaiknya juga diterapkan oleh konsumen setiap kali membeli atau mengonsumsi makanan dan minuman olahan. Artinya ketika kita
belum bisa memastikan status halal atau haramnya bahan pangan tersebut. Siapa tahu dalam makanan minuman itu terselip kandungan bahan atau ramuan
ingredients tidak halal alias haram atau meragukan. Masalahnya, kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang telah terkondisi dengan bahan pangan olahan yang
dalam proses produksinya kerap dibubuhkan bahan atau ramuan tertentu. Faktanya, tak semua ramuan itu berasal dari bahan dan atau proses yang halal. Adakalanya
ramuan itu juga tidak jelas status dan asal-usulnya. Maka, berhati-hati dalam memilih sudah menjadi keharusan. www.guidehalal.com, 2006.
F. HASIL ANALISIS CLUSTER