atribut dalam mempengaruhi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk ditunjukkan nilai skala kepentingan. Nilai skala kepentingan
merupakan nilai rata-rata penjumlahan nilai suatu atribut pada berbagai prioritas ke- i setelah dikalikan faktor pengali bobot. Besar nilai faktor pengali bobot
ditentukan berdasarkan urutan peringkat atribut dalam prioritas pembelian. Atribut yang menjadi peringkat satu akan dikalikan dengan nilai bobot sepuluh, atribut
peringkat dua dikalikan dengan nilai bobot sembilan, atribut peringkat tiga dikalikan dengan delapan, dan seterusnya sampai atribut peringkat sepuluh dikalikan dengan
nilai bobot satu. Hasil dari analisis ini akan terlihat perbedaan atau persamaan atribut yang
menjadi prioritas konsumen dalam pembelian produk. Semakin besar nilai skala kepentingan suatu atribut berarti semakin pentinglah atribut tersebut dalam
pertimbangan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Hasil penjumlahan terbesar merupakan atribut produk yang utama oleh konsumen, sedangkan nilai
yang terkecil merupakan atribut dari madu atau produk-produk pesaingnya yang paling akhir dipilih konsumen.
1. Penilaian Atribut Madu Menurut Preferensi Konsumen
Berdasarkan hasil analisis pembobotan atribut madu, keaslian madu menjadi atribut yang paling utama diprioritaskan dalam membeli madu dengan nilai sebesar
13,70. kemudian diikuti oleh atribut logo halal 11,21, atribut manfaat atau khasiat madu 9,90, dan atribut kehigienisan 9,04 di peringkat kedua, ketiga, dan keempat
yang menjadi prioritas konsumen dalam membeli madu. Ketiga atribut tersebut harus tetap dijaga oleh produsen madu untuk dalam pempertahankan pelanggannya.
Sedangkan atribut kemasan dan ketersediaan madu dengan nilai prioritas 5,15 dan 3,31 menjadi atribut yang terakhir diprioritaskan konsumen dalam membeli madu.
Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 37. Tabel 37. Hasil analisis pembobotan atribut produk madu
Atribut Nilai Prioritas
Rangking
Keaslian 13,70
1
Logo halal 11,21
2
Manfaatkhasiat 9,90
3
Kehigienisan 9,04
4
Harga 6,79
5
Kekentalan 6,54
6
Aroma 6,28
7
Kadar air 6,25
8
Kemasan 5,15
9
Ketersediaan 3,31
10
Kehalalan produk madu memang telah diyakini oleh konsumen madu terutama yang beragama Islam. Namun keyakinan konsumen akan kehalalan madu
tidak boleh dijadikan alasan bagi produsen untuk tidak mencantumkan logo halal pada kemasan produk madunya dan memiliki sertifikasi halal. Pencantuman logo
dan sertifikasi halal pada kemasan akan menambah kepercayaan dari konsumen terhadap suatu produk madu yang akan dibeli.
Kehigienisan produk madu berarti suatu kondisi produk madu tidak mengandung bahan cemaran biologis, kimia, benda-benda asing lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan. Kehigienisan madu juga sangat penting untuk diperhatikan oleh produsen dan konsumen madu, karena
kehigienisan ikut menentukan baik-buruknya kualitas madu. Salah satu contoh ketidakhigienisan proses pengolahan madu antara lain melakukan proses ektraksi
madu di tempat yang kurang bersih. Dalam proses pengolahan madu, upaya untuk mencegah timbulnya kontaminasi dan pencegahan pertumbuhan kontaminan dalam
produk harus dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya kegiatan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, peralatan, pakaian kerja, serta lingkungan
produksi
2. Penilaian Atribut Minuman Kesehatan Menurut Preferensi Konsumen