sebagai cluster. Pada riset pemasaran, analisis cluster biasanya digunakan untuk melakukan proses segmentasi sejumlah responden konsumen berdasarkan ciri-ciri
sejumlah atribut yang ada. Analisis cluster dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Hierarchical Cluster dan K-Means Cluster. Pengelompokkan clustering secara
hirarki biasanya digunakan untuk jumlah sampel data yang relatif sedikit. Sedangkan untuk data yang banyak di atas 200 sampel dapat digunakan K-Means
Cluster, yang sekarang merupakan metode cluster yang paling populer digunakan Santoso, Tjiptono, 2001.
J. ANALISIS KORESPONDENSI
Analisis korespondensi adalah alat pengujian untuk mengetahui hubungan interdependen atau saling ketergantungan antarvariabeldata. Analisis korespondensi
lebih berhubungan dengan objek dari suatu penelitian. Analisis korespondensi mempunyai ciri, yaitu data yang diinput adalah data nonmetrik dan oada
kebanyakan kasus, data yang dipakai adalah data nominal Santoso, Tjiptono, 2001. Analisis korespondensi adalah suatu teknik eksplorasi peubah ganda yang
mengkonversikan suatu matriks data ke dalam suatu bentuk grafik dimana setiap baris dan kolom matriks diperagakan sebagai gugusan titik. Analisis korespondensi
menggambarkan kedekatan profil antar kategori tiap gugus data dalam bentuk grafik atas dasar posisi relatif yang menunjukkan jarak antar kategori. Bentuk paling
mendasar dari analisis korespondensi adalah aplikasinya pada tabel kontingensi dua arah Grenacre dan Hastie, 1987.
K. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain oleh Lutfiah 2000 yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Madu Odeng”. Penelitiannya
bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta merumuskan alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan di masa mendatang.
Hasil penelitiannya dengan menggunakan analisis SWOT menyebutkan bahwa kekuatan utama dari madu dengan merek “Odeng” adalah terjaminnya keaslian
madu dan merek yang sudah dikenal oleh konsumen. Kelemahannya antara lain mutu madu yang berbah-ubah, kurangnya kegiatan promosi, dan keterbatasan modal
yang dimiliki. Sedangkan peluang dimiliki yaitu adanya dukungan pemerintah dan bertambahnya jumlah pengecer madu “Odeng”. Namun pemasaran madu “Odeng”
juga mendapat ancaman dengan semakin banyaknya madu impor yang beredar di pasaran.
Farida 2000 dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Perkembangan Usaha Lebah Madu Apis mellifera Studi Kasus di Perusahaan Madu Odeng, Cibubur.
Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa strategi pemasaran perusahaan madu Odeng adalah dengan menjual madu dalam bentuk curah dan dalam bentuk kemasan
botol. Madu dalam bentuk curah dijual langsung ke konsumen akhir, atau konsumen datang langsung ke perusahaan. Sedangkan madu dalam kemasan botol dijual
melalui kedai-kedai, agen, dan pameran untuk konsumen akhir. Sistem pemasaran madu yang dilakukan adalah untuk menghindari saluran distribusi panjang yang
mengakibatkan harga pasar madu cukup tinggi dan perusahaan terhindar dari pemalsuan madu dengan merek yang sama.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Bassit 2003 yang berjudul Penempatan Posisi Positioning Produk Minuman Madu Studi Kasus di Pusat Perlebahan
Nasional Parung Panjang. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk minuman madu dan menentukan penempatan posisi
positioning minuman madu yang diproduksi oleh Pusbahnas. Hasil penelitiannya dengan menggunakan analisis kuadran dan peringkat keunikan produk,
menyebutkan bahwa produk minuman yang diproduksi oleh Pusat Perlebahan Nasional Parung Panjang paling tepat diposisikan sebagai minuman yang higienis,
segar, dan menyehatkan. Positioning statement yang disampaikan adalah “minuman madu, sangat baik untuk anak-anak dan cocok bagi orang yang aktif bekerja, atau
dapat dengan positioning produk minuman madu tersebut.
III. METODOLOGI PENELITIAN A.
KERANGKA PEMIKIRAN
Tujuan akhir dari konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah kepuasan konsumen sepenuhnya. Kepuasan konsumen sepenuhnya bukan berarti memberikan
kepada apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Dalam merencanakan
strategi pemasaran yang kompetitif, efektif, dan efisien, maka perusahaan perlu memiliki pemahaman mengenai pasar dan perilaku konsumen. Dengan mengenali
dan membedakan kelompok konsumen, pengembangan strategi pemasaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Hal itu merupakan syarat utama bagi
setiap perusahaan yang ingin mempertahankan eksistensinya dalam persaingan pasar. Taktik bauran pemasaran merupakan taktik untuk merangsang penjualan
dengan jalan merubah atau memodifikasi salah satu atau lebih elemen bauran pemasaran yaitu 4P: product, price, place, dan promotion.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan langsung di pasar, penyebaran kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Metode analisis yang akan
digunakan adalah analisis pembobotan, analisis cluster, dan analisis korespondensi. Identifikasi atribut-atribut produk madu dilakukan dengan wawancara dan
penyebaran kuesioner dengan para pakar atau praktisi yang sudah memahami karakteristik produk madu dan pemasarannya. Kemudian dari atribut-atribut yang
diperoleh, penulis menyusun kuesioner dengan menambahkan pertanyaan yang berusaha mengetahui perilaku dan preferensi konsumen terhadap atribut madu dan
produk-produk pesaingnya. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 2.
B. SUMBER DATA