Upaya Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Pembinaan Moral Pada

remaja putus sekolah setelah keluar dari Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran. Untuk permasalahan remaja Penerima Manfaat yang indisipliner atau melanggar tata tertib di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran, diterapkan melalui metode adanya sanksihukuman sesuai kesalahan yang dibuatnya. Selain itu, adanya heterogenitas tersebut berpengaruh pula pada tingkatan perubahan tolak ukur keberhasilan pembinaan moral pada perilaku remaja Penerima Manfaat di mana masing-masing anak berbeda-beda tingkatan perkembanganperubahan perilakunya. Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Singgih Kurniawan selaku staf bagian Yanrehsos berikut ini: “Jadi output tolak ukurnya itu bukan wah ini sekian ini selesai tapi tolak ukurnya itu luas. Individu 1 misalnya kondisi sekian kok sekarang demikian sudah dikatakan bagus. Si A dah sampai si B sudah bagus. Si C sudah sampai J itu ya maklum dia dari SMA kok. Ini SD dari semula dia tahu A sekarang sudah tahu C ya bagus. Jadi bagus atau tidaknya itu relative si anak itu karena latar belakang keluargaekonomi juga”. Wawancara pada tanggal 11 Maret 2013 Untuk mengatasi permasalahan heterogenitas remaja Penerima Manfaat maka dalam memberikan pembinaan kepada setiap remaja, pembimbing melakukannya dengan memperhatikan kebutuhan setiap anak yang berbeda-beda dan menyampaikan materi dengan cara penyampaian yang sesederhana mungkin. Terkait dengan pengukuran tingkat keberhasilan pembinaan moral pada setiap remaja putus 207 sekolah maka digunakan pengukuran dengan memberikan penilaian pada setiap remaja sesuai dengan standar penilaian yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran yaitu antara nilai 65- 80, sesuai dengan hasil evaluasi melalui ujian tertulis dan praktek. b. Upaya mengatasi keterbatasan dalam segi alokasi waktu maupun sarana dan prasarana. Upaya untuk mengatasi kendala dalam sarana prasarana untuk kegiatan bimbingan juga disampaikan oleh bapak Bambang Suryanto, pegawai bagian Yanrehsos saat wawancara pada tanggal 8 Maret 2013 sebagai berikut: “Sebenarnya sudah mengajukan sarana ke Pemprov- Pemerintah Pusat, kalau orang-orang di atas tidak memperhatikan ya dibawah nggak jalan-jalan cuma seperti ini aja”. Dalam hal ketersediaan sarana dan prasarana yang digunakan untuk proses pelaksanaan pembinaan moral melalui kegiatan bimbingan sosial tidak terdapat kendala yang cukup besar artinya sarana dan prasarana di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran sebenarnya sudah cukup memadai untuk menunjang kegiatan pembinaan dan mengoptimalkan sarana prasarana yang sudah ada. Berikut adalah pernyataan Ibu Asmi, selaku Kepala bagian Tata Usaha yaitu: “Sarana dan prasarana yang ada di Balai ini saya rasa sudah cukup memadai. Ruang kelas untuk pelaksanaan bimbingan kelas juga telah tersedia begitu juga papan tulisnya. Ruang- 208 ruang yang lain pun juga sudah tersedia seperti ruang keterampilan, menjahit, tempat olahraga, tempat ibadah hingga bangunan-bangunan dalam Balai ini sudah sesuai dengan kapasitas kegiatan bagi anak-anak di sini. Untuk masalah sarpras dapat dropping dari Dinas sepanjang tidak ada dari atas ya kita menggunakan itu”. Wawancara pada tanggal 25 Maret 2013 Upaya untuk mengatasi keterbatasan waktu dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan keagamaan di mushola dengan cara memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin. Untuk tadarus Al- Qur‟an setiap remaja membaca satu ayat agar semua mendapat giliran. Selain itu, dalam pembelajran bimbingan di kelas harus dapat merencanakan target-target dalam setiap pembelajaran, yang terpenting ialah dapat memotivasi, mengarahkan, dan menanamkan nilai-nilai positif kepada remaja Penerima Manfaat. c. Upaya mengatasi tidak berjalannya fungsi Lurah ketua Penerima Manfaat Untuk mengatasi tidak berjalannya fungsi Lurah ketua Penerima Manfaat pada angkatan yang akan datang maka penting untuk lebih menekankan kegiatan orientasi pada awal penerimaan remaja Penerima Manfaat. Selain itu, informasi mengenai perekrutan dan penerimaan Penerima Manfaat harus lebih ditingkatkan dan dilaksanakan secara optimal sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Widarso, pengasuh wisma 8 terkait upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan 209 tidak ada Lurah untuk angkatan I tahun 2013 dengan cara lebih mengoptimalkana peran pembimbing dan pegasuh dalam mendorong anak untuk selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti berikut ini: “Kalau sekarang kan mereka kalau nggak ada kegiatan atau nggak disuruh pembimbing ya malas-malasan kalau nggak ada perintah ya anak duduk-duduk. Ya nggak menyalahkan anak si ya salahnya di situ nggak ada ketuanya. Jadi, sekarang peran pembimbing lebih besar untuk mengajak dan mengarahkan anak- anak”. Wawancara pada tanggal 23 Maret 2013 d. Perubahan kondisi cuaca. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan perubahan cuaca ialah dengan memanfaatkan ruangan yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran. Kalau pada waktu kegiatan di lapangan terjadi hujan maka kegiatan dialihkan di ruang kelas atau aula. Pada saat musim hujan, hujan dapat menghambat kegiatan yang pelaksanaannya di luar kelas atau outdoor bahkan membuat remaja Penerima Manfaat malas untuk berangkat mengikuti kegiatan tersebut. Upaya untuk mengatasi permasalahan hujan ketika kegiatan di mushola akan berlangsung adalah dengan tetap berangkat ke mushola dengan cara berlari seperti yang diungkapkan oleh Irkham 18th berikut ini: “Biasanya kalau kegiatan mushola ya langsung terjang saja hujannya”. Wawancara pada tanggal 16 Maret 2013 210 Berdasarkan pemaparan data di atas dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran untuk mengatasi kendala pelaksanaan pembinaan moral guna meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan dan rehabilitasi pada remaja putus sekolah, diantaranya yaitu: a. Lebih meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana dengan mengajukan kepada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dan meningkatkan kerja sama dengan instansi-instansi lain. b. Meningkatkan kualitas pembimbing supaya memberikan metode- metode bimbingan yang tepat guna agar pelaksanaan pembinaan moral bagi remaja putus sekolah semakin berkualitas dan dapat dijadikan bekal hidup bagi remaja putus sekolah setelah keluar dari Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran. c. Lebih menekankan kegiatan orientasi pada awal penerimaan remaja Penerima Manfaat. Selain itu, informasi mengenai perekrutan dan penerimaan Penerima Manfaat harus lebih ditingkatkan dan dilaksanakan secara optimal sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. d. Memanfaatkan ruangan yang ada di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran. Kalau pada waktu kegiatan di lapangan terjadi hujan maka kegiatan dialihkan di ruang kelas atau aula. 211

B. Pembahasan

1. Faktor yang Menyebabkan Remaja di Balai Rehabilitasi Sosial

”Wira Adhi Karya” Ungaran Mengalami Putus Sekolah Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah keberadaan remaja yang mengalami putus sekolah yang masih tinggi. Penyebab dominan adalah ketidakmampuan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya sebagai akibat kondisi sosial ekonomi keluarganya. Selain itu, akibat orang tua a t a u keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya dengan berbagai alasan menjadikan anak-anak mereka terlantar. Putus sekolah masih menjadi masalah krusial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Putus sekolah dapat terjadi akibat dari berbagai persoalan dalam aspek politik, ekonomi, hukum, budaya, dan sebagainya. Putus sekolah masuk ke dalam seluruh ranah masyarakat khususnya di Indonesia telah menjadi fenomena tersendiri dan memiliki motif yang beragam. Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan remaja Penerima Manfaat di Balai Rehabili tasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran mengalami putus sekolah, diantaranya ialah masalah ekonomi, kegagalan dalam mengikuti pelajaran di sekolah sehingga prestasi di 212 sekolah menurun, anak yang terkena sanksi karena mangkir sekolah atau karena nakal sering melanggar peraturan sekolah sehingga terkena droup out. Ada juga anak putus sekolah yang disebabkan karena malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya. Selain itu, pengaruh teman seperti ikut-ikutan diajak bermain play station sampai akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas. Di samping itu, hubungan keluarga yang tidak harmonis dapat berupa perceraian orang tua, hubungan antar keluarga yang tidak saling peduli merupakan dasar anak mengalami permasalahan yang serius dan hambatan dalam pendidikannya sehingga mengakibatkan anak mengalami putus sekolah. Berdasarkan hasil penelitian di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran, sebagian besar dari 14 remaja Penerima Manfaat yang diambil sebagai responden terdapat 8 remaja yang mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dikarenakan permasalahan ekonomi. Sebanyak 3 remaja mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dikarenakan ada permasalahan di sekolah atau sebagai anak nakal. Selain itu, terdapat 2 remaja yang mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dikarenakan permasalahan keluarga. Terdapat seorang remaja yang mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dikarenakan faktor lingkungan dan intern diri sendiri. 213 Maka berdasarkan data di atas, diperoleh permasalahaan terbanyak dalam kasus putus sekolah yang dialami remaja Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran dikarenakan permasalahan ekonomi kemudian disusul karena permasalahan di dalam keluarga dan selebihnya karena permasalahan internal anak itu sendiri serta faktor lingkungan tempat tinggalnya. Data di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Beeby 1982: 176-179 bahwa sebab putus sekolah lebih dikarenakan masalah sosial ekonomi daripada masalah pendidikan. Pendapat senada mengenai penyebab putus sekolah dikemukakan oleh Sweeting dan Muchlisoh 1998:14 bahwa alasan anak-anak keluar sekolah dari Sekolah Dasar secara prematur umumnya adalah erat kaitannya dengan masalah ekonomi. Ada berbagai latar belakang kemunculan putus sekolah dalam dunia pendidikan kita kebanyakan adalah persoalan ekonomi, orang tua siswa tidak mampu membiayai anaknya untuk melanjutkan sekolah Rifa‟i, 2011:203. Hal tersebut terbukti dengan adanya responden sebanyak 14 orang dimana 57,1 merupakan remaja yang mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah karena permasalahan ekonomi. Berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 3 remaja dari 14 remaja yang diambil sebagai responden atau sebanyak 21,43 remaja Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran mengalami putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dikarenakan ada permasalahan di sekolah atau sebagai anak nakal atau karena kenakalan 214

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kemandirian dan Aktualisasi Diri pada Remaja Putera dan Remaja Puteri di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran

0 7 2

Model Pembinaan Remaja Putus Sekolah (Studi tentang Karakteristik dan Sistem Pengelolaannya di Panti Asuhan “Wira Adi Karya” Ungaran).

0 0 2

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

MOTIVASI BELAJAR KETERAMPILAN MENJAHIT REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

3 37 216

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

MANAJEMEN PELATIHAN OTOMOTIF RODA DUA BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH (Studi Kasus pada Balai Rehabilitasi Sosisal Wira Adhi Karya di Ungaran) -

0 1 58

PEMBINAAN MORAL REMAJA DISSOSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL MANDIRI SEMARANG II KOTA SEMARANG -

0 0 108

PERANAN TUTOR DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN OTOMOTIF REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN DI PANTI PELAYANAN SOSIAL ANAK “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

1 2 74

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168