Simpulan Program dan Pembinaan Remaja Putus Sekolah

b. Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah diharapkan dapat meningkatkan kualitas pekerja sosial melalui program pelatihandiklat guna kemajuan proses pelayanan, pembinaan, dan rehabilitasi sosial bagi remaja putus sekolah. 2. Bagi Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran a. Kegiatan di luar bimbingan kelas terutama dalam bidang keagamaan agar dapat lebih dijalankan secara maksimal dan diharapkan adanya partisipasi pembimbing atau pegawai lainnya bahkan pimpinan Balai dalam kegiatan tersebut untuk menambah motivasi remaja b. Pembimbing maupun pengasuh harus lebih bersabar dengan menganggap mendidik anak sendiri dalam memberikan bimbingan kepada remaja putus sekolah dengan memperhatikan berbagai latar belakang, karakteristik dan kepribadian mereka yang berbeda-beda. 3. Bagi remaja Penerima Manfaat a. Remaja Penerima Manfaat diharapkan dapat senantiasa bersikap dan berperilaku sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat setelah mendapatkan pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran serta mampu menghilangkan kebiasaan negatif yang dapat menghancurkan masa depan mereka. b. Remaja Penerima Manfaat harus mengoptimalkan kegiatan bimbingan wisma agar mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa 277 pembinaan dalam bentuk bimbingan sosial ini banyak memberikan manfaat dan kebaikan bagi dirinya. c. Remaja Penerima Manfaat harus berlatih membiasakan diri untuk mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi, dan program kegiatan yang ada selama mendapatkan pembinaaan di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran. 278 DAFTAR PUSTAKA Aeni, Ani Nur. 2011. Menanamkan Disiplin Pada Anak Melalui Dairy Activity menurut Ajaran Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta’lim. Vol. 9 No. 1, halaman 17-29.http:jurnal.upi.edutaklimview835menanamkan- disiplin-pada-anak-melalui-dairy-activity-menurut-ajaran-islam.html diakses pada tanggal 28 April 2013, 08:54 PM Amin, Maswardi Muhammad. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Baduose Media Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Beeby, C.E. 1982. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Djaya Pirusa. Budiningsih, Asri. 2008. Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa Dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Daroeso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: Aneka Ilmu. Endraswara, Suwardi. 2006. Budi Pekerti Jawa Tuntunan Luhur dari Budaya Adiluhung. Yogyakarta: Gelombang Pasang. Gunarsa, Y. Singgih D. dan Singgih D. Gunarsa. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan:Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Handoyo, Eko., Aris Munandar, dan Martien Herna. 2010. Etika Politik dan Pembangunan. Semarang: Widya Karya Press. Haricahyono, Cheppy.1995. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang: IKIP Semarang Press. Joesoef, Soelaiman. 1999. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara. Joshi, K.M. 2010. Indigenous Children of India: Enrolment, Gender Parity and Drop Out in School Education. International Journal of Sociology and Social Policy. Vol. 30 No. 910, halaman 545-558. 279 http:www.emeraldinsight.com0144-333X.htm diakses pada tanggal 20 Januari 2013, 10:19 AM Kaswardi, K. 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta: PT Grasindo Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI Nomor: 38fPRS-5KEP2009. Mangunhardjana, A. 1986. Pembinaan, Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius. Miles, Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press. Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mursidin. 2011. Moral Sumber Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia. Nasir, H. Sahilun A. 1999. Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja. Jakarta: Kalam Mulia. Ngabiyanto. 2011. Bahan Ajar Metodologi Penelitian. Semarang: UNNES Novianto, Erwin., Maman Rachman dan Sri Redjeki. 2012. Pembinaan Moralitas Narapidana Melalui Pendidikan Pramuka di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Pati. Unnes Civic Education Journal. Vol. 1 No. 1, halaman 55-62. http:journal.unnes.ac.idsjuindex.phpucej diakses pada tanggal 20 Januari 2013, 9:26 PM Oladipo, S.E.2009. Moral Education of the Child: Whose Responsibility?. Journal Social Science. Vol. 20 No. 2, halaman 149-156. http:www.krepublishers.com02-JournalsJSSJSS-20-0-000-09-ebJSS- 20-2-000-09-Abst-PDFJSS-20-02-149-09--656-Oladipo-S-EJSS-20-02- 149-09--656-Oladipo-S-E-Tt.pdf. diakses pada tanggal 28 April 2013, 9:33 PM Pakasi, Soepartinah. 1985. Anak dan perkembangannya: Pendekatan Psiko- Paedagogis terhadap Generasi Muda. Jakarta: PT Gramedia. 280 Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 111 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah. Poerwadarminta, W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rachman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang: IKIP Semarang. Rifa‟i, Muhammad. 2011. Sosiologi Pendidikan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Salam, Burhanudin. 2000. Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Siregar, Mastuali. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkotik pada Remaja: Studi Deskriptif Di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Medan . Jurnal Pemberdayaan Komunitas. Vol. 3 No. 2, halaman 100-105. http:repository.usu.ac.idhandle12345678915653 diakses pada tanggal 20 Januari 2013, 10:36 AM Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D. Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul. 2002. Pendidikan Budi Pekerti Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Sutarto, Joko. 2007. Pendidikan Nonformal Konsep Dasar, Proses Pembelajaran, dan Pemberdayaan Masyarakat. Semarang: UNNES PRESS. Suyahmo. 2011. Bahan Ajar Filsafat Pancasila. Semarang: UNNES Sweeting, E.M. dan Muchlisoh. 1998. Beberapa Penyebab Murid Mengulang Kelas, Putus Sekolah, dan Melanjutkan Sekolah dari SD ke SLTP. Jakarta: CPCU. 281 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Undang-Undang RI Nomor 11Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Wahyu. 1995. Pengantar Ilmu-Ilmu Sosial. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press. Widiastono, Tonny D. ed. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta: Buku Kompas. Wijono, Djoko. 2006. Filsafat dan Etika Penelitian Sosial dan Kesehatan. Surabaya: Duta Prima Airlangga. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2009. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PPS UPI dengan Remaja Rosdakarya. Zuriah, Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara Sumber internet dan media massa lainnya: Abdul Halik. Masalah Putus Sekolah Dan Pengangguran - Tinjauan Sosiologi Pendidikan. http:abdulhalik11.blogspot.com201110masalah-putus- sekolah-dan-pengangguran.html, diunduh tanggal 11 Januari 2013 pukul 05.44 WIB Padang Ekspres Edisi Senin, 24122012 Tribunnews.com pada hari Rabu, 9 Januari 2013 kompasiana.com pada hari Kamis, 2 Mei 2013 republika.co.id pada hari Kamis, 2 Mei 2013 282 DOKUMENTASI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN Gambar 1. Penerimaan Calon Penerima Manfaat Gambar 2. Seleksi Administrasi dan Interview Gambar 3. Kegiatan Orientasi Gambar 4. Kegiatan Outbond Gambar 5. Ketua Kelas Memimpin Berdo‟a Gambar 6. Kegiatan Apel Pagi Gambar 7. Kegiatan Pelatihan Militer Dasar Permildas Gambar 8. Penerima Manfaat sedang Melantunkan Sholawatan di Mushola Gambar 9. Kegiatan Taekwondo Gambar 10. Penerima Manfaat yang Mengikuti Pembinaan Karakter di Rindam IV Diponegoro Magelang Gambar 11. Kegiatan Evaluasi Pramuka Gambar 12. Pemberian Sanksi terhadap Penerima Manfaat yang Melanggar Peraturan Gambar 13. Kegiatan Keterampilan yang diikuti Penerima Manfaat Gambar 14. Wawancara dengan Kepala Sub.Bagian Tata Usaha Gambar 15. Wawancara dengan Pembimbing Pekerja Sosial Gambar 16. Wawancara dengan Staf Bagian Yanrehsos Gambar 17. Wawancara dengan Pengasuh Wisma 9 Gambar 18. Wawancara dengan Remaja Penerima Manfaat PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Pembinaan Moral Pada Remaja Putus Sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran

1. Pegawai bidang Yanrehsos

Hari Tanggal : Selasa, 5 Maret 2013 Lokasi Wawancara : Ruang Yanrehsos Nama :Singgih Kurniawan, S.Psi Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : S1 Alamat : Mapagan, Ungaran No. Pertanyaan Jawaban A. Rekrutmen Penerima Manfaat 1 Berapa jumlah remaja putus sekolah yang dibina sebagai Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran? 100 orang 2 Remaja putus sekolah yang bagaimana yang bisa dibina di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran? Adakah syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi? Mohon dijelaskan Syaratnya ya remaja putriputra dari keluarga kurangtidak mampu, remaja normal sehat jasmani dan rohani, berusia 16-21 tahun, pendidikan tamat SD sd SLTA atau Droup Out, berbadan sehattidak cacat, dan belum pernah menikah 3 Bagaimana alur atau proses perekrutan remaja yang akan dibina sebagai Penerima Manfaat? Melalui beberapa tahap mulai dari dinas sosial kabkota masing- masing mengirimkan calon PM kemudian di sini di seleksi secara administrasi lalu di tes psikologi dan bakat minat untuk pengambilan penjurusan keterampilan. Lalu masuk kegiatan orientasi dan mulai pembinaan.

B. Program dan Pembinaan Remaja Putus Sekolah

1 Program pembinaan dalam hal apa saja yang diberikan kepada remaja Penerima Manfaat? Di sini ada dua program yaitu bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan. Bimbingan sosial ya banyak bentuknya mulai dari kegiatan agama, bimbingan di kelas dan kegiatan sehari-hari di wisma. 2 Bagaimanakah carametode pembinaan yang digunakan Petugas Barehsos pada remaja putus sekolah? Klasikal, individual, konseling, dinamika kelompok, bimbingan secara keseluruhan di luar jam kerja 3 Apa sasaran pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran? Sasarannya pembinaan bagi remaja putus sekolah, 60 psikologi sosial dan 40 karya 4 Apakah fungsi dari pembinaan untuk remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Untuk pembiasaan, outputnya anak bisa disiplin, taat aturan, tanggung jawab 5 Adakah tata tertib bagi para Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Apa saja isinya? Apa tujuan diberikan tata tertib seperti itu? Tata tertib di setiap wisma ada, ya mengenai aturan dan larangan di sini seperti aturan mengikuti kegiatan, pembagian jam istrahat, larangan main ke wisma cewek. 6 Sanksi apa saja yang diberikan kepada remaja jika melanggar tata tertib tersebut? Kalau pelanggaran serius jarang tapi kalau misal datang terlambat waktu kegiatan biasanya sanksinya lari, bolos kegiatan biasanya disuruh bersih-bersih kalau di mushola di suruh berdiri di depan. Paling terlambat ikut kegiatan hukumannya lari. Sebenarnya ya kasihan sih sama mereka tapi buat pelajaran lah. Mereka sudah dewasa biar nggak mengulangi lagi 7 Mungkinkah remaja Penerima Manfaat dikeluarkan dari Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Apa saja kriterianya? Mohon disebutkan dan dijelaskan Mungkin saja. Tapi untuk periode 2 tahun tidak ada. Jika melanggar sanksi berat 8 Selama ini siapa saja yang melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan? Hasilnya apa? Mohon dijelaskan Pengasuh, peksos, pembimbing 9 Apa sajakah kelebihan dan kelemahan yang ada di dalam proses pembinaan pada remaja putus sekolah? Kelebihannya efisiensi waktu, biar outputnya sesuai yang dikehendaki. Kekurangannya factor prasarana karena juga masalah dana dari atas

C. Pelaksanaan Pembinaan Moral Pada Remaja

Putus Sekolah 1 Apa tujuan dan manfaat remaja putus sekolah diberikan pembinaan moralbudi pekerti? Sebenarnya pembinaan di sini berfungsi sebagai proses pembiasaan atau behavioral bagi remaja. Melalui kegiatan yang ada di sini, seperti apel kan intinya biar anak itu disiplin, menaati aturan jadi outputnya nanti dapat menjadi anak yang bertanggung jawab dan disiplin 2 Adakah kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain instansi pemerintahswasta dalam melaksanakan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Dalam membina remaja di sini kami menggunakan pendekatan integratif, komprehensif, interdisipliner, dan lintas sektoral. Misalnya saat anak ada masalah maka akan diadakan case conference yang terdiri dari berbagai disiplin seperti pekerja sosial, pengasuh, dan psikolog untuk membantu anak mengatasi masalahnya. Lalu ada pihak kepolisian juga yang setiap hari Sabtu memberikan pembinaan bagi remaja Penerima Manfaat 3 Apa saja bentuk-bentuk kegiatan dalam menerapkan pembinaan moral di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Keagamaan, bimbingan budi pekerti, kepribadian, semua kegiatan di luar bimbingan kelas juga termasuk kehidupan wisma itu merupakan proses pembinaan moral juga bagi PM di sini Kemarin hari Minggu nggak ada kegiatan saya kondisikan anak-anak untuk kerja bakti bersih-bersih lingkungan balai ini. Biar anak-anak senang sambil saya setelkan musik ada anak yang sambil karaokean juga Biasanya malam Minggu anak-anak saya ajak nonton film bersama. Filmya ya disesuaikan dengan anak-anak, film yang ada nilai atau hikmah yang ingin disampaikan seperti Kungfu Panda 4 Bagaimana proses pelaksanaan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Semua bimbingan intinya terintegrasi untuk melengkapi apa yang dibutuhkan buat anak termasuk bimbingan Wirausaha, bimbingan Unit Kesejahteraan Sosial. Dan itu semua juga terkait dengan pelaksanaan pembinaan moral bagi remaja yang sangat berguna bagi anak 5 Bagaimana carametode pelaksanaan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran Metode secara keseluruhan ya ada classical, bimbingan individual, kelompok, dinamika kelompok, di luar jam kerja juga biasanya dilakukan pembinaan bagi anak. Jadi bimbingan itu bukan hanya dijadwal saja tapi bimbingan itu juga termasuk kegiatan di wisma termasuk bangun pagi, piket ya melalui proses pembiasaan di sinilah. Yang tadi di rumah nggak pernah nyapu, bangun pagi di sini jadi nyapu, piket, bangun pagi 6 Apa yang menjadi sasaran pelaksanaan pembinaan moral di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Pembinaan moralbudi pekerti di sini itu disesuaikan dengan jenis pelayanan dan rehabilitasi sosial yang ada, dengan menitikberatkan pada aspek rehabilitasi perilaku dan sosial psikologis dimana masing- masing mempuny ai target keberhasilan sebesar 30”. 7 Apakah pembinaan moral kepada remaja penerima manfaat di Barehsos Wira Adhi Karya Ungaran ini telah dapat dikatakan berhasil? Indikatornya apa ? Apakah BapakIbu melihat ada perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik pada remaja penerima manfaat? Bagaimanakah bentuknya? Bimbingan di sini itu yang dijadikan ukurannya itu jam latihannya. Jam latihan untuk bimbingan sosial lebih banyak dibandingkan jam latihan keterampilan. Justru perubahan perilaku kalau saya melihat secara pribadi ya dari hal kecil kayak dari apel. Perubahan perilaku yang bisa diukur ya kayak gitu seberapa dia disiplin, kalau di rumah cuci piring nggak kalau di sini ya cuci piring sendiri, nyuci baju sendiri, nyeterika. Perubahan perilaku itu yang semula di rumah tidak tahu apa-apa akhirnya di sini dipaksa dan harus maka jadilah seperti itu. Dan ditanya pulang ke rumah nggak waktu ditanya mereka ya katanya di rumah tetap terbiasa bangun pagi kayak di sini. Ya itu kan perubahan-perubahan yang bisa dilihat

D. Faktor yang menghambat pelaksanaan pembinaan

moral pada remaja putus sekolah 1 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang tersedia di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Sarana lebih tepat tanya ke TU 2 Apakah sarana dan prasarana itu cukup mendukung untuk pelaksanaan pembinaan moral? 3 Bagaimana hubungan BapakIbu dengan para pembimbing serta dengan para remaja penerima Hubungan antara pegawai, pembimbing, pengasuh, dan remaja Penerima Manfaat juga terjalin dengan baik. Meskipun demikian manfaat? yang namanya hidup bersama selama 4 bulan pasti juga ada dinamikanya tapi tidak sampai ada permasalahan serius 4 Selama ini apa yang dirasakan BapakIbu sebagai hambatankendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan moral pada remaja putus sekolah yang menjadi Penerima Manfaat di Barehsos ini? Kendala di sini itu pendidikan tidak merata ada yang SD drop out ada yang SMP, SMA drop out ada. Kelemahannya ya heterogen itu jadi di sini nggak bisa dibuat kayak silabus seperti di sekolah yang tingkat pendidikannya homogen sehingga output tolak ukurnya masing- masing anak itu berbeda 5 Apakah upaya yang BapakIbu lakukan dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut? Ya sebisa mungkin dalam pemberian materi disesuaikan dengan kemampuan anak-anak. Pemilihan kata-kata dalam penyampaian juga lebih diperhatikan 6 Adakah hal-hal yang menurut BapakIbu perlu dikembangkan atau diperbaiki dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan remaja binaan, terutama dalam hal pembinaan moral dan budi pekerti? Mohon disebutkan dan dijelaskan hal-hal yang dimaksud Untuk manajemen tiap kegiatan agar lebih tercover

E. Faktor yang mendukung pelaksanaan pembinaan

moral pada remaja putus sekolah 1 Apakah BapakIbu juga memberikan contoh keteladanan melalui sikap dan perilaku dalam keseharian untuk mendukung pembinaan moral pada remaja? Dalam bentuk yang seperti apa? Ya seharusnya bisa dicontoh anak-anak. 2 Apakah ada suatu bentuk reward yang diberikan pada remaja untuk mendukung suksesnya pembinaan moral? Dalam bentuk apa? Mohon dijelaskan Rewardnya paling ucapan penguatan sama di akhir pembinaan ada penghargaan untuk wisma terapi, terbersih, dan lomba-lomba antar kelas 3 Apakah ada program khusus untuk mendukung penguatan moral remaja, seperti outbondwisatacamping? Jika ada, bagaimana pelaksanaannya? Nggak ada piknik.yang ada outbond dulu di awal penerimaan. Outbond dan dinamika kelompok itu dilaksanakan dalam lingkup kegiatan orientasi tujuannya itu untuk mempererat hubungan dengan teman. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah proses pencerahan untuk dirinya sendiri dengan keakraban, untuk motivasi internal karena anak itu rawan keluar masuk. Ya melalui permainan indoor ini melatih kerjasama dan kekompakan anak. Kalau classmeeting itu biasanya lomba kebersihan wisma dan olahraga

2. Pegawai bidang Yanrehsos Pembimbing Budi Pekerti

Hari Tanggal : Jum‟at, 8 Maret 2013 Lokasi Wawancara : Ruang Yanrehsos Nama :Bambang Suryanto Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 56 tahun No. Pertanyaan Jawaban A. Rekrutmen Penerima Manfaat 1 Berapa jumlah remaja putus sekolah yang dibina sebagai Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran? 100 orang tapi karena ada yang keluar masuk sekarang tinggal 70. 2 Remaja putus sekolah yang bagaimana yang bisa dibina di Ba lai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran? Adakah syarat-syarat tertentu Syaratnya ya remaja putriputra dari keluarga kurangtidak mampu, usia 16-21 tahun, pendidikan tamat SD sd SLTA atau Droup Out. Ini lebih jelasnya di papan ini ada mbak yang harus dipenuhi? Mohon dijelaskan 3 Adakah persyaratan khusus atau pengecualian yang dipilih menjadi Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Sebenarnya aturannya usia 17 sampai 21 tahun, akan tetapi karena ada calon Penerima Manfaat yang mendaftar dan usianya ada yang 16 tahun atau 22-23 tahun kita seleksi dahulu dan kita pertimbangkan masalah apakah dia sangat membutuhkan pembinaan di sini, kondisi keluarga serta kemampuannya jika nanti harus mengikuti pembinaan selama 4 bulan. Selain itu, Wonosobo itu nggak termasuk. Jadi wilayah kerja kita itu 18 kabupatenkota, lha Wonosobo itu masuknya wilayah Sukoharjo, dari Banyumas, Cilacap, Kebumen sampai Wonogiri. Kalau kita wilayah Pantura. Kalau ada anak dari Wonosobo disini, itu kan dari Dinas Sosialnya di sana sudah banyak anaknya dan di sini juga ada yang mengundurkan diri dan kuotanya masih ada. Dan kalau di sini sudah penuh ya nggak bisa kan kapasitas kita 100 anak 4 Bagaimana alur atau proses perekrutan remaja yang akan dibina sebagai Penerima Manfaat? Perekrutan dan penerimaan ada kerja sama dengan Dinsos KotaKab lalu tahap pendekatan awal, tahap seleksi penerimaan lalu tes psikologi dan pennjurusan lalu mulai masuk tahapan pembinaan di sini selama 4 bulan

B. Program dan Pembinaan Remaja Putus

Sekolah 1 Program pembinaan dalam hal apa saja yang diberikan kepada remaja Penerima Manfaat? Bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan 2 Bagaimanakah carametode pembinaan yang digunakan Petugas Barehsos pada remaja putus sekolah? Ceramah, diskusi, dinamika kelompok, permainan 3 Apa sasaran pembinaan di Balai Rehabilitasi Kriteria bimbingan yang di sini, 60 adalah bimbingan sosial termasuk Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran? keagamaan dan 40 adalah bimbingan ketrampilan kerja 4 Selama ini siapa saja yang melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan? Hasilnya apa? Mohon dijelaskan Pengasuh, pembimbing 5 Apa sajakah kelebihan dan kelemahan yang ada di dalam proses pembinaan pada remaja putus sekolah? Kelebihannya pegawai di sini memiliki pengalaman yang lama dalam bidang pembinaan sperti ini jadi sudah paham masalah-masalah anak- anak. Sarana yang masih kurang jumlahnya juga menghambat sehingga belum mampu dioptimalkan. Sarana keterampilan alat prakteknya masih motor lama padahal sekarang sudah ada Honda beat, revo dan lain-lain. Sebenarnya sudah mengajukan sarana ke Pemprov-Pemerintah Pusat, kalau orang-orang di atas tidak memperhatikan ya dibawah nggak jalan- jalan cuma seperti ini aja. SDM nya juga masih butuh penyegaran, jahit contohnya lulusan tahun 70-an belum tahu inovasi-inovasi jahit kan juga menghambat walaupun dasarnya sama tapi inovasi-inovasinya masih kurang 6 Sanksi apa saja yang diberikan kepada remaja jika melanggar pperaturan di balai? Ini anak-anak tadi saya suruh buat surat pernyataan gara-gara melanggar 3x: merokok di kamar, tidak ikut pelajaran, izin pulang nyampai sini ternyata Senin. Sanksinya ya disuruh bersih-bersih padahal disini disuruh belajar saja nggak mau. Sanksi yang diberikan kepada anak-anak tidak ada maksud mencelakai anak-anak, untuk apa sih. Tapi biar anak-anak itu punya rasa tanggung jawab kalau aku sanggup janji hari Minggu ya ditepati. Itu nanti yang dibawa dalam bekerja harus bisa tanggungjawab dan menepati janji, disiplin. Maka di sini anak-anak dilatih bertanggungjawab atas ucapannya sendiri kalau izin sampai Minggu ya Minggu sudah ada di sini. Misal kalau nggak sanggup ya jujurterbuka bilang apa adanya jangan mencari alasan yang nggak masuk akal

C. Pelaksanaan Pembinaan Moral Pada Remaja

Putus Sekolah 1 Apa tujuan dan manfaat remaja putus sekolah diberikan pembinaan moralbudi pekerti? Untuk menambahkan rasa emosi kita ke arah yang lebih baik, untuk bisa memagari diri agar tidak melanggar norma dan sebagai landasanpedoman bagi remaja Penerima Manfaat untuk bertindak, semua tumindak ya dipikirne dulu ojo ngawur 2 Apa dasar atau latar belakang pelaksanaan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Dalam pembinaan moralbudi pekerti itu harus ada landasannya. Wis kowe mau berbuat itu landasanpedomannya adalah baik, manfaat, lazim, tidak boleh merugikan orang lain tapi yang saling menguntungkan. Yang kedua harus dilandasi dengan kesadaran diri, artinya dengan ikhlas ditamengi hukum agama, hukum negara, dan norma sosial 3 Adakah kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain instansi pemerintahswasta dalam melaksanakan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Kerja sama dengan kepolisian, TNI, dinas pendidikan Kwarran Ungaran 3 Apa saja bentuk-bentuk kegiatan dalam menerapkan pembinaan moral di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Melakukan pembinaan dan bimbingan klasikal di kelas, kegiatan sdi luar kelas sesuai jadwal baik sore maupun malam. 4 Bagaimana proses pelaksanaan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Pembinaan moralbudi pekerti di sini itu adalah bagian dari bimbingan sosial. Pelaksanaan pembinaan moral dan budi pekerti itu terintegrasi dengan kegiatan bimbingan sosial yang lainnya termasuk di dalamnya bimbingan keagamaan. Bimbingan sosial itu intinya bimbingan mengenai mental sosial apa yang dibutuhkan untuk bermasyarakat tadi, misalnya budi pekerti, sopan santun itu kan sangat dibutuhkan. Orang bekerja itu tidak cukup hanya dengan duwe ilmu tapi juga harus dilandasi budi pekerti, etika, dan moralitas 5 Bagaimana carametode pelaksanaan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Kalau waktu bimbingan Budi Pekerti di kelas itu biasanya dengan cara ceramah, dinamika kelompok, diskusi, tanya jawab, dan permainan 6 Berapa jumlah tenaga pembimbingpengajar dalam program pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Bagaimana kompetensi pembimbing? Yang membimbing itu Peksos. Bimbingan sosial sangat membutuhkan ketelatenan, sangat membutuhkan professional skill yang tinggi apalagi menghadapi anak-anak remaja seperti ini. Anak seperti ini kan orangnya emosi apalagi sudah tumbuh dan berkembang rasa cinta dan kasih sayang kalau kita nggak jeli anak-anak bisa berbuat nakal 7 Bagaimana persiapan untuk pelaksanaan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran Persiapan pembelajaran di kelas paling cuma dalam hal materi yang akan disampaikan secara menyeluruh sudah dipersiapkan sebagai pedoman kita waktu mengajar. Untuk selanjutnya secara teknis pelaksanaan disesuaikan kondisi di kelas tidak ada rencana pelaksanaan yang dibuat secara sistematis 8 Bagaimanakah BapakIbu menyusun program evaluasi terkait dengan pelaksanaan pembinaan moral pada remaja penerima manfaat? Evaluasinya soal essay dibuat dengan bu Tri selaku pembimbing Budi pekerti. Masalah evaluasi lebih jelas tanya ke Pak Rudi jadwalnya juga, arsip semua. 9 Apa yang menjadi sasaran pelaksanaan pembinaan moral di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Meningkatkan kualitas remaja putus sekolah yang pada awalnya sebagian atau seluruhnya dalam kondisi kurang, yaitu: kualitas Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kualitas Sikap dan Perilaku, kualitas Profesionalisme keterampilan, kualitas Kesehatan Jasmani dan Rohani, dan kualitas Intelektual, 60 adalah bimbingan sosial termasuk keagamaan dan 40 adalah bimbingan ketrampilan kerja 10 Apakah pembinaan moral kepada remaja penerima manfaat di Barehsos Wira Adhi Karya Ungaran ini telah dapat dikatakan berhasil? Indikatornya apa ? Apakah BapakIbu melihat ada perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik pada remaja penerima manfaat? Bagaimanakah bentuknya? Keberhasilan per materi bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari, budi pekerti itu berhasiltidak dilihat dalam kehidupan sehari-hari nanti bocah iku piye yang tadinya di rumah dari rumah nggak sholat sekarang di sini gelem sholat artinya bimbingan kita berhasil. Yang awalnya sama orang tua wanenan sekarang bisa sopan. Jika dulu sama awake dewe balik ganti wer wer setelah di sini kok ya bali ngono neh berarti bimbingan kita gagal. Tapi untuk tolak ukur itu juga sulit, semestinya ada juga gambaran anak-anak itu sebelum masuk di sini itu seperti apa sehingga bimbingan kita jelas o bocah iku gawene sak karepe dewe ma wong tua wani. Mesti harus ada gambaran yang benar ya seperti itu tapi ya biayanya itu apa negara mampu membiayai ya yang benar seperti itu untuk bimbingan sosial sehingga dengan ada gambaran seperti itu maka di sini bisa pas bimbingan yang jelas buat anak. Selain itu secara target bimbingan sosial itu 60 dilihat dari jadwal jam latihannya sudah pas mencapai 60 untuk bimbingan sosial

D. Hambatan dan upaya mengatasi pelaksanaan

pembinaan moral pada remaja putus sekolah 1 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang tersedia di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Sarana prasarananya banyak yang perlu diperbaharui. Sarana keterampilan alat prakteknya masih motor lama padahal sekarang sudah ada Honda beat, revo dan lain-lain. Sebenarnya sudah mengajukan sarana ke Pemprov-Pemerintah Pusat, kalau orang-orang di atas tidak

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kemandirian dan Aktualisasi Diri pada Remaja Putera dan Remaja Puteri di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran

0 7 2

Model Pembinaan Remaja Putus Sekolah (Studi tentang Karakteristik dan Sistem Pengelolaannya di Panti Asuhan “Wira Adi Karya” Ungaran).

0 0 2

PEMBERDAYAAN REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN TATA RIAS DALAM UPAYA MENDORONG KEMANDIRIAN REMAJA BINAAN DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

2 26 202

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA PUTUS SEKOLAH (STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA).

3 25 263

MOTIVASI BELAJAR KETERAMPILAN MENJAHIT REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA YOGYAKARTA.

3 37 216

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PEMBINAAN REMAJA DI BALAI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL REMAJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

5 55 175

MANAJEMEN PELATIHAN OTOMOTIF RODA DUA BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH (Studi Kasus pada Balai Rehabilitasi Sosisal Wira Adhi Karya di Ungaran) -

0 1 58

PEMBINAAN MORAL REMAJA DISSOSIAL DI BALAI REHABILITASI SOSIAL MANDIRI SEMARANG II KOTA SEMARANG -

0 0 108

PERANAN TUTOR DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN OTOMOTIF REMAJA PUTUS SEKOLAH MELALUI PELATIHAN DI PANTI PELAYANAN SOSIAL ANAK “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN

1 2 74

PEMBINAAN KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 168