b. Pemerintah daerah melalui Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pekerja sosial melalui program pelatihandiklat guna kemajuan proses pelayanan,
pembinaan, dan rehabilitasi sosial bagi remaja putus sekolah. 2.
Bagi Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran a.
Kegiatan di luar bimbingan kelas terutama dalam bidang keagamaan agar dapat lebih dijalankan secara maksimal dan
diharapkan adanya partisipasi pembimbing atau pegawai lainnya bahkan pimpinan Balai dalam kegiatan tersebut untuk
menambah motivasi remaja b.
Pembimbing maupun pengasuh harus lebih bersabar dengan menganggap mendidik anak sendiri dalam memberikan
bimbingan kepada remaja putus sekolah dengan memperhatikan berbagai latar belakang, karakteristik dan kepribadian mereka
yang berbeda-beda. 3.
Bagi remaja Penerima Manfaat a.
Remaja Penerima Manfaat diharapkan dapat senantiasa bersikap dan berperilaku sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat
setelah mendapatkan pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran serta mampu menghilangkan
kebiasaan negatif yang dapat menghancurkan masa depan mereka. b.
Remaja Penerima Manfaat harus mengoptimalkan kegiatan bimbingan wisma agar mampu memotivasi dirinya sendiri bahwa
277
pembinaan dalam bentuk bimbingan sosial ini banyak memberikan manfaat dan kebaikan bagi dirinya.
c. Remaja Penerima Manfaat harus berlatih membiasakan diri untuk
mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi, dan program kegiatan
yang ada selama mendapatkan pembinaaan di Balai Rehabilitasi Sosial ”Wira Adhi Karya” Ungaran.
278
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, Ani Nur. 2011. Menanamkan Disiplin Pada Anak Melalui Dairy Activity menurut Ajaran Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam-
Ta’lim. Vol. 9 No. 1, halaman 17-29.http:jurnal.upi.edutaklimview835menanamkan-
disiplin-pada-anak-melalui-dairy-activity-menurut-ajaran-islam.html diakses pada tanggal 28 April 2013, 08:54 PM
Amin, Maswardi Muhammad. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Baduose Media
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Beeby, C.E. 1982. Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Djaya Pirusa. Budiningsih, Asri. 2008. Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik
Siswa Dan Budayanya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Daroeso, Bambang. 1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila.
Semarang: Aneka Ilmu. Endraswara, Suwardi. 2006. Budi Pekerti Jawa Tuntunan Luhur dari Budaya
Adiluhung. Yogyakarta: Gelombang Pasang. Gunarsa, Y. Singgih D. dan Singgih D. Gunarsa. 1983. Psikologi
Perkembangan Anak dan remaja. Jakarta: Gunung Mulia. Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan:Suatu Analisis Sosiologi tentang
Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Handoyo, Eko., Aris Munandar, dan Martien Herna. 2010. Etika Politik dan
Pembangunan. Semarang: Widya Karya Press. Haricahyono, Cheppy.1995. Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral. Semarang:
IKIP Semarang Press. Joesoef, Soelaiman. 1999. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT
Bumi Aksara. Joshi, K.M. 2010. Indigenous Children of India: Enrolment, Gender Parity and
Drop Out in School Education. International Journal of Sociology and Social
Policy. Vol.
30 No.
910, halaman
545-558. 279
http:www.emeraldinsight.com0144-333X.htm diakses pada tanggal 20 Januari 2013, 10:19 AM
Kaswardi, K. 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta: PT Grasindo
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI Nomor: 38fPRS-5KEP2009.
Mangunhardjana, A. 1986. Pembinaan, Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius.
Miles, Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press.
Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mursidin. 2011. Moral Sumber Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia. Nasir, H. Sahilun A. 1999. Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan
Problem Remaja. Jakarta: Kalam Mulia. Ngabiyanto. 2011. Bahan Ajar Metodologi Penelitian. Semarang: UNNES
Novianto, Erwin., Maman Rachman dan Sri Redjeki. 2012. Pembinaan Moralitas Narapidana Melalui Pendidikan Pramuka di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Pati. Unnes Civic Education Journal. Vol. 1 No. 1, halaman 55-62. http:journal.unnes.ac.idsjuindex.phpucej
diakses pada tanggal 20 Januari 2013, 9:26 PM Oladipo, S.E.2009. Moral Education of the Child: Whose Responsibility?.
Journal Social Science. Vol. 20 No. 2, halaman 149-156. http:www.krepublishers.com02-JournalsJSSJSS-20-0-000-09-ebJSS-
20-2-000-09-Abst-PDFJSS-20-02-149-09--656-Oladipo-S-EJSS-20-02- 149-09--656-Oladipo-S-E-Tt.pdf. diakses pada tanggal 28 April 2013,
9:33 PM Pakasi, Soepartinah. 1985. Anak dan perkembangannya: Pendekatan Psiko-
Paedagogis terhadap Generasi Muda. Jakarta: PT Gramedia. 280
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesejahteraan
Sosial Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 111 Tahun 2010 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
Poerwadarminta, W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rachman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang: IKIP Semarang.
Rifa‟i, Muhammad. 2011. Sosiologi Pendidikan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. Salam, Burhanudin. 2000. Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. Siregar, Mastuali. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan
Narkotik pada Remaja: Studi Deskriptif Di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Medan . Jurnal Pemberdayaan Komunitas. Vol. 3 No. 2,
halaman 100-105. http:repository.usu.ac.idhandle12345678915653 diakses pada tanggal 20 Januari 2013, 10:36 AM
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D. Bandung: Alfabeta.
Suparno, Paul. 2002. Pendidikan Budi Pekerti Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Sutarto, Joko. 2007. Pendidikan Nonformal Konsep Dasar, Proses Pembelajaran, dan Pemberdayaan Masyarakat. Semarang: UNNES
PRESS. Suyahmo. 2011. Bahan Ajar Filsafat Pancasila. Semarang: UNNES
Sweeting, E.M. dan Muchlisoh. 1998. Beberapa Penyebab Murid Mengulang Kelas, Putus Sekolah, dan Melanjutkan Sekolah dari SD ke SLTP.
Jakarta: CPCU. 281
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
Undang-Undang RI Nomor 11Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Wahyu. 1995. Pengantar Ilmu-Ilmu Sosial. Banjarmasin: Lambung Mangkurat
University Press. Widiastono, Tonny D. ed. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta:
Buku Kompas. Wijono, Djoko. 2006. Filsafat dan Etika Penelitian Sosial dan Kesehatan.
Surabaya: Duta Prima Airlangga. Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2009. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PPS UPI dengan Remaja Rosdakarya. Zuriah, Nurul. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif
Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sumber internet dan media massa lainnya:
Abdul Halik. Masalah Putus Sekolah Dan Pengangguran - Tinjauan Sosiologi
Pendidikan.
http:abdulhalik11.blogspot.com201110masalah-putus- sekolah-dan-pengangguran.html, diunduh tanggal 11 Januari 2013 pukul
05.44 WIB Padang Ekspres Edisi Senin, 24122012
Tribunnews.com pada hari Rabu, 9 Januari 2013 kompasiana.com pada hari Kamis, 2 Mei 2013
republika.co.id pada hari Kamis, 2 Mei 2013 282
DOKUMENTASI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WIRA ADHI KARYA” UNGARAN
Gambar 1. Penerimaan Calon Penerima Manfaat
Gambar 2. Seleksi Administrasi dan Interview
Gambar 3. Kegiatan Orientasi
Gambar 4. Kegiatan Outbond
Gambar 5. Ketua Kelas Memimpin Berdo‟a
Gambar 6. Kegiatan Apel Pagi
Gambar 7. Kegiatan Pelatihan Militer Dasar Permildas
Gambar 8. Penerima Manfaat sedang Melantunkan Sholawatan di Mushola
Gambar 9. Kegiatan Taekwondo
Gambar 10. Penerima Manfaat yang Mengikuti Pembinaan Karakter di Rindam IV Diponegoro Magelang
Gambar 11. Kegiatan Evaluasi Pramuka
Gambar 12. Pemberian Sanksi terhadap Penerima Manfaat yang Melanggar Peraturan
Gambar 13. Kegiatan Keterampilan yang diikuti Penerima Manfaat
Gambar 14. Wawancara dengan Kepala Sub.Bagian Tata Usaha
Gambar 15. Wawancara dengan Pembimbing Pekerja Sosial
Gambar 16. Wawancara dengan Staf Bagian Yanrehsos
Gambar 17. Wawancara dengan Pengasuh Wisma 9
Gambar 18. Wawancara dengan Remaja Penerima Manfaat
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Pembinaan Moral Pada Remaja Putus Sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran
1. Pegawai bidang Yanrehsos
Hari Tanggal : Selasa, 5 Maret 2013
Lokasi Wawancara : Ruang Yanrehsos
Nama :Singgih Kurniawan, S.Psi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S1
Alamat : Mapagan, Ungaran
No. Pertanyaan
Jawaban A.
Rekrutmen Penerima Manfaat
1 Berapa jumlah remaja putus sekolah yang dibina
sebagai Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran?
100 orang
2 Remaja putus sekolah yang bagaimana yang bisa
dibina di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran? Adakah syarat-syarat tertentu yang
harus dipenuhi? Mohon dijelaskan Syaratnya ya remaja putriputra dari keluarga kurangtidak mampu,
remaja normal sehat jasmani dan rohani, berusia 16-21 tahun, pendidikan tamat SD sd SLTA atau Droup Out, berbadan sehattidak
cacat, dan belum pernah menikah
3 Bagaimana alur atau proses perekrutan remaja yang
akan dibina sebagai Penerima Manfaat? Melalui beberapa tahap mulai dari dinas sosial kabkota masing-
masing mengirimkan calon PM kemudian di sini di seleksi secara
administrasi lalu di tes psikologi dan bakat minat untuk pengambilan penjurusan keterampilan. Lalu masuk kegiatan orientasi dan mulai
pembinaan.
B. Program dan Pembinaan Remaja Putus Sekolah
1 Program pembinaan dalam hal apa saja yang
diberikan kepada remaja Penerima Manfaat? Di sini ada dua program yaitu bimbingan sosial dan bimbingan
keterampilan. Bimbingan sosial ya banyak bentuknya mulai dari kegiatan agama, bimbingan di kelas dan kegiatan sehari-hari di
wisma.
2 Bagaimanakah carametode pembinaan yang
digunakan Petugas Barehsos pada remaja putus sekolah?
Klasikal, individual, konseling, dinamika kelompok, bimbingan secara keseluruhan di luar jam kerja
3 Apa sasaran pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial
“Wira Adhi Karya” Ungaran? Sasarannya pembinaan bagi remaja putus sekolah, 60 psikologi
sosial dan 40 karya 4
Apakah fungsi dari pembinaan untuk remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya
Ungaran? Untuk pembiasaan, outputnya anak bisa disiplin, taat aturan,
tanggung jawab
5 Adakah tata tertib bagi para Penerima Manfaat di
Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Apa saja isinya? Apa tujuan diberikan tata tertib
seperti itu? Tata tertib di setiap wisma ada, ya mengenai aturan dan larangan di
sini seperti aturan mengikuti kegiatan, pembagian jam istrahat, larangan main ke wisma cewek.
6 Sanksi apa saja yang diberikan kepada remaja jika
melanggar tata tertib tersebut? Kalau pelanggaran serius jarang tapi kalau misal datang terlambat
waktu kegiatan biasanya sanksinya lari, bolos kegiatan biasanya disuruh bersih-bersih kalau di mushola di suruh berdiri di depan.
Paling terlambat ikut kegiatan hukumannya lari. Sebenarnya ya
kasihan sih sama mereka tapi buat pelajaran lah. Mereka sudah dewasa biar nggak mengulangi lagi
7 Mungkinkah remaja Penerima Manfaat dikeluarkan
dari Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Apa saja kriterianya? Mohon disebutkan
dan dijelaskan Mungkin saja. Tapi untuk periode 2 tahun tidak ada. Jika melanggar
sanksi berat
8 Selama ini siapa saja yang melakukan monitoring
dan evaluasi kegiatan? Hasilnya apa? Mohon dijelaskan
Pengasuh, peksos, pembimbing
9 Apa sajakah kelebihan dan kelemahan yang ada di
dalam proses pembinaan pada remaja putus sekolah? Kelebihannya efisiensi waktu, biar outputnya sesuai yang
dikehendaki. Kekurangannya factor prasarana karena juga masalah dana dari atas
C. Pelaksanaan Pembinaan Moral Pada Remaja
Putus Sekolah
1 Apa tujuan dan manfaat remaja putus sekolah
diberikan pembinaan moralbudi pekerti? Sebenarnya pembinaan di sini berfungsi sebagai proses pembiasaan
atau behavioral bagi remaja. Melalui kegiatan yang ada di sini, seperti apel kan intinya biar anak itu disiplin, menaati aturan jadi
outputnya nanti dapat menjadi anak yang bertanggung jawab dan disiplin
2 Adakah kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain
instansi pemerintahswasta dalam melaksanakan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai
Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Dalam membina remaja di sini kami menggunakan pendekatan
integratif, komprehensif, interdisipliner, dan lintas sektoral. Misalnya saat anak ada masalah maka akan diadakan case conference yang
terdiri dari berbagai disiplin seperti pekerja sosial, pengasuh, dan psikolog untuk membantu anak mengatasi masalahnya. Lalu ada
pihak kepolisian juga yang setiap hari Sabtu memberikan pembinaan bagi remaja Penerima Manfaat
3 Apa saja bentuk-bentuk kegiatan dalam menerapkan
pembinaan moral di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Keagamaan, bimbingan budi pekerti, kepribadian, semua kegiatan di luar bimbingan kelas juga termasuk kehidupan wisma itu merupakan
proses pembinaan moral juga bagi PM di sini Kemarin hari Minggu nggak ada kegiatan saya kondisikan anak-anak
untuk kerja bakti bersih-bersih lingkungan balai ini. Biar anak-anak senang sambil saya setelkan musik ada anak yang sambil karaokean
juga Biasanya malam Minggu anak-anak saya ajak nonton film bersama.
Filmya ya disesuaikan dengan anak-anak, film yang ada nilai atau hikmah yang ingin disampaikan seperti Kungfu Panda
4 Bagaimana proses pelaksanaan pembinaan moral
pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Semua bimbingan intinya terintegrasi untuk melengkapi apa yang dibutuhkan buat anak termasuk bimbingan Wirausaha, bimbingan
Unit Kesejahteraan Sosial. Dan itu semua juga terkait dengan pelaksanaan pembinaan moral bagi remaja yang sangat berguna bagi
anak
5 Bagaimana carametode pelaksanaan pembinaan
moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran
Metode secara keseluruhan ya ada classical, bimbingan individual, kelompok, dinamika kelompok, di luar jam kerja juga biasanya
dilakukan pembinaan bagi anak. Jadi bimbingan itu bukan hanya dijadwal saja tapi bimbingan itu juga termasuk kegiatan di wisma
termasuk bangun pagi, piket ya melalui proses pembiasaan di sinilah. Yang tadi di rumah nggak pernah nyapu, bangun pagi di sini jadi
nyapu, piket, bangun pagi
6 Apa yang menjadi sasaran pelaksanaan pembinaan
moral di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Pembinaan moralbudi pekerti di sini itu disesuaikan dengan jenis pelayanan dan rehabilitasi sosial yang ada, dengan menitikberatkan
pada aspek rehabilitasi perilaku dan sosial psikologis dimana masing- masing mempuny
ai target keberhasilan sebesar 30”. 7
Apakah pembinaan moral kepada remaja penerima manfaat di Barehsos Wira Adhi Karya Ungaran ini
telah dapat dikatakan berhasil? Indikatornya apa ? Apakah BapakIbu melihat ada perubahan sikap dan
perilaku yang lebih baik pada remaja penerima manfaat? Bagaimanakah bentuknya?
Bimbingan di sini itu yang dijadikan ukurannya itu jam latihannya. Jam latihan untuk bimbingan sosial lebih banyak dibandingkan jam
latihan keterampilan. Justru perubahan perilaku kalau saya melihat secara pribadi ya dari hal kecil kayak dari apel. Perubahan perilaku
yang bisa diukur ya kayak gitu seberapa dia disiplin, kalau di rumah cuci piring nggak kalau di sini ya cuci piring sendiri, nyuci baju
sendiri, nyeterika. Perubahan perilaku itu yang semula di rumah tidak tahu apa-apa akhirnya di sini dipaksa dan harus maka jadilah seperti
itu. Dan ditanya pulang ke rumah nggak waktu ditanya mereka ya katanya di rumah tetap terbiasa bangun pagi kayak di sini. Ya itu kan
perubahan-perubahan yang bisa dilihat
D. Faktor yang menghambat pelaksanaan pembinaan
moral pada remaja putus sekolah
1 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang
tersedia di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Sarana lebih tepat tanya ke TU
2 Apakah sarana dan prasarana itu cukup mendukung
untuk pelaksanaan pembinaan moral? 3
Bagaimana hubungan BapakIbu dengan para pembimbing serta dengan para remaja penerima
Hubungan antara pegawai, pembimbing, pengasuh, dan remaja Penerima Manfaat juga terjalin dengan baik. Meskipun demikian
manfaat? yang namanya hidup bersama selama 4 bulan pasti juga ada
dinamikanya tapi tidak sampai ada permasalahan serius 4
Selama ini apa yang dirasakan BapakIbu sebagai hambatankendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
pembinaan moral pada remaja putus sekolah yang menjadi Penerima Manfaat di Barehsos ini?
Kendala di sini itu pendidikan tidak merata ada yang SD drop out ada yang SMP, SMA drop out ada. Kelemahannya ya heterogen itu jadi
di sini nggak bisa dibuat kayak silabus seperti di sekolah yang tingkat pendidikannya homogen sehingga output tolak ukurnya masing-
masing anak itu berbeda
5 Apakah upaya yang BapakIbu lakukan dalam
menghadapi hambatan-hambatan tersebut? Ya sebisa mungkin dalam pemberian materi disesuaikan dengan
kemampuan anak-anak. Pemilihan kata-kata dalam penyampaian juga lebih diperhatikan
6 Adakah hal-hal yang menurut BapakIbu perlu
dikembangkan atau diperbaiki dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan remaja binaan, terutama dalam hal
pembinaan moral dan budi pekerti? Mohon disebutkan dan dijelaskan hal-hal yang dimaksud
Untuk manajemen tiap kegiatan agar lebih tercover
E. Faktor yang mendukung pelaksanaan pembinaan
moral pada remaja putus sekolah
1 Apakah BapakIbu juga memberikan contoh
keteladanan melalui sikap dan perilaku dalam keseharian untuk mendukung pembinaan moral pada
remaja? Dalam bentuk yang seperti apa? Ya seharusnya bisa dicontoh anak-anak.
2 Apakah ada suatu bentuk reward yang diberikan
pada remaja untuk mendukung suksesnya pembinaan moral? Dalam bentuk apa? Mohon dijelaskan
Rewardnya paling ucapan penguatan sama di akhir pembinaan ada penghargaan untuk wisma terapi, terbersih, dan lomba-lomba antar
kelas
3 Apakah ada program khusus untuk mendukung
penguatan moral remaja, seperti outbondwisatacamping? Jika ada, bagaimana
pelaksanaannya? Nggak ada piknik.yang ada outbond dulu di awal penerimaan.
Outbond dan dinamika kelompok itu dilaksanakan dalam lingkup kegiatan orientasi tujuannya itu untuk mempererat hubungan dengan
teman. Tujuan utama yang ingin dicapai adalah proses pencerahan untuk dirinya sendiri dengan keakraban, untuk motivasi internal
karena anak itu rawan keluar masuk. Ya melalui permainan indoor ini melatih kerjasama dan kekompakan anak. Kalau classmeeting itu
biasanya lomba kebersihan wisma dan olahraga
2. Pegawai bidang Yanrehsos Pembimbing Budi Pekerti
Hari Tanggal :
Jum‟at, 8 Maret 2013 Lokasi Wawancara
: Ruang Yanrehsos Nama
:Bambang Suryanto Jenis Kelamin
: Laki-laki Usia
: 56 tahun
No. Pertanyaan
Jawaban A.
Rekrutmen Penerima Manfaat
1 Berapa jumlah remaja putus sekolah yang dibina
sebagai Penerima Manfaat di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran?
100 orang tapi karena ada yang keluar masuk sekarang tinggal 70.
2 Remaja putus sekolah yang bagaimana yang bisa
dibina di Ba lai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi
Karya” Ungaran? Adakah syarat-syarat tertentu Syaratnya ya remaja putriputra dari keluarga kurangtidak mampu, usia
16-21 tahun, pendidikan tamat SD sd SLTA atau Droup Out. Ini lebih jelasnya di papan ini ada mbak
yang harus dipenuhi? Mohon dijelaskan 3
Adakah persyaratan khusus atau pengecualian yang dipilih menjadi Penerima Manfaat di Balai
Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran? Sebenarnya aturannya usia 17 sampai 21 tahun, akan tetapi karena ada
calon Penerima Manfaat yang mendaftar dan usianya ada yang 16 tahun atau 22-23 tahun kita seleksi dahulu dan kita pertimbangkan masalah
apakah dia sangat membutuhkan pembinaan di sini, kondisi keluarga serta kemampuannya jika nanti harus mengikuti pembinaan selama 4
bulan. Selain itu, Wonosobo itu nggak termasuk. Jadi wilayah kerja kita itu 18 kabupatenkota, lha Wonosobo itu masuknya wilayah Sukoharjo,
dari Banyumas, Cilacap, Kebumen sampai Wonogiri. Kalau kita wilayah Pantura. Kalau ada anak dari Wonosobo disini, itu kan dari Dinas
Sosialnya di sana sudah banyak anaknya dan di sini juga ada yang mengundurkan diri dan kuotanya masih ada. Dan kalau di sini sudah
penuh ya nggak bisa kan kapasitas kita 100 anak
4 Bagaimana alur atau proses perekrutan remaja
yang akan dibina sebagai Penerima Manfaat? Perekrutan dan penerimaan ada kerja sama dengan Dinsos KotaKab lalu
tahap pendekatan awal, tahap seleksi penerimaan lalu tes psikologi dan pennjurusan lalu mulai masuk tahapan pembinaan di sini selama 4 bulan
B. Program dan Pembinaan Remaja Putus
Sekolah
1 Program pembinaan dalam hal apa saja yang
diberikan kepada remaja Penerima Manfaat? Bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan
2 Bagaimanakah carametode pembinaan yang
digunakan Petugas Barehsos pada remaja putus sekolah?
Ceramah, diskusi, dinamika kelompok, permainan
3 Apa sasaran pembinaan di Balai Rehabilitasi
Kriteria bimbingan yang di sini, 60 adalah bimbingan sosial termasuk
Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran? keagamaan dan 40 adalah bimbingan ketrampilan kerja
4 Selama ini siapa saja yang melakukan
monitoring dan evaluasi kegiatan? Hasilnya apa? Mohon dijelaskan
Pengasuh, pembimbing
5 Apa sajakah kelebihan dan kelemahan yang ada
di dalam proses pembinaan pada remaja putus sekolah?
Kelebihannya pegawai di sini memiliki pengalaman yang lama dalam bidang pembinaan sperti ini jadi sudah paham masalah-masalah anak-
anak. Sarana yang masih kurang jumlahnya juga menghambat sehingga belum mampu dioptimalkan. Sarana keterampilan alat prakteknya masih
motor lama padahal sekarang sudah ada Honda beat, revo dan lain-lain. Sebenarnya sudah mengajukan sarana ke Pemprov-Pemerintah Pusat,
kalau orang-orang di atas tidak memperhatikan ya dibawah nggak jalan- jalan cuma seperti ini aja. SDM nya juga masih butuh penyegaran, jahit
contohnya lulusan tahun 70-an belum tahu inovasi-inovasi jahit kan juga menghambat walaupun dasarnya sama tapi inovasi-inovasinya masih
kurang
6 Sanksi apa saja yang diberikan kepada remaja
jika melanggar pperaturan di balai? Ini anak-anak tadi saya suruh buat surat pernyataan gara-gara melanggar
3x: merokok di kamar, tidak ikut pelajaran, izin pulang nyampai sini ternyata Senin. Sanksinya ya disuruh bersih-bersih padahal disini disuruh
belajar saja nggak mau. Sanksi yang diberikan kepada anak-anak tidak ada maksud mencelakai anak-anak, untuk apa sih. Tapi biar anak-anak
itu punya rasa tanggung jawab kalau aku sanggup janji hari Minggu ya ditepati. Itu nanti yang dibawa dalam bekerja harus bisa tanggungjawab
dan menepati janji, disiplin. Maka di sini anak-anak dilatih bertanggungjawab atas ucapannya sendiri kalau izin sampai Minggu ya
Minggu sudah ada di sini. Misal kalau nggak sanggup ya jujurterbuka bilang apa adanya jangan mencari alasan yang nggak masuk akal
C. Pelaksanaan Pembinaan Moral Pada Remaja
Putus Sekolah
1 Apa tujuan dan manfaat remaja putus sekolah
diberikan pembinaan moralbudi pekerti? Untuk menambahkan rasa emosi kita ke arah yang lebih baik, untuk bisa
memagari diri agar tidak melanggar norma dan sebagai landasanpedoman bagi remaja Penerima Manfaat untuk bertindak,
semua tumindak ya dipikirne dulu ojo ngawur
2 Apa dasar atau latar belakang pelaksanaan
pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya
Ungaran? Dalam pembinaan moralbudi pekerti itu harus ada landasannya. Wis
kowe mau berbuat itu landasanpedomannya adalah baik, manfaat, lazim, tidak boleh merugikan orang lain tapi yang saling menguntungkan. Yang
kedua harus dilandasi dengan kesadaran diri, artinya dengan ikhlas ditamengi hukum agama, hukum negara, dan norma sosial
3 Adakah kerjasama yang dilakukan dengan pihak
lain instansi pemerintahswasta dalam melaksanakan pembinaan moral pada remaja
putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Kerja sama dengan kepolisian, TNI, dinas pendidikan Kwarran Ungaran
3 Apa saja bentuk-bentuk kegiatan dalam
menerapkan pembinaan moral di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Melakukan pembinaan dan bimbingan klasikal di kelas, kegiatan sdi luar kelas sesuai jadwal baik sore maupun malam.
4 Bagaimana proses pelaksanaan pembinaan moral
pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Pembinaan moralbudi pekerti di sini itu adalah bagian dari bimbingan sosial. Pelaksanaan pembinaan moral dan budi pekerti itu terintegrasi
dengan kegiatan bimbingan sosial yang lainnya termasuk di dalamnya
bimbingan keagamaan. Bimbingan sosial itu intinya bimbingan mengenai mental sosial apa yang dibutuhkan untuk bermasyarakat tadi, misalnya
budi pekerti, sopan santun itu kan sangat dibutuhkan. Orang bekerja itu tidak cukup hanya dengan duwe ilmu tapi juga harus dilandasi budi
pekerti, etika, dan moralitas
5 Bagaimana carametode pelaksanaan pembinaan
moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Kalau waktu bimbingan Budi Pekerti di kelas itu biasanya dengan cara ceramah, dinamika kelompok, diskusi, tanya jawab, dan permainan
6 Berapa jumlah tenaga pembimbingpengajar
dalam program pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira
Adhi Karya Ungaran? Bagaimana kompetensi pembimbing?
Yang membimbing itu Peksos. Bimbingan sosial sangat membutuhkan ketelatenan, sangat membutuhkan professional skill yang tinggi apalagi
menghadapi anak-anak remaja seperti ini. Anak seperti ini kan orangnya emosi apalagi sudah tumbuh dan berkembang rasa cinta dan kasih sayang
kalau kita nggak jeli anak-anak bisa berbuat nakal
7 Bagaimana persiapan untuk pelaksanaan
pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya
Ungaran Persiapan pembelajaran di kelas paling cuma dalam hal materi yang akan
disampaikan secara menyeluruh sudah dipersiapkan sebagai pedoman kita waktu mengajar. Untuk selanjutnya secara teknis pelaksanaan
disesuaikan kondisi di kelas tidak ada rencana pelaksanaan yang dibuat secara sistematis
8 Bagaimanakah BapakIbu menyusun program
evaluasi terkait dengan pelaksanaan pembinaan moral pada remaja penerima manfaat?
Evaluasinya soal essay dibuat dengan bu Tri selaku pembimbing Budi pekerti. Masalah evaluasi lebih jelas tanya ke Pak Rudi jadwalnya juga,
arsip semua.
9 Apa yang menjadi sasaran pelaksanaan
pembinaan moral di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Meningkatkan kualitas remaja putus sekolah yang pada awalnya sebagian atau seluruhnya dalam kondisi kurang, yaitu: kualitas Ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, kualitas Sikap dan Perilaku, kualitas
Profesionalisme keterampilan, kualitas Kesehatan Jasmani dan Rohani, dan kualitas Intelektual, 60 adalah bimbingan sosial termasuk
keagamaan dan 40 adalah bimbingan ketrampilan kerja
10 Apakah pembinaan moral kepada remaja
penerima manfaat di Barehsos Wira Adhi Karya Ungaran ini telah dapat dikatakan berhasil?
Indikatornya apa ? Apakah BapakIbu melihat ada perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik
pada remaja penerima manfaat? Bagaimanakah bentuknya?
Keberhasilan per materi bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari, budi pekerti itu berhasiltidak dilihat dalam kehidupan sehari-hari nanti bocah
iku piye yang tadinya di rumah dari rumah nggak sholat sekarang di sini gelem sholat artinya bimbingan kita berhasil. Yang awalnya sama orang
tua wanenan sekarang bisa sopan. Jika dulu sama awake dewe balik ganti wer wer setelah di sini kok ya bali ngono neh berarti bimbingan kita
gagal. Tapi untuk tolak ukur itu juga sulit, semestinya ada juga gambaran anak-anak itu sebelum masuk di sini itu seperti apa sehingga bimbingan
kita jelas o bocah iku gawene sak karepe dewe ma wong tua wani. Mesti harus ada gambaran yang benar ya seperti itu tapi ya biayanya itu apa
negara mampu membiayai ya yang benar seperti itu untuk bimbingan sosial sehingga dengan ada gambaran seperti itu maka di sini bisa pas
bimbingan yang jelas buat anak. Selain itu secara target bimbingan sosial itu 60 dilihat dari jadwal jam latihannya sudah pas mencapai 60
untuk bimbingan sosial
D. Hambatan dan upaya mengatasi pelaksanaan
pembinaan moral pada remaja putus sekolah
1 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang
tersedia di Balai Rehabilitasi Sosial Wira Adhi Karya Ungaran?
Sarana prasarananya banyak yang perlu diperbaharui. Sarana keterampilan alat prakteknya masih motor lama padahal sekarang sudah
ada Honda beat, revo dan lain-lain. Sebenarnya sudah mengajukan sarana ke Pemprov-Pemerintah Pusat, kalau orang-orang di atas tidak