Hal senada juga dituturkan oleh Bapak Samiran, pengasuh wisma 9 sebagai berikut:
“Nanti terasanya kalau sudah pulang pasti bener kadang ada anak yang main ke sini cerita katanya suruh bangun pagi itu ada
hikmahnya. Pernah ada juga orang tua yang terima kasih dari pihak keluarga ke wisma atau balai ini setelah pulang itu ada perubahan.
Tapi kalau masih di sini kan belum terasa kadang cuma apa
membersihkan tempat yang ditinggalinya, nyuci sendiri”. Wawancara pada tanggal 26 Maret 2013
i. Bentuk-bentuk kegiatan pembinaan moral pada remaja putus
sekolah di Balai Rehabilitasi Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran
Pembinaan moral pada remaja putus sekolah yang dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan sosial di Balai Rehabilitasi So
sial “Wira Adhi Karya” Ungaran mengedepankan pada aspek rehabilitasi perilaku dan
rehabilitasi sosial psikologis, meliputi: pembinaan moral berhubungan dengan Tuhan, sesama manusia sosial, diri sendiri, dan lingkungan
alam. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut pendekatan-pendekatan dalam memberikan pembinaan moral pada remaja putus sekolah ini dilakukan.
Berikut ini hasil penelitian mengenai bentuk-bentuk kegiatan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi So
sial “Wira Adhi Karya” Ungaran:
1 Pembinaan moral berhubungan dengan Tuhan
Pembinaan moral berhubungan dengan Tuhan atau lebih dikenal dengan istilah pembinaan keagamaan di Balai Rehabilitasi
Sosial “Wira Adhi Karya” Ungaran merupakan bagian dari kegiatan bimbingan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan
117
ketaqwaan para remaja Penerima Manfaat sehingga mereka mempunyai kesadaran beragama secara lebih mendalam, dapat
melaksanakan ajaran-ajaran agama atau beribadah secara aktif dan membentuk sikap mental yang baik.
Dengan kegiatan ini diharapkan remaja putus sekolah sebagai Penerima Manfaat dapat meningkatkan keteguhan imannya terutama
memberikan pengertian agar menyadari akibat-akibat dari perbuatan yang benar dan perbuatan-perbuatan yang salah. Mereka yang
sebelumnya kurang pendidikan agamanya diharapkan melalui pembinaan ini dapat meningkatkan keimanan serta ibadahnya. Seperti
yang diutarakan oleh salah satu remaja Penerima Manfaat, Irkham 18th sebagai berikut:
“Jujur mbak di rumah saya sholatnya bolong-bolong tapi ya sejak di sini saya makin meningkatlah, nggak tau kenapa aura
di sini itu beda mbak. Yakin mbak di kampung saya itu aneh mbak, ya mungkin di sini petunjuk bagi saya untuk lebih
ditingkatkan lagi ibadahnya”. Wawancara pada tanggal 16 Maret 2013
Hal senada juga diungkapkan oleh Muhlas 16th mengenai peningkatan ibadahnya sewaktu di Balai dibandingkan di rumah yaitu:
“Rajin di sini mbak, paling di rumah sholatnya maghrib sama isya‟ tok. Kalau di sini malah mending bisa rajin, intine
meningkatlah malah sering jamaah mbak, jumatan juga rajin mbak
”. Wawancara pada tanggal 16 Maret 2013 Kegiatan pembinaan keagamaan bukan hanya menitikberatkan
pada pengetahuan semata, namun lebih ditonjolkan amalan-amalannya seperti sholat berjamaah, yasinan dan tahlilan, berjanjen, mujahadah,
118
puasa, pengajian, Iqro‟, tadarus, memperingati hari besar keagamaan,
dan lain-lain. Seperti yang diutarakan oleh Bapak Sobirin, pendamping kegiatan keagamaan sebagai berikut:
“Pembinaan keagamaan dilakukan di mushola hampir setiap hari, yaitu setiap hari Senin sore ada pengajian dari luar,
malamnya berjanjen, hari Selasa malam kegiatan dengan ustad dari wisma 5, Kamis malamnya kegiatan yasin dan tahlilan,
Jumat malamnya kegiatan mujahadah dan kultum per wisma,
hari Minggu malam Senin tadarus dan baca Iqro‟. Wawancara tanggal 7 Maret 2013
Pembinaan moral berhubungan dengan Tuhan dalam kegiatan bimbingan sosial diwujudkan dengan penghormatan kepada sang
Pencipta dan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan. Setiap sebelum memulai kegiatan, remaja Penerima Manfaat diajak untuk senantiasa
berdoa terlebih dahulu agar semua kegiatan yang dijalankan dapat berjalan lancar. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Martani, pembimbing
Kepribadian berikut ini: “Setiap pagi waktu kegiatan bimbingan dimulai pasti diawali
dengan berdoa dulu, salah satu anak yang menyiapkan dan memimpin doa secara langsung di depan kelas. Selain itu, pada
waktu bimbingan berlangsung kadang saya ajak anak-anak untuk selalu bersyukur, saya sering menanyakan: Anda
bersyukur
nggak ? Kalau bersyukur wujudnya apa?”.
Wawancara pada tanggal 14 Maret 2013
Kegiatan tersebut dibenarkan oleh salah satu remaja Penerima Manfaat, Amin 16th berikut ini:
“Iya mbak, setiap pagi pasti disiapkan dan berdo‟a dulu. Setiap apel pagi juga kita mengucapkan filosofi Balai Rehabilitasi
So sial “Wira Adhi Karya” yang intinya mengucapkan rasa
syukur kepada Tuhan dan harapan kita untuk menjadi orang yang lebih bai
k lagi”. Wawancara pada tanggal 9 Maret 2013 119