Tujuan pembinaan moral Pelaksanaan pembinaan moral pada remaja putus sekolah di Balai
dengan visi dan misi Balai Rehabilitasi So sial “Wira Adhi Karya”
Ungaran. Secara garis besar pembinaan ini berfungsi untuk mendidik remaja putus sekolah supaya mereka memiliki sikap yang lebih baik dari
sebelumnya lebih mandiri dan sejahtera serta mengembalikan kondisi mental psikologis dan sosial sasaran penanganan dalam kehidupan sehari-
hari agar mampu melaksanakan fungsi sosial dalam tatanan kehidupan dan penghidupan bermasyarakat.
Fungsi dilakukannya pembinaan moral bagi remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi Sosi
al “Wira Adhi Karya” Ungaran juga diungkapkan oleh bapak Singgih Kurniawan selaku staf bidang Yanrehsos berikut ini:
“Sebenarnya pembinaan di sini berfungsi sebagai proses pembiasaan atau behavioral bagi remaja. Melalui kegiatan yang
ada di sini, seperti apel kan intinya biar anak itu disiplin, menaati aturan jadi outputnya nanti dapat menjadi anak yang bertanggung
jawab dan disiplin”. Wawancara pada tanggal 6 Maret 2013
Dalam pelaksanaan pembinaan moral dan budi pekerti bagi remaja putus sekolah di Balai Rehabilitasi So
sial “Wira Adhi Karya” Ungaran tidak terlepas dari suatu patokan atau dasar yang melandasinya. Sesuai
dengan landasan hukum pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial di Balai Rehabilitasi So
sial “Wira Adhi Karya” Ungaran, yaitu: Pancasila, UUD 1945, pasal 31 ayat 1 dan pasal 34 ayat 1 UUD 1945 maka
pelaksanaan pembinaan moral melalui kegiatan bimbingan sosial juga harus selaras dengan landasan hukum tersebut.
Pembinaan yang dilaksanakan di Balai Rehabilitasi So sial “Wira
Adhi Karya” Ungaran juga mengacu pada Surat Keputusan Mensos 102
Nomor 22 Tahun 1995 tentang Panti Sosial Bina Remaja yang menjadi acuan pelaksanaan pembinaan bagi remaja putus sekolahterlantar di
dalam panti dan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Balai Rehabilitasi Sosial Tahun 2011. Selain dasar hukum tersebut, pelaksanaan pembinaan
moral dan budi pekerti di Balai Rehabilitasi So sial “Wira Adhi Karya”
Ungaran juga dilandasi oleh adanya norma agama, norma sosial, dan norma hukum. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Bambang Suryanto
selaku pembimbing Budi Pekerti ketika diwawancara pada tanggal 8 Maret 2013 berikut ini:
“Dalam pembinaan moralbudi pekerti itu harus ada landasannya. Wis kowe mau berbuat itu landasanpedomannya adalah baik,
manfaat, lazim, tidak boleh merugikan orang lain tapi yang saling menguntungkan. Yang kedua harus dilandasi dengan kesadaran
diri, artinya dengan ikhlas ditamengi hukum agama, hukum
negara, dan norma sosial”.