115 Penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Risnanosanti 2012, yang menyimpulkan bahwa mengembangkan serta mengimplementasikan bahan ajar yang memuat tugas-tugas
matematika yang sesuai memungkinkan siswa menggunakan kemampuan berpikir secara aktif merupakan suatu hal yang sulit bagi guru maupun peneliti pendidikan
matematika secara umum. Oleh karena itu, diperlukan suatu contoh atau prototipe bahan ajar dan learning trajectory yang dapat dijadikan acuan bagi guru-guru dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswanya. Dengan demikian, hypothetical learning trajectory bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman
konsep dan kemampuan berpikir kreatif secara aktif, yang keduanya berkaitan dengan prestasi belajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan terlepas dari beberapa kekurangan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan yang
telah dilakukan menghasilkan perangkat pembelajaran berbasis hypothetical learning trajectory yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa, sehingga layak digunakan dalam pembelajaran.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis hypothetical learning trajectory memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan
tersebut adalah bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan di sekolah yang karakteristik siswanya mandiri, aktif berdiskusi, dan
tidak malu untuk bertanya. Dalam hal uji coba produk, penelitian terbatas pada materi kubus dan balok saja yang diujicobakan. Hal ini dikarenakan keterbatasan
116 waktu penelitian yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya uji coba produk
secara lengkap. Dalam hal pengembangan produk, penelitian terbatas hanya pada materi bangun ruang sisi datar dengan topik-topik dasar, yaitu sifat-sifat, unsur-
unsur, luas permukaan, dan volume.
E. Hambatan Penelitian
Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis hypothetical learning trajectory ini tentu mengalami hambatan dalam pelaksanaannya.
Hambatan yang paling utama dalam penelitian ini adalah jadwal sekolah yang mengalami dua kali libur panjang dalam rangka UASBN dan UN kelas IX, sehingga
memperpanjang masa uji coba produk dan memberi jeda yang cukup panjang bagi siswa. Hal ini mengakibatkan diperlukan apersepsi yang cukup lama sebelum mulai
mengerjakan kegiatan di LKS. Hambatan yang dirasakan guru adalah karena guru masih kurang akrab dengan HLT, sehingga diperlukan penyesuaian terlebih dahulu.
117
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti adalah perangkat pembelajaran matematika materi bangun ruang sisi datar berbasis hypothetical
learning trajectory untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah berupa RPP dan LKS. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah diperoleh, peneliti mengambil beberapa kesimpulan yang menjawab pertanyaan penelitian.
1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah valid berdasarkan
penilaian dua dosen ahli. RPP yang dikembangkan termasuk ke kategori valid dengan skor rata-rata sebesar 106 dari nilai maksimum ideal sebesar 145. LKS yang
dikembangkan termasuk ke kategori valid dengan skor rata-rata sebesar 116,5 dari nilai maksimum ideal sebesar 160.
2. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah praktis berdasarkan
respon dari pengisian angket untuk siswa dan guru. Hasil pengisian angket penilaian siswa terhadap penggunaan LKS menunjukkan bahwa LKS praktis
dengan nilai rata-rata sebesar 35,96 dari nilai maksimum ideal sebesar 45,00. Angket penilaian guru terhadap penggunaan RPP menunjukkan bahwa RPP dinilai
praktis dengan nilai sebesar 40,00 dari nilai maksimum ideal 50,00. Angket