mengoptimalkan  pendidikan  karakter,  khususnya  di  SMP  N  6 Surakarta.
d. Bagi  peneliti,  proses  penelitian  ini  memberikan  pengalaman dan keterampilan baru untuk lebih kreatif dalam memberikan
sebuah  bimbingan  kelas.  Hasil  penelitian  ini  pun  menambah pengetahuan  baru  mengenai  implementasi  model  bimbingan
kelas yang baru, yaitu model bimbingan klasikal kolaboratif.
G. Batasan Istilah 1. Karakter
Karakter dalam penelitian ini adalah serangkaian nilai, sifat, sikap, dan keterampilan, yang terpatri dalam diri serta tercermin melalui
perilaku.
2. Pendidikan Karakter
Pendidikan  karakter  dalam  penelitian  ini  adalah proses pemberian  bantuan  kepada  peserta  didik  untuk  menjadi  manusia
yang utuh, dalam dimensi hati, pikir, raga, rasa, dan karsa; mampu mengungkapkan  serangkaian  nilai, sifat,  sikap,  dan  keterampilan,
yang terpatri dalam diri melalui perilaku.
3. Karakter kepemimpinan Demokratis
Karakter kepemimpinan
demokratis adalah
kemampuan mempengaruhi tingkah  laku  orang  lain agar  mau bekerja  sama
demi mencapai  tujuan kelompok,  dengan  menitikberatkan  pada aktivitas  kerja  sama  setiap  anggota  kelompok,  sehingga  semua
anggota  dilibatkan  dalam  aktivitas,  yang  dimulai  penentuan tujuan,  pembuatan  rencana  keputusan,  disiplin  tegas  dan  mau
mendengarkan  sarankritik  yang  sifatnya  membangun  berani berpendapat  dan  rendah  hati  menghargai  pendapat  orang  lain
walaupun berbeda.
4. Experiential Learning
Experiential Learning
adalah sebuah
pendekatan dalam
penyelenggaraan  bimbingan  kelompok,  dengan  menggunakan dinamika  kelompok  yang efektif.  Suatu  dinamika  kelompok
dinyatakan  efektif  ketika  dapat  menghadirkan  suasana  kejiwaan yang  sehat  di  antara  peserta  kegiatan,  meningkatkan  spontanitas,
munculnya  perasaan  positif  seperti  senang,  rileks,  gembira, menikmati,  dan  bangga,  meningkatkan  gairah  atau  minat  untuk
semakin  terlibat  dalam  kegiatan,  memungkinkan  terjadinya katarsis,  meningkatkan  pengetahuan  dan  keterampilan  sosial
adaptasi dari Prayitno, dkk, 1998:90.
5. Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
Bimbingan  klasikal  kolaboratif  merupakan  model  layanan bimbingan  konseling  yang  diselenggarakan  oleh  konselor  bekerja
sama dengan guru mata pelajaran sebagai mitra kolaboratif, untuk membantu mengoptimalkan proses belajar peserta didik dari segu
pribadi,  sosial,  belajar,  dan  kariernya.  Model  bimbingan  ini diselenggarakan  dalam  bentuk  tatap  muka  dan  setting  kelas
jumlah  peserta  didik  rata-rata  30  orang,  yang  membahas materitopik layanan sesuai kebutuhan peserta didik, serta dalam
tugas-tugas pengembangan
pemahaman dan
pengamalan materitopik layanannya melibatkan guru mata pelajaran.
6. Layanan  Bimbingan  Klasikal  Kolaboratif  dengan  Pendekatan Experiential Learning