Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif

kerjasama seperti: mitra layanan, sumber datainformasi, dan narasumber melalui strategi layanan kolaborasi, konsultasi, kunjungan, ataupun referal.

4. Pengertian Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif

Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, dalam hal ini khususnya guru mata pelajaran dan wali kelas. Konselor atau guru BK berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas dalam rangka mendapatkan informasi tentang peserta didik seperti prestasi belajar, kehadiran, dan perkembangan pribadi sosial peserta didik, membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalahnya, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran Depdiknas, 2008:25. Berdasarkan pengertian tersebut, diketahui bahwa bimbingan klasikal kolaboratif merupakan bimbingan klasikal yang direncanakan, disusun, dan diselenggarakan atas kerja sama antara konselorguru BK dan guru mata pelajaran untuk membantu peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, demi perkembangan yang optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier. Adapun aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran adalah sebagai berikut: a. Menciptakan sekolah dengan iklim sosioemosional kelas yang kondusif bagi peserta didik b. Memahami karakteristik peserta didik yang unik dan beragam c. Menandai peserta didik yang diduga bermasalah d. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching e. Mereferal mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing f. Memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati peserta didik g. Memahami perkembangan dunia industry atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja tuntutan keahlian kerja, susunan kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja h. Menampilkan pribad yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial maupun moral-spiritual hal ini penting, karena guru merupakan model atau “figure sentral” bagi peserta didik i. Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikan secara efektif. Berdasarkan pemaparan di atas mengenai bimbingan klasikal dan pihak yang dapat dilibatkan dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, maka peneliti mendefinisikan layanan bimbingan klasikal kolaboratif sebagai berikut. Bimbingan klasikal kolaboratif merupakan model layanan bimbingan konseling yang diselenggarakan oleh konselor bekerja sama dengan guru mata pelajaran sebagai mitra kolaboratif, untuk membantu mengoptimalkan proses belajar peserta didik dari segu pribadi, sosial, belajar, dan kariernya. Model bimbingan ini diselenggarakan dalam bentuk tatap muka dan setting kelas jumlah peserta didik rata-rata 30 orang, yang membahas materitopik layanan sesuai kebutuhan peserta didik, serta dalam tugas-tugas pengembangan pemahaman dan pengamalan materitopik layanannya melibatkan guru mata pelajaran. Tugas-tugas pengembangan pemahaman dan pengamalan materitopik layanan yang dimaksudkan di atas, seperti: dalam topik gotong royong bekerjasama, peserta didik mendapatkan tugas untuk menceritakan pengalaman-pengalaman mereka ketika bekerja sama saat perayaan hari kemerdekaan; topik gotong royong bekerjasama termasuk dalam nilai yang ingin diajarkan dalam mata pelajaran kewarganegaraan. Maka tugas pengembangan pemahaman dan pengamalan itu tadi, bisa juga dijadikan bahasan dalam mata pelajaran kewarganegaraan. Dengan demikian, guru BK dan guru mata pelajaran telah melakukan bimbingan klasikal kolaborasi, dalam rangka menumbuhkembangkan nilai gotong royong bekerjasama dalam diri peserta didik.

C. Hakikat Experiential Learning 1. Pengertian Experiential Learning

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bela rasa (Compassion) : studi pra eksperimen pada siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakart

0 0 159

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri : studi pra eksperimen pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 20

0 1 141

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156