Tujuan Experiential Learning Prosedur Model Experiential Learning Prinsip-prinsip Model Experiential Learning

menumbuhkembangkan nilai gotong royong bekerjasama dalam diri peserta didik.

C. Hakikat Experiential Learning 1. Pengertian Experiential Learning

Experiential Learning adalah sebuah pendekatan dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok, dengan menggunakan dinamika kelompok yang efektif. Suatu dinamika kelompok dinyatakan efektif ketika dapat menghadirkan suasana kejiwaan yang sehat di antara peserta kegiatan, meningkatkan spontanitas, munculnya perasaan positif seperti senang, rileks, gembira, menikmati, dan bangga, meningkatkan gairah atau minat untuk semakin terlibat dalam kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sosial adaptasi dari Prayitno, dkk, 1998:90. Kolb 1984, mendefinisikan experiential learning sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan penglaaman yang secar terus menerus mengalami perubahan, guna meningkatkan keefektifan dari belajar itu sendiri.

2. Tujuan Experiential Learning

Johnson and Johnson 1991 memaparkan tujuan dari model experiential learning adalah untuk mempengaruhi peserta didik dengan 3 cara, yaitu: a. Mengubah struktur kognitif peserta didik b. Mengubah sikap peserta didik c. Memperluas keterampiln-keterampilan peserta didik yang sudah ada Ketiga elemen tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi secara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif.

3. Prosedur Model Experiential Learning

David Kolb 1984, membagi prosedur pembelajaran experiential learning menjadi 4 tahap, yang masing-masingnya saling berkesinambungan, yaitu: a. Tahap pengalaman nyata b. Tahap observasi refleksi c. Tahap konseptualisasi d. Tahap implementasi. 4. Kemampuan Dasar yang Hendaknya Dimiliki Peserta Didik agar Proses Pembelajaran Experiential Learning Efektif Nasution 2005 mengemukakan bahwa, agar proses pembelajaran experiential learning efektif, peserta didik perlu memiliki empat kemampuan dasar sebagai berikut. a. Concrete experience mengutamakan kemampuan mengolah perasaan Peserta didik melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Reflection observation mengutamakan kemampuan mengamati Peserta didik mengobservasi dan merefleksi atau memikirkan pengalamannya dari berbagai sudut pandang c. Abstract conceptualization mengutamakan kemampuan berpikir Peserta didik menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat d. Active experimentation mengutamakan kemampuan berbuat sesuatu Peserta didik menggunakan teori atau konsep itu untuk memecahkan masalah-masalah tertentu dan mengambil keputusan.

5. Prinsip-prinsip Model Experiential Learning

Berdasarkan teori Kurt Lewin 1951, berikut merupakan prinsip-prinsip model pembelajaran experiential learning. a. Experiential learning yang efektif akan mempengaruhi pemikiran peserta didik, sikap dan nilai-nilai, persepsi, dan perilaku peserta didik. b. Peserta didik lebih mempercayai pengetahuan yang mereka temukan sendiri daripada pengetahuan yang diberikan oleh orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Belajar akan lebih efektif bila merupakan sebuah proses yang aktif. d. Perubahan hendaknya tidak terpisah-pisah antara kognitif, afektif, dan perilaku, tetapi secara holistik. e. Experiential learning lebih dari sekedar memberi informasi untuk pengubahan kognitif, afektif, maupun perilaku. Experiential learning merupakan proses belajar yang menambahkan minat belajar pada peserta didik, terutama untuk melakukan perubahan yang diinginkan. f. Perubahan persepsi tentang diri sendiri dan lingkungan sangat diperlukan sebelum melakukan pengubahan pada kognitif, afektif, dan perilaku. g. Perubahan perilaku tidak akan bermakna bila kognitif, afektif, dan perilaku itu sendiri tidak berubah.

6. Prosedur bagi

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bela rasa (Compassion) : studi pra eksperimen pada siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakart

0 0 159

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri : studi pra eksperimen pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 20

0 1 141

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156