Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan beberapa hal yaitu: latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan hingga saat ini sedang menggalakkan pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Mochtar Buchori dalam Barus, 2015 bahwa, “Pendidikan watak diformulasikan menjadi pelajaran agama, pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Paling-paling mendalam sedikit sampai ke penghayatan nilai secara afektif. Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata.” Pendidikan karakter di SMP masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Nilai-nilai karakter yang dimuat dalam RPP sebagian besar hanya merupakan “tempelan” semata. Guru mata pelajaran kesulitan untuk melatih peserta didik untuk mampu mengenal, menghayati, dan menerapkan nilai karakter dalam kehidupan sehari- hari. Padahal sesungguhnya ketiga hal tersebut merupakan tanggung jawab guru mata pelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter di SMP, baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, 1 dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari Suyanto, 2010. Hal itu tidak sejalan dengan diberlakukannya kurikulum 2013, yang mewajibkan semua mata pelajaran untuk memampukan peserta didiknya menerapkan nilai- nilai karakter yang dimuat di dalamnya. Para guru hendaknya memiliki kompetensi yang memadai untuk menerapkan pendekatan experiential learning dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, peserta didik dapat mengalami langsung dan mempraktikan langsung, nilai-nilai karakter yang hendak diajarkan. Itulah alasan peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan experiential learning. Data Penelitian Strategi Nasional Barus, Sinaga, Sri Hastuti, 2014, berjudul “Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning”, yang dilakukan oleh beberapa dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, menunjukan bahwa secara empirik 36,4 peserta didik SMP dari 653 peserta didik SMP di 5 kota yang diteliti, capaian nilai-nilai karakternya masih berada pada kategori kurang baik. Hal itu menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis pendekatan experiential learning belum berhasil diselenggarakan di sekolah. Salah satu dari 5 SMP yang diteliti dalam penelitian tersebut yaitu, SMP N 6 Surakarta. Wawancara peneliti dengan guru BK di SMP N 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Surakarta menghasilkan data bahwa guru BK ternyata mengalami kesulitan untuk mengimplementasikan pendidikan karakter dengan pendekatan experiential learning di kelas. Persoalannya adalah guru BK terbiasa menggunakan metode ceramah, dan mereka belum paham tentang bagaimana menyelenggarakan pendidikan karakter berbasis experiential learning di kelas. Berlandaskan data ini, peneliti ingin memberikan gambaran kepada guru BK di SMP N 6 Surakarta, tentang penyelenggaraan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Kemudian, berdasarkan penelitian Barus, Sinaga, Sri Hastuti 2014 tersebut juga diidentifikasi 23 topik karakter yang dibutuhkan oleh peserta didik, guru, dan orang tua dengan peringkat skala prioritas 1-23. Salah satu karakter yang tercermin dari 23 topik karakter yang dibutuhkan oleh peserta didik, adalah karakter demokratis. Karakter demokratis yang dimaksudkan meliputi cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama antara hak dan kewajiban diri sendiri dan sesama. Bahwasanya peneliti meninjau, karakter demokratis ini berhubungan erat dengan gaya kepemimpinan individu. Oleh karena itu, dalam penelitian berikut, peneliti ingin melihat karakter demokratis peserta didik melalui gaya kepemimpinannya; yang mana dalam penelitian ini akan disebutkan sebagai karakter kepemimpinan demokratis. Karakter kepemimpinan demokratis baik untuk dikembangkan sejak dini dalam diri peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI didik, agar kelak mereka menjadi penerus bangsa dapat bersikap sebagai pemimpin yang demokratis; pemimpin yang mau mendengarkan dan bergerak untuk kepentingan rakyatnya. Demikian alasan peneliti melakukan penelitian dengan topik karakter kepemimpinan demokratis di SMP N 6 Surakarta. Berlandaskan pada data di atas, maka perlu dikembangkan sebuah model pendidikan karakter baru, yaitu implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal kolaboratif kerja sama antara guru BK dan guru mata pelajaran terkait, dengan pendekatan experiential learning. Maka dalam penelitian berikut peneliti ingin mengetahui tentang, apakah secara signifikan implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal kolaboratif, dengan pendekatan experiential learning dapat meningkatkan karakter kepemimpinan demokratis pengurus OSIS, wakil, dan ketua kelas di SMP N 6 Surakarta.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning.

0 0 15

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan Experiential Learning untuk meningkatkan karakter bertanggung jawab.

0 0 193

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bela rasa (Compassion) : studi pra eksperimen pada siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakart

0 0 159

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri : studi pra eksperimen pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 20

0 1 141

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif

2 5 190

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan kecerdasan komunikasi interpersonal

0 2 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial

0 3 164

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter bergaya hidup sehat

0 0 183

Efektivitas implementasi pendidikan karakter kepemimpinan berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 8 152

Efektivitas implementasi pendidikan karakter daya juang berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning

0 1 156