guru meliputi mencatat tugas yang diberikan oleh guru dan mengerjakan soal. Indikator 4 yaitu mencari informasi untuk memecahkan masalah
meliputi mencari informasi melalui buku untuk memecahkan masalah atau mengerjakan soal. Indikator 5 yaitu menerapkan yang diperolehnya
dalam pemecahan masalah meliputi mencoba sesuatu dan menghasilkan sesuatu sesuai petunjuk atau prosedur yang telah diberikan oleh guru.
4. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Saintifik
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik
yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang memiliki kriteria pendekatan saintifik sebagai berikut
Permendikbud, 2013: 1 Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2 Penjelasan guru, respon peserta didik , dan
interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
dari alur berpikir logis. 3 Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah,
dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4 Mendorong dan
menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran. 5 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola
berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6 Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris
yang dapat dipertanggungjawabkan. 7 Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah scientific approach meliputi
mengamati, menanya,
mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran
Permendikbud, 2013. Kozlow
dan Nay
1976:23 mengatakan
bahwa mengkategorikan sikap saintifik sebagai pemikiran kritikal,
pengadilan yang ditangguhkan mengutamakan bukti, kejujuran, objektif, kesediaan untuk mengubah pandangan, keterbukaan
pemikiran dan mempunyai sikap untuk bertanya. Ringkasnya, daripada pengkategorian sikap saintifik yang diberikan, dapatlah
dirumuskan bahawa sikap saintifik merupakan prasyarat yang
diperlukan serta tingkah laku yang menjadi amalan bagi seseorang ahli sains. Sikap ini dibina oleh kecenderungan, penyesuaian,
penghargaan dan nilai-nilai yang dijangkakan serta ditonjolkan oleh ahli-ahli sains dalam melaksanakan tugas mereka. Dalam
konteks pengajaran dan pembelajaran sains, seperti mana yang disarankan melalui teori-teori sikap contohnya Fishbein Ajzen
1975:156, sikap saintifik atau ciri saintis ini akan menyokong pembelajaran sains dan seterusnya pelaksanaan aktiviti sains.
Sebagai contoh, menurut sifat ingin tahu inquisitive akan mendorong seseorang pelajar agar menerokai pengalaman baru
seterusnya membawa pengajaran dan pembelajaran berlaku secara eksplorasi.
Sumantoro 2007 Putra, 2013:40 mengatakan bahwa pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara
sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Metode saintifik juga sering disebut sebagai metode induktif karena, dalam
prosesnya metode saintifik dimulai dari hal-hal yang bersifat general.
Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati untuk mengidentifikasi
atau menemukan
masalah, merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan Daryanto, 2014:51.
Artinya dalam proses pembelajaran siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan
kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman peserta didik dalam
mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Informasi yang diterima bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi yang diberikan guru.
Jadi pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah,
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dengan pendekatan ini diharapkan peserta
didik dapat mengalami langsung hal yang mereka pelajarai dengan sebuah eksperimen, tidak hanya menerima informasi dari guru.
b. Langkah-langkah Saintifik
Dalam pembelajaran saintifik terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam
pembelajaran saintifik Daryanto, 2014:59:
Gambar 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifk Menurut Daryanto 2014:60-80 dalam proses pembelajaran
saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok antara lain sebagai berikut:
a Mengamati
Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Hal ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat
bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan
materi pembelajaran yang digunakan. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini:
Mengamati Menanya
Mencoba Menalar
Mengkomunikasikan
1 Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
2 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup
objek yang akan diobservasi. 3
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
4 Menentukan
di mana tempat objek yang akan diobservasi.
5 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
6 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis
lainnya. Kegiatan belajar pada tahap ini adalah:
Membaca, mendengar, menyimak, melihat tanpa atau dengan alat. Kompetensi yang dikembangkan adalah:
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi. b
Menanya Di dalam kegiatan mengamati, guru membuka
kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca. Siswa dibimbing
untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan terkait hasil pengamatan objek yang konkrit kepada yang abstrak berkenaan
dngan fakta, konsep, prosedur, atu hal lain yang lebih abstrak. Melalui bertanya, dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.
Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan
guru dampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber tunggal sampai yang beragam.
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta
didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru mendorong
peserta didik itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik
.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Kompetensi yang
dikembangkan adalah:
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. c
Mencoba Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik,
peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi yang sesuai. Pada materi IPA, misalnya,
peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari juga memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah
dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: 1
Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum;
2 Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang
tersedia dan harus disediakan; 3
Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;
4 Melakukan dan mengamati percobaan;
5 Mencatat
fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
6 Menarik simpulan atas hasil percobaan; dan
7 Membuat
laporan dan
mengkomunikasikan hasil
percobaan. d
Menalar Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran
yang maksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.
Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar guru dapat dilakukan dengan cara
berikut ini. 1
Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
2 Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau
metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik
dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
3 Bahan
pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana persyaratan rendah
sampai pada yang kompleks persyaratan tinggi. 4
Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
5 Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
6 Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku
yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. 7
Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8 Guru
mencatat semua kemajuan peserta diklat untuk kemungkinan
memberikan tindakan
pembelajaran perbaikan.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: 1 Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi; 2 Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang
dikembangkan adalah:
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
e Mengkomunikasikan
Guru yang
menggunakan pendekatan
saintifik diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan
dalam kegiatan
mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya. Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: Menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang
dikembangkan adalah:
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Adapun prinsip-prinsip
dalam pembelajaran
dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut Hosnan, 2014:37:
1 Pembelajaran berpusat pada siswa.
2 Pembelajaran membentuk konsep siswa.
3 Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4 Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5 Pemelajaran
mendorong terjadinya kemampuan berpikir siswa.
6 Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
motivasi guru. 7
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi. 8
Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
d. Karakteristik Pendekatan Saintifik
Kriteria utama menurut Hosnan 2014:36 adalah: 1.
Pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan secara logika atau nalar.
2. Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif antara
guru dengan siswa terbebas dari prasangka atau pemikiran subyektif.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis
dan tepat dalam mengidentifikasi, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu tentang Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Keaktifan dalam Materi Pemanfaatan Energi