37
sehingga cenderung menjaganya dan tidak terdorong untuk terlibat perilaku seksual Trivers, 1972.
7. Pengukuran Strategi Self-Enhancement dan Self-Protection
Sejauh ini peneliti baru menemukan 1 alat ukur untuk mengukur strategiself- enhancement dan self-protection. Alat ukur tersebut adalah
Self-Enhancement and
Self-Protection Strategies
Scale yang
dikembangkan oleh Hepper, Gramzow, dan Sedikides 2010. Terdapat
dua versi Self-Enhancement and Self-Protection Strategies Scale, yaitu:
a. Self-Enhancement and Self-Protection Strategies Scale Self-Enhancement
and Self-Protection
Strategies Scale
merupakan skala yang menilai perbedaan individu dalam kecenderungan untuk terlibat dalam berbagai macam perilaku yang
merefleksikan strategi untuk self –enhance dan self-protect. Skala
ini dikembangkan oleh Hepper, Gramzow, dan Sedikides 2010 yang terdiri atas 60 pernyataan yang menggambarkan pola tertentu
dari pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Responden diminta untuk menjawab dari skala 1 yang berarti tidak mencerminkan
karakteristik responden sampai 6 sangat mencerminkan karakteristik responden. Skala ini mengukur 3 strategi self-
enhancement yaitu positivity embracement, favorable construals,
dan self-affirming reflections. Skala ini juga mengukur 1 strategi self-protection
yaitu defensiveness.
38
b. Self-Enhancement and Self-Protection Strategies Scale Short Form
Skala ini digunakan oleh Hepper, Sedikides, dan Cai 2013. Self-Enhancement and Self-Protection Strategies Scale
Short Form ini merupakan pengembangan dari Self-Enhancement
and Self-Protection Strategies Scale . Dari skala Self-Enhancement
and Self-Protection Strategies Scale yang terdiri dari 60 pernyataan
kemudian dijadikan 20 pernyataan sehingga disebut Self- Enhancement and Self-Protection Strategies Scale Short Form
. Skala ini telah diukur dengan subjek di salah satu Univeritas di
UK serta China dan ditemukan bahwa Self-Enhancement and Self- Protection Strategies
dapatdigunakan di kedua budaya baik individual maupun kolektif. Selain itu, skala ini juga memiliki
reliabilitas internal yang cukup baik. Positive feedback α = . 69,
Favorable Construals α= .56, dan Self-affirming Reflectionsα =
.57 dan defensiveness α= .66 Hepper, Sedikides, Cai , 2013.
Berdasarkan dua versi tersebut, peneliti memilih Self-Enhancement and Self-Protection Strategies Scale Short Form
karena jumlahnya lebih sedikit sehingga lebih efektif dalam pengerjaan dibandingkan Self-
Enhancement and Self-Protection Strategies Scale . Selain tu, skala
tersebut sudah diteliti pada budaya kolektif yatu China dan ternyata memiliki pola factor-loadings dan non-loading yang sama dengan yang
asli. Oleh karena itu, skala ini lebih sesuai untuk diterapkan dalam
39
budaya kolektif seperti Indonesia. Di samping itu, skala ini juga memiliki reliabilitas internal yang cukup baik Hepper, Sedikides, and Cai, 2013.
D. Kaitan Antara Strategi Self-Enhancement dan Self-Protection dan Perilaku Seksual Pada Remaja
Untuk memahami perilaku, perlu untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi seseorang melakukan perilaku tersebut. Dalam diri individu
terdapat self-motive yang didefinisikan sebagai kecenderungan individu untuk membangun atau mempertahankan keadaan tertentu dalam diri individu
dengan cara mencari informasi mengenai dirinya, menginterpretasikan ketepatannya, dan bermaksud untuk merubah perilakunya Anseel, Lievens,
Levy, 2007;Cast Burke, 2002; Leary, 2006. Dari 3 jenis self-motive, motif yang paling kuat dan yang paling sering digunakan adalah self-
enhancement Crisp Turner, 2010; Baumeister Bushman, 2008;
Gaughan Hogg, 2008. Motif self-enhancementmembuat individu mendapatkan informasi yang positif atau informasi yang baik mengenai
dirinya. Informasi positif ini memiliki daya tarik emosi yang kuat karena secara emosional individu lebih menyukai sanjungan dan timbal balik yang
positif Baumeister Bushman, 2008. Alasan yang lain adalah motif self- enhancement
membuat individu mendapatkan banyak informasi positif yang memungkinkan individu untuk mempertahankan maupun meningkatkan
harga diri yang dimilikinya. Sedangkan, 2 self-motive yang lain yaitu, self- verification
dan self-assesment memungkinkan individu untuk mendapatkan