27
e. Unrealistic optimism: individu percaya bahwa mereka lebih bahagia di kehidupannya di masa depan Robbinson Riff dalam
Myers Smith, 2010. f. Ingroup bias: individu merasa bahwa kelompoknya lebih baik
dibanding kelompok lain Crisp Turner, 2010. g. Social change strategi: individu bertanding dengan kelompok yang
memiliki status tinggi untuk memperbaiki statusnya Crisp Turner, 2010
h. Social creativity strategy: individu menemukan dimensi baru yang lebih baik untuk dibandingkan Crisp Turner, 2010
i. Basking in reflected glory: individu mengaitkan kesuksesan orang lain yang dekat dengan dirinya walaupun individu tidak terlibat
dalaman kesuksesan tersebut Crisp Turner, 2010 j. Implicit self-enhancement: individu mengevaluasi hal-hal positif
yang berasosiasi dengannya Leary, 2007 k. Bias blind spot: kecenderungan individu untuk berpikir bahwa
orang lain lebih melakukan bias dibanding dirinya Leary, 2007
3. Pengelompokan strategi self-enhancement dan self-protection
Peneliti telah berfokus untuk mempelajari strategi self- enhancement
dan self-protection secara terpisah. Selain itu, peneliti juga hanya mengukur strategi satu per satu Hepper, Gramzow,
Sedikides, 2010. Meneliti strategi satu per satu mengaburkan kaitan
28
antar strategi. Oleh karena itu, dipandang baik untuk mengelompokkan strategi-strategi
tersebut dan
tipe individu
yang lebih
mengintemplementasi strategi tertentu. Dengan demikian, dapat lebih dipahami manifestasi self-enhancement dan self-protection secara
keseluruhan Hepper, Gramzow, Sedikides, 2010. Hepper, Gramzow, Sedikides 2010menemukan bahwa terdapat
tiga strategi yang sering digunakan orang untuk self-enhance dan satu strategi yang sering digunakan orang untuk self-protect. Tiga strategi
yang sering digunakan orang untuk self-enhance, yaitu: a. Positivity embracement adalah strategi mencari timbal balik yang
positifHepper, Gramzow, Sedikides, 2010. Menurut Hepper, Sedikides, Cai 2013 positivity embracement adalah membuat
orang lain memberikan timbal balik positif terhadap dirinya. Oleh
karena itu, positivity embracement adalah stategi untuk mencari timbal balik yang positif
. Strategi ini meliputi aspek perilaku untuk
mencari timbal balik positif dan aspek kognitif untuk memiliki pandangan terhadap diri yang positif dengan menggunakan timbal
balik positif tersebut. Contoh dari strategi positivity embracement adalah orang secara selektif berinteraksi dengan orang lain yang
menyediakan timbal balik yang positif, secara berhati-hati mempresentasikan kualitas terbaik dalam berinteraksi, dan
mengambil keuntungan personal untuk timbal balik positif atau kesuksesan
Hepper, Sedikides, Cai, 2013.
29
b. Favorable construals
adalah strategi
untuk menyediakan
interpretasi mengenai dunia dan kejadian yang relevan dengan diriHepper,
Gramzow, Sedikides,
2010. Sedangkan,
menurut Hepper, Sedikides, Cai, 2013
favorable construals adalah
mengatrribusikan hasil yang positif ke faktor personal, tetapi mengatribusikan hal yang negatif ke faktor eksternal.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa favorable construals adalah strategi
untuk menginterpretasi dunia secara positif. Favorable construals
melibatkan aspek kognitif dan muncul di situasi yang ambigu Hepper, Gramzow, Sedikides, 2010. Contoh dari favorable
contruals yaitu kebanyakan orang percaya mereka lebih baik
dibandingkan rata-rata dalam sikap personal yang penting, berekspektasi
memiliki masa
depan yang
menyenangkan dibandingkan orang lain, dan menginterpretasi timbal balik yang
ambigu sebagai sanjungan atau pujian Hepper, Sedikides, Cai,
2013. c. Self-Affirming Reflections adalah menegaskan hal positif yang
dimiliki individu. Hal ini digunakan untuk menghadapi ancaman diri masa kini atau masa lalu Hepper, Gramzow, Sedikides,
2010. Menurut Hepper, Sedikides, Cai, 2013 self-affirming reflections
adalah menjaga integritas diri secara kognitif dalam menghadapi ancaman diri masa kini atau masa lalu.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa self-affirmation reflections adalah untuk