Uji Asumsi Hasil Penelitian

77 menunjukkan uji homogenitas strategi self-enhancement dan self- protection dengan perilaku seksual: Tabel 7. Uji Homogenitas strategi self-enhancement dan self-protection dengan perilaku seksual B e r Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa nilai sum of square S adalah 4,606. Nilai S kemudian dibagi dengan 2 dan menghasilkan angka sebesar 2,301. Dari tabel 4 juga diketahui nilai df sebesar 4. Data disebut homogen apabila S Chi Square tabel Santoso, 2010. Nilai tabel untuk Chi Square dengan df = 4 adalah 9,488. Oleh karena S Chi Square tabel, maka data pada penelitian ini disebut homogen. Dalam melakukan uji homoskedastisitas, peneliti juga melihat dari scatterplot. Berikut ini merupakan gambar scatterplotstrategi self- enhancement dan self-protection dengan perilaku seksual: ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1Regression 4.606 4 1.151 .902 .464 a Residual 257.960 202 1.277 Total 262.565 206 a. Predictors: Constant, DEFENSIVENESS, SELF_AFFIRMNG_REFLECTION, FAVORABLE_CONSTRUAL, POSITIVY_EMBRACEMENT 78 Gambar 5. Scatterplot Strategi Self-Enhancement dan Self-Protection dengan Perilaku Seksual Berdasarkan scatterplot diatas terlihat bahwa adanya sebaran data yang bersifat acak dan tidak membentuk pola megaphone. Oleh karena itu data dapat dikatakan homogen atau memiliki variasi variabel dependen yang sama untuk tiap nilai dari variabel independen. c. Uji Linearitas Uji Linearitas dilihat dengan menggunakan test for linearity dan dengan melihat gambar scatterplot. Berikut ini merupakan tabel test for linearity positivy embracement dengan perilaku seksual: 79 Tabel 8 Hasil Test for Linearity Positivy Embracement dengan Perilaku Seksual Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwadeviation from linearitypositivy embracement dengan perilaku seksual adalah p= 0.175p0,05, berarti hubungan antara positivity embracementdengan perilaku seksual adalah linier. Tabel 9 Hasil Test for Linearity Favorable Construals dengan Perilaku Seksual Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwadeviation from linearityfavorable construals dengan perilaku seksual adalah p= 0.928 p0,05. Hal ini menunjukkan hubungan antara favorable construals dengan perilaku seksual adalah linier. ANOVA Table Sum of Squares Df Mean Square F Sig. PERILAKU _SEKSUAL POSITIVY_ EMBRACE MENT Between Groups Combined 138.086 18 7.671 1.348 .163 Linearity 9.481 1 9.481 1.666 .198 Deviation from Linearity 128.605 17 7.565 1.329 .178 Within Groups 1070.010 188 5.692 Total 1208.097 206 ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. PERILAKU_SE KSUAL FAVORABLE_ CONSTRUAL Between Groups Combined 79.070 18 4.393 .731 .776 Linearity 23.680 1 23.680 3.943 .049 Deviation from Linearity 55.390 17 3.258 .543 .928 Within Groups 1129.027 188 6.005 Total 1208.097 206 80 Tabel 10. Hasil Test for Linearity Self-Affirming Reflections dengan Perilaku Seksual Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwadeviation from linearityself-affirming reflections dengan perilaku seksual adalah p= 0.260 p0,05. Hal ini menunjukkan hubungan antara self-affirming reflections dengan perilaku seksual adalah linier. Tabel 11. Hasil Test for Linearity Defensiveness dengan Perilaku Seksual ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. PERILAKU_ SEKSUAL DEFENSIVE NESS Between Groups Combined 98.334 18 5.463 .925 .549 Linearity 28.581 1 28.581 4.842 .029 Deviation from Linearity 69.753 17 4.103 .695 .805 Within Groups 1109.76 3 188 5.903 Total 1208.09 7 206 ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. PERILAKU_ SEKSUAL SELF_ AFFIRMNG_ REFLECTION Between Groups Combined 94.896 14 6.778 1.169 .302 Linearity 2.104 1 2.104 .363 .548 Deviation from Linearity 92.792 13 7.138 1.231 .260 Within Groups 1113.201 192 5.798 Total 1208.097 206 81 Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwadeviation from linearitydefensiveness dengan perilaku seksual adalah p= 0,805 p0,05. Hal ini menunjukkan hubungan antara defensiveness dengan perilaku seksual adalah linier. Berdasarkan hasil test for linearity dengan SPSS 16.0 Tabel 8,9,10,11 diketahui bahwa angka deviation from linearity tidak signifikan p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara prediktor dengan dependen variabel adalah linier. Oleh karena itu, hubungan antar variabel dapat dijelaskan dalam bentuk linier Santoso, 2010. Selain dengan menggunakan test for linearity, uji linearitas juga menggunakan scaterplot. Berikut ini merupakan gambar scatterplot strategi self-enhancement dan self-protection: Gambar 6. Scaterplot Strategi Self-Enhancement dan Self-Protection dengan Perilaku Seksual 82 Berdasarkan scaterplot dapat dilihat bahwasebaran data menunjukkan tidak ada pola non-linier. Pola non-linier adalah pola data yang menunjukkan pola U atau S. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar variabel dapat dijelaskan mengggunakan model linear Santoso, 2010. d. Uji Multikolinearitas Syarat uji asumsi ini menekankan tidak adanya korelasi antar- variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat besaran VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah mempunyai nilai VIF tidak melebihi 10.0 dan mempunyai angka tolerance tidak kurang dari 0.10 Ghozali, 2009; Ariyanto, 2005. Berikut ini merupakan tabel uji multikolonieritas strategi self-enhancement dan self-protection dengan perilaku seksual. Tabel 12. Uji multikolonieritas Strategi Self-Enhancement dan Self-Protection dengan Perilaku Seksual B e r d a Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.813 1.668 1.686 .093 POSITIVY_EMBRACEMENT .031 .057 .043 .543 .588 .759 1.318 FAVORABLE_CONSTRUAL .088 .055 .123 1.586 .114 .783 1.277 SELF_AFFIRMNG_REFLECTI ON -.080 .063 -.096 - 1.277 .203 .843 1.186 DEFENSIVENESS .073 .046 .114 1.577 .116 .900 1.111 a. Dependent Variable: PERILAKU_SEKSUAL 83 sarkan tabel 12, dapat dilihat bahwa nilai VIF dalam output SPSS tidak ada yang melebihi 10.0 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10 positivity embracementVIF= 1,318; tolerance= 0,759; favorable construals VIF= 1,277; tolerance= 0,783; self- affirming reflections VIF= 1,186; tolerance= 0,843, dan defensiveness VIF= 1,111; tolerance= 0,900. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi di antara variable independen atau model regresi ini bebas dari multikolinearitas.

2. Uji Hipotesis

Setelah melakukan tahapan uji asumsi, maka peneliti melakukan analisis regresi antara strategi self-enhancement dan self-protection dengan perilaku seksual. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan hasil regresi antara strategi self-enhancement dan self-protection dengan perilaku seksual: Tabel 13. Hasil Regresi Strategi Self-Enhancement dan Self-Protection dengan Perilaku Seksual Prediktor Perilaku Seksual F Df R 2 B Positivity Embracement 2,139 4,201 0,041 0,027 Favorable Construals 2,139 4,201 0,041 0,085 Self- Affirming Reflections 2,139 4,201 0,041 -0,077 Defensiveness 2,139 4,201 0,041 0,073 Catatan . p 0,05 Dari tabel 13, dapat dilihat bahwa strategi self-enhancement dan self-protection menjadi prediktor yang tidak baik bagi perilaku seksual 84 F4,201= 2,139,p0,05. Selain itu, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan antarapositivity embracement, favorable contruals, dan defensiveness dengan perilaku seksualB= 0,027, p 0,05;B= 0,085, p0,05; B= 0,073, p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa positivity embracement, favorable contruals, dandefensiveness tidak dapat memprediksi perilaku seksual pada remaja. Berdasarkan tabel 13 juga dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara self-affirming reflections dengan perilaku seksual B= -0,077, p0,05. Hal ini menunjukan bahwaself- affirming reflections tidak dapat memprediksi perilaku seksual pada remaja Secara umum peneliti ingin mengetahui hubungan self- enhancement dan self-protectiondengan perilaku seksual. Selain itu, secara khusus peneliti ingin melihat perbedaan gender dalam hubungan self- enhancement dan self-protectiondengan perilaku seksual. Oleh karena itu, peneliti membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan self- enhancement dan self-protection dengan perilaku seksual. Berikut merupakan hasil regresi strategi self-enhancement dan self-protection dengan perilaku seksual pada perempuan: 85 Tabel 14. Hasil Regresi Strategi Self-Enhancement dan Self-Protection dengan Perilaku Seksual pada perempuan p 0,05 Dari tabel 14, dapat dilihat bahwa strategi self-enhancement dan self-protection menjadi prediktor yang tidak baik bagi perilaku seksual pada remaja perempuan F4,144= 2,263, p0,05. Selain itu, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan antarapositivity embracement dan favorable contrualsB= 0,018, p0,05; B= 0,085, p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa positivity embracementdan favorable contruals tidak dapat memprediksi perilaku seksual pada remaja perempuan. Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara self-affirming reflections dengan perilaku seksual pada remaja perempuan B= -0,009,p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa self-affirming reflections tidak dapat memprediksi perilaku seksual pada remaja perempuan. Dari tabel 14, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara defensiveness dengan perilaku seksual pada remaja perempuan B= 0,112,p0,05. Hal ini menunjukan bahwa defensiveness yang tinggi memprediksi perilaku seksual yang tinggi pada remaja Prediktor Perilaku Seksual F Df R 2 B Positivity Embracement 2,263 4, 144 0,059 0,018 Favorable Construals 2,263 4, 144 0,059 0,085 Self- Affirming Reflections 2,263 4, 144 0,059 -0,099 Defensiveness 2,263 4, 144 0,059 0,112