Deskripsi Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St. Yusup
kemampuan dalam meningkatkan daya juang. Kemampuan tersebut terlihat dari sebagian remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang
mendapat ranking 10 besar di sekolah, mampu membagi waktu dengan baik dan penuh tanggung jawab antara kegiatan yang diselenggarakan
panti dengan kegiatan sekolah, seperti latihan koor, pramuka, karawitan, dan pertanian.
Remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mampu mengenali emosi orang lain. Mampu mengenali emosi orang lain yang dimaksud
dalam penelitian ini terlihat dari sikap dan perilaku remaja panti yang mampu bergaul dengan orang yang berbeda latar belakang sosial,
keluarga, dan daerah. Latar belakang yang berbeda membuat remaja panti belajar mengasah kepekaan mereka untuk saling berelasi. Remaja panti
yang mampu mengenali emosi orang lain dapat bereaksi secara tepat terhadap situasi yang dihadapi, memiliki kepekaan terhadap perasaan
orang lain, mampu menjalankan tugas dengan baik, diterima oleh teman- temannya, dan mampu menerima pandangan orang lain.
Remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya memiliki kemampaun dalam membina hubungan yang baik dengan orang lain. Memiliki
kemampuan dalam membina hubungan yang baik dengan orang lain terlihat dari sikap remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mau
saling tolong menolong dan memiliki keyakinan bahwa individu yang mampu menerima secara penuh merupakan dasar untuk membangun
hubungan yang lebih erat. Hal konkrit yang menunjukkan bahwa remaja
panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain terlihat dari sikap para remaja yang mampu menerima
dan memberikan pesan yang baik terhadap orang lain dalam berkomunikasi, tidak menyudutkan orang lain, dan tidak memberi kesan
negatif terhadap orang lain seperti menghakimi teman dengan mengolok- olok atau mengejek.
Faktor yang mempengaruhi remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya memiliki kecerdasan emosi pada kategori sangat tinggi dan
tinggi, seperti yang diungkapkan oleh Goleman 2007 yaitu individu yang cerdas secara emosi memiliki kecakapan pribadi dan kecakapan sosial.
Remaja panti yang memiliki kecakapan pribadi tampak dalam sikap pribadi mereka yang mampu menyadari diri sendiri, mengatur diri sendiri,
dan memiliki motivasi. Pertama, kesadaran diri yang baik menunjukkan bahwa remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mampu menilai
kemampuan yang mereka miliki dan mengetahui batasan diri, memiliki keyakianan akan kemampuan mereka sendiri atau memiliki rasa percaya
diri, dan memiliki kesadaran diri. Kedua, remaja panti mampu mengatur diri sendiri. Pengaturan diri remaja panti ditingkatkan dalam hal
mengendalikan diri agar tidak melakukan tindakan yang dapat merusak, seperti tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain. Ketiga, motivasi yang
kuat pada remaja panti asuhan tampak pada kemampuan keras untuk belajar menjadi individu yang lebih baik dalam lingkungan panti asuhan
dan mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ditetapkan oleh pamong panti.
Remaja panti yang memiliki kecakapan sosial adalah mereka yang mampu berempati. Kemampuan berempati pada remaja panti asuhan St.
Yusup Sindanglaya tampak pada kemampuan dalam memahami dan menunjukkan sikap yang baik terhadap orang lain. Seperti, memberikan
bantuan kepada teman yang sedang sakit dengan mengantar ke balai pengobatan panti. Hal ini menunjukkan bahwa remaja panti telah memiliki
kesadaran untuk menolong temannya yang sedang mengalami kesedihan. Kesadaran lain yang dimiliki oleh remaja panti adalah kesadaran sosial.
Kesadaran ini ditunjukkan dengan kemampuan dalam menjalin komunikasi yang baik dengan pamong asrama, teman, dan guru di
sekolah. Hasil penelitian tingkat kecerdasan emosi pada remaja panti asuhan
St. Yusup Sindanglaya menunjukkan bahwa terdapat 23 atau 20,1 remaja panti asuhan yang tingkat kecerdasan emosinya berada pada
kategori sedang. Remaja yang berada pada kategori ini pada dasarnya telah memiliki kecerdasan emosi namun belum optimal. Kondisi tersebut terjadi
karena adanya kemungkinan bahwa remaja panti masih berperoses dalam meningkatkan kecerdasan emosi. Selain itu, ada indikasi bahwa remaja
panti belum mengetahui lebih dalam terkait dengan pengembangan diri untuk meningkatkan kecerdasan emosi secara optimal.
Faktor yang mempengaruhi remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya belum optimal dalam meningkatkan kecerdasan emosi adalah
perbedaan proses perkembangan pada setiap remaja panti asuhan. Perbedaan perkembangan dipengaruhi oleh proses pengalaman emosi yang
berbeda pada setiap individu. Faktor lain yang mempengaruhi belum optimalnya kecerdasan emosi remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya
adalah faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah faktor yang datang dari luar individu yang
mempengaruhi pengalaman individu itu sendiri, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan pengalaman.