Pengertian Kekerasan Bentuk Kekerasan

mengakibatkan penderitaan psikis berat, seperti gangguan tidur atau gangguan makan atau ketergantungan obat atau disfungsi seksual, yang salah satu atau kesemuanya berat dan atau menahun, gangguan stres pasca trauma, gangguan fungsi tubuh berat seperti tiba-tiba lumpuh atau buta tanpa indikasi medis, depresi berat atau destruksi diri, gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya kontak dengan realitas seperti skizofrenia dan atau bentuk psikotik lainnya. 2 Kekerasan Psikis Ringan Berupa tindakan pengendalian, manipulasi, eksploitasi, kesewenangan, perendahan dan penghinaan, dalam bentuk pelarangan, pemaksaan, dan isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang merendahkan atau menghina, penguntitan, ancaman kekerasan fisik, seksual dan ekonomis; yang dapat mengakibatkan penderitaan psikis ringan, seperti ketakutan dan perasaan terteror, rasa tidak berdaya, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, gangguan tidur atau gangguan makan atau disfungsi seksual, gangguan fungsi tubuh ringan misalnya, sakit kepala, gangguan pencernaan tanpa indikasi medis, fobia atau depresi temporer. c. Kekerasan Seksual Kekerasan seksual meliputi, kekerasan seksual berat dan kekerasan seksual ringan. 1 Kekerasan Seksual Berat a Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa muakjijik, ter- teror, terhina, dan merasa dikendalikan. b Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban tidak menghendaki. c Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan, dan atau menyakitkan. d Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan atau tujuan tertentu. e Terjadinya hubungan seksual di mana pelaku memanfaatkan posisi ketergantungan korban yang seharusnya dilindungi. f Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang menimbulkan sakit, luka, atau cedera. 2 Kekerasan Seksual Ringan Berupa pelecehan seksual secara verbal seperti komentar verbal, gurauan porno, siulan, ejekan dan julukan dan atau secara non verbal, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh atau pun perbuatan lainnya yang meminta perhatian seksual yang tidak dikehendaki korban yang bersifat melecehkan dan atau menghina korban. d. Kekerasan Ekonomi Kekerasan ekonomi meliputi, kekerasan ekonomi berat dan kekerasan ekonomi ringan. 1 Kekerasan Ekonomi Berat, yakni tindakan eksploitasi, manipulasi dan pengendalian lewat sarana ekonomi berupa, memaksa korban bekerja dengan cara eksploitatif termasuk pelacuran, melarang korban bekerja tetapi menelantarkannya, mengambil tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan korban, merampas dan atau memanipulasi harta benda korban. 2 Kekerasan Ekonomi Ringan, berupa melakukan upaya-upaya sengaja yang menjadikan korban tergantung atau tidak berdaya secara ekonomi atau tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

3. Dampak atau Pengaruh Kekerasan terhadap Kecerdasan Emosi

Remaja Kekerasan yang terjadi pada individu terutama remaja menimbulkan dampak yang nyata berupa cacat fisik dan psikologis. Dampak tersebut mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi remaja. Beberapa dampak kekerasan terhadap kecerdasan emosi remaja, sebagai berikut: a. Dampak Kekerasan Fisik Remaja yang mengalami kekerasan secara fisik akan memiliki kecenderungan untuk bersikap agresif terhadap orang lain. Kekerasan fisik yang berlangsung dan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan trauma mendalam yang akan mengakibatkan remaja terhambat dalam mencapai kecerdasan emosi yang optimal. b. Dampak Kekerasan Psikologis Kekerasan psikologis pada remaja berdampak pada gangguan afeksi, seperti depresi, mudah tersinggung, cepat marah, dan memiliki kecenderungan pasif. Pengendalian diri rendah, seperti mudah menunjukan amarah, membentak dan memiliki potensi menyerang secara fisik. Hambatan terhadap pemahaman kasih sayang dan kurang memperoleh penghargaan, memiliki kecenderungan untuk mengembangkan perilaku yang keliru atau perilaku maladaptif. c. Dampak Kekerasan Seksual Kehamilan, infeksi menular seksual termasuk HIVAIDS, dan gangguan organ reproduksi. Hal ini menyebabkan individu terutama remaja menarik diri dari lingkungan sosial, mengalami depresi berat, perasaan takut dan malu serta mengalami penolakan dari orang terdekat dan masyarakat. Pengalaman ini menjadi potensi yang menyebabkan kecerdasan emosi remaja tidak berkembang dengan baik. d. Dampak Penelantaran Remaja Hurlock 1990 menyatakan bahwa pengaruh yang terlihat apabila individu terutama remaja mengalami penelantaran adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Hal ini menyebabkan individu yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua akan menimbulkan perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku ramah, dan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang.

C. Remaja Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya

1. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa” Hurlock, 1990:206. Menurut Piaget dalam Hurlock, 1990:206 remaja merupakan usia di mana individu berpadu dengan masyarakat dewasa, anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Santrock 2007:20 mendefinisikan masa remaja adolescence sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosio- emosional. Sedangkan menurut Papalia 2014:4 masa remaja adalah perkembangan transisi yang melibatkan perubahan fisik, kognitif, emosional dan sosial dengan beragam bentuk di latar belakang sosial,

Dokumen yang terkait

Penerimaan Diri pada Individu yang Mengalami Kekerasan Emosi

0 48 150

PERBEDAAN TINGKAT ASERTIVITAS DAN TIPE KEPRIBADIAN PADA REMAJA YANG MENGALAMI DAN TIDAK MENGALAMI KEKERASAN DALAM PACARAN

1 7 19

DINAMIKA EMOSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI Dinamika Emosi Pada Remaja Yang Mengalami Premenstrual Syndrome (PMS).

0 0 14

Tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya terhadap usulan topik-topik kegiatan pengembangan diri.

0 0 92

Tingkat kemampuan penerimaan diri remaja : studi deskriptif pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 1 130

Studi deskriptif kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan pribadi – sosial.

0 0 123

Tingkat kekerasan emosi yang dialami remaja putri oleh remaja putra dalam berpacaran.

0 1 72

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN NURUL HAQ.

0 1 152

Deskripsi tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja terhadap kelompok sebaya Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 0 113

Tingkat kecerdasan emosional remaja panti asuhan : studi deskriptif tingkat kecerdasan emosional pada reemaja Panti Asuhan Pondok Harapan Diakonia Bawen dan implikasinya terhadap usulan topi-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 1 94