Ciri-ciri Masa Remaja Remaja Panti Asuhan St. Yusuf Sindanglaya

Selain itu, masa remaja memiliki ciri tertentu yang membedakan dengan masa kanak-kanak dan masa dewasa Hurlock, 1990:207. Ciri-ciri tersebut adalah: a. Masa remaja sebagai periode penting Semua periode dalam rentang kehidupan individu sangatlah penting, namun memiliki kapasitas kepentingan yang berbeda satu dengan yang lainnya. b. Masa remaja sebagai periode peralihan Periode dimana individu mengalami peralihan dari tahap perkembangan sebelumnya ke tahap perkembangan berikutnya. Periode peralihan tidak memutus atau berubah dari tahap perkembangan sebelumnya, artinya yang telah terjadi pada tahap perkembangan sebelumnya akan meninggalkan bekas pada tahap perkembangan saat ini dan pada tahap perkembangan yang akan datang. c. Masa remaja sebagai periode perubahan Tingkat perubahan pada sikap dan perilaku selama masa remaja sama dengan tingkat perubahan fisik. Awal masa remaja, perubahan fisik tumbuh dan berkembang dengan pesat, maka perubahan sikap dan perilaku berlangsung dengan pesat. Terdapat lima perubahan yang bersifat universal. Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi,. Kedua, perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial yang dituntut, menimbulkan masalah baru. Ketiga, remaja akan merasa dirinya ditimbuni masalah, sehingga remaja menyelesaikan sendiri menurut tingkat kepuasannya. Keempat, perubahan minat dan pola perilaku merubah aspek nilai-nilai remaja. Perubahan nilai yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, setelah remaja dan hampir dewasa tidak dianggap penting. Kelima, sebagian remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja memiliki keinginan untuk bebas, namun disisi lain takut untuk bertanggung jawab. d. Masa remaja sebagai usia bermasalah Setiap periode dalam rentang kehidupan remaja memiliki tantangan atau masalah yang berbeda-beda. Masalah yang terjadi pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi oleh remaja laki-laki dan remaja perempuan. Kesulitan yang dihadapi oleh remaja terjadi karena sepanjang masa kanak-kanak, sebagian tantangan atau masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sehingga kebanyakan remaja tidak memiliki pengalaman dalam mengatasi tantangan atau masalahnya sendiri. Remaja merasa dirinya mandiri, sehingga remaja mengatasi tantangan atau masalahnya sendiri, remaja menolak bantuan dari orang tua atau guru. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Masa remaja merupakan masa mencari gambaran diri bersama dengan kelompok. Remaja menggunakan simbol status dalam bentuk gaya berpakaian, menggunakan aksesoris yang terlihat oleh orang lain, dan kendaraan yang digunakan merupakan cara untuk mengangkat diri sendiri sebagai individu. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian diri sediri dan mempertahankan identitas dirinya terhadap kelompok sebaya. f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Pandangan negatif orang dewasan mengenai remaja yang tidak memiliki tanggung jawab, memiliki kecenderungan untuk merusak, dan tidak mengikuti aturan masyarakat. Pandangan tersebut mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya dan lingkungan sosilanya. Hal ini akan mengakibatkan peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa menjadi sulit karena keyakinan bwaha orang dewasa memiliki pandangan yang buruk terhadap remaja. g. Masa remaja sebagai masa tidak realistik Remaja memiliki cita-cita yang tinggi dan terkadang tidak realistis terhadap dirinya, teman-teman, dan keluarga menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Remaja mulai memusatkan diri dengan perilaku yang menunjukan status sebagai orang dewasa. Perilaku yang ditunjukan seperti bersikap dan perperilaku, merokok, dan berpacaran. Remaja beranggapan bahwa perilaku yang ditunjukan memberikan citra dewasa yang mereka inginkan.

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Kay dalam Jahja, 2011:238 mengemukakan tugas perkembangan remaja sebagai berikut : a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur yang mempunyai otoritas. c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok. d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. f. Memperkuat self-control kemampuan mengendalikan diri atau dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikapperilaku kekanak-kanakan. Penjelasan yang lebih terperinci, Hurlock 1990:209 mengemukakan bahwa tugas perkembangan remaja meliputi: a. Remaja mampu menerima keadaan fisiknya dan mengenali dirinya secara utuh, mampu menerima kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya serta mampu menerima keberadaanya di lingkungan sekitar. b. Mampu mencapai peran sosial sebagai laki-laki dan perempuan di lingkungan masyarakat. Hal ini berarti remaja perlu belajar agar mampu bertanggung jawab sesuai dengan peran seks sebagai laki-laki dan perempuan agar diakui oleh masyarakat. c. Remaja mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis, yang bertujuan untuk menjalin relasi yang baik, sehingga remaja mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, baik laki- laki maupun perempuan sesuai dengan perannya masing-masing. d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja diharapkan mampu bersikap mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya, tidak memiliki ketergantungan emosional kepada orang tua. e. Mempersiapkan diri dalam bidang karier, artinya remaja belajar mengenal kemampuan diri dalam bidang karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Remaja yang mampu mempersiapkan diri dalam bidang karier akan memiliki kemandirian ekonomis. f. Mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab, artinya remaja mampu membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat. g. Mempersiapkan perkawinan dan hidup berkeluarga, artinya remaja belajar mempersiapkan tentang tugas dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga.

4. Kehidupan Remaja di Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya

Panti asuhan secara etimologi berasal dari dua kata, “panti” dan “asuhan”. Panti ialah suatu lembaga atau satuan kerja yang merupakan prasarana dan sarana dalam memberikan layanan sosial kepada individu. Asuhan ialah berbagai upaya yang diberikan kepada anak yang bersifat sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga, agar tumbuh dan berkembang dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Panti asuhan ialah lembaga kesejahteraan sosial yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar, serta melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar melalui pelayanan pengganti atau pelayanan perwakilan anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat, dan memadai bagi perkembangan kepribadian anak asuh, sesuai dengan yang diharapkan sebagai generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional departemen Sosial RI, 1995. Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya merupakan panti asuhan yang bernaung di bawah Yayasan OFM Ordo Fratrum Minorum. Panti asuhan St. Yusup Sindanglaya memperoleh hak penguasaan atas tanah dari seorang pengusaha Belanda pada bulan Mei 1941 dan mendapat pengukuhan atas kepemilikan pada tanggal 25 Oktober 1949. Panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mampu menampung 300 anak asuh yang terdiri

Dokumen yang terkait

Penerimaan Diri pada Individu yang Mengalami Kekerasan Emosi

0 48 150

PERBEDAAN TINGKAT ASERTIVITAS DAN TIPE KEPRIBADIAN PADA REMAJA YANG MENGALAMI DAN TIDAK MENGALAMI KEKERASAN DALAM PACARAN

1 7 19

DINAMIKA EMOSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI Dinamika Emosi Pada Remaja Yang Mengalami Premenstrual Syndrome (PMS).

0 0 14

Tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya terhadap usulan topik-topik kegiatan pengembangan diri.

0 0 92

Tingkat kemampuan penerimaan diri remaja : studi deskriptif pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 1 130

Studi deskriptif kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan pribadi – sosial.

0 0 123

Tingkat kekerasan emosi yang dialami remaja putri oleh remaja putra dalam berpacaran.

0 1 72

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN NURUL HAQ.

0 1 152

Deskripsi tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja terhadap kelompok sebaya Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 0 113

Tingkat kecerdasan emosional remaja panti asuhan : studi deskriptif tingkat kecerdasan emosional pada reemaja Panti Asuhan Pondok Harapan Diakonia Bawen dan implikasinya terhadap usulan topi-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 1 94