Pengelompokan Remaja Panti Asuhan St. Yusup Sindanglaya yang Uji Hipotesis Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tingkat Kecerdasan Emosi Remaja Panti Asuhan St. Yusup

Sindanglaya Hasil penelitian membuktikan bahwa remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya, secara umum memiliki tingkat kecerdasan emosi tinggi. Hal ini terlihat dari hasil penelitian pada remaja panti yang tingkat kecerdasan emosinya termasuk dalam kategori sangat tinggi, yaitu 28 atau 24,6 dan kategori tinggi tingkat kecerdasan emosinya, yaitu 63 atau 55,3 . Remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang berada pada kategori sangat tinggi dan tinggi mengindikasikan bahwa mereka telah memiliki kecerdasan emosi yang dapat diukur melalui kemampuan remaja dalam mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan mampu membina hubungan dengan orang lain. Mengenali emosi diri yang dimaksud dalam pembahasan penelitian ini adalah remaja panti asuhan telah memiliki kesadaran akan emosi yang sedang dirasakannya. Hal ini sejalan dengan gagasan dari Goleman 2007 yang berpendapat bahwa dasar dari kecerdasan emosi adalah mengenali emosi itu sendiri. Individu yang mengenali emosinya mampu mengetahui dan mengenal emosi yang sedang dirasakannya, serta mampu mengambil tindakan yang tepat sehingga emosi yang sedang dirasakan tidak menghasilkan efek yang negatif bagi diri sendiri maupun orang lain. Kesadaran akan emosi remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya terlihat dari sikap terbuka terhadap masukan dari pamong asramapanti, bersedia menerima situasi dan kondisi panti asuhan serta mengembangkan diri dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh panti asuhan. Individu yang telah memiliki kesadaran terhadap emosi yang dirasakannya, secara tidak langsung akan belajar untuk mengelola emosi yang ada dalam dirinya dengan baik. Mengelola emosi dengan baik dalam pembahasan penelitian ini ditunjukan oleh adanya kemampuan remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya untuk mengekspresikan emosi secara tepat. Mengekspresikan emosi secara tepat tergambar dalam perilaku para remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mampu mengelola emosi ketika sedang mengalami kesedihan; mampu berpikir positif terhadap diri sendiri, sekolah, orang tua dan panti asuhan serta mampu mengelola diri agar tidak mudah tersinggung oleh orang lain dalam aspek sikap, perilaku, dan perkataan. Hal ini sesuai dengan pendapat Goleman 2007 yang menyatakan bahwa individu yang mampu mengelola emosi dapat dilihat dari kemampuan menghibur diri sendiri, mengelola kecemasan, dan mampu mengatasi konflik. Kemampuan lain yang ada pada remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya adalah kemampuan memotivasi diri sendiri. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan meningkatkan prestasi belajar, bertangung jawab terhadap diri sendiri, memiliki kepercayaan diri, dan kemampuan dalam meningkatkan daya juang. Kemampuan tersebut terlihat dari sebagian remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mendapat ranking 10 besar di sekolah, mampu membagi waktu dengan baik dan penuh tanggung jawab antara kegiatan yang diselenggarakan panti dengan kegiatan sekolah, seperti latihan koor, pramuka, karawitan, dan pertanian. Remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mampu mengenali emosi orang lain. Mampu mengenali emosi orang lain yang dimaksud dalam penelitian ini terlihat dari sikap dan perilaku remaja panti yang mampu bergaul dengan orang yang berbeda latar belakang sosial, keluarga, dan daerah. Latar belakang yang berbeda membuat remaja panti belajar mengasah kepekaan mereka untuk saling berelasi. Remaja panti yang mampu mengenali emosi orang lain dapat bereaksi secara tepat terhadap situasi yang dihadapi, memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain, mampu menjalankan tugas dengan baik, diterima oleh teman- temannya, dan mampu menerima pandangan orang lain. Remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya memiliki kemampaun dalam membina hubungan yang baik dengan orang lain. Memiliki kemampuan dalam membina hubungan yang baik dengan orang lain terlihat dari sikap remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya yang mau saling tolong menolong dan memiliki keyakinan bahwa individu yang mampu menerima secara penuh merupakan dasar untuk membangun hubungan yang lebih erat. Hal konkrit yang menunjukkan bahwa remaja

Dokumen yang terkait

Penerimaan Diri pada Individu yang Mengalami Kekerasan Emosi

0 48 150

PERBEDAAN TINGKAT ASERTIVITAS DAN TIPE KEPRIBADIAN PADA REMAJA YANG MENGALAMI DAN TIDAK MENGALAMI KEKERASAN DALAM PACARAN

1 7 19

DINAMIKA EMOSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI Dinamika Emosi Pada Remaja Yang Mengalami Premenstrual Syndrome (PMS).

0 0 14

Tingkat kecerdasan emosi mahasiswa angkatan 2015 program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan implikasinya terhadap usulan topik-topik kegiatan pengembangan diri.

0 0 92

Tingkat kemampuan penerimaan diri remaja : studi deskriptif pada remaja kelas VIII di SMP Karitas Ngaglik tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 1 130

Studi deskriptif kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan pribadi – sosial.

0 0 123

Tingkat kekerasan emosi yang dialami remaja putri oleh remaja putra dalam berpacaran.

0 1 72

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN NURUL HAQ.

0 1 152

Deskripsi tingkat kemampuan penyesuaian sosial remaja terhadap kelompok sebaya Panti Asuhan Wira Karya Tama Purworejo tahun 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 0 113

Tingkat kecerdasan emosional remaja panti asuhan : studi deskriptif tingkat kecerdasan emosional pada reemaja Panti Asuhan Pondok Harapan Diakonia Bawen dan implikasinya terhadap usulan topi-topik bimbingan pribadi sosial - USD Repository

0 1 94