Item Identifikasi Capaian Skor Kecerdasan Emosi Remaja Panti
caranya sendiri. Hal ini yang menyebabkan remaja menjadi tidak mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri. Remaja panti masih berada
dalam bimbingan pamong panti, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh remaja sebagian besar diselesaikan oleh pamong panti. Hal ini yang
menjadi salah satu penyebab remaja panti sulit untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu
remaja dalam menyelesaikan masalahnya yaitu dengan cara mendampingi remaja panti untuk berani mencoba dan membangun sikap bertanggung
jawab terhadap permasalahan yang dihadapi. Indikator yang ketiga, yaitu remaja panti memiliki kepercayaan
diri. Terdapat satu item yang terindikasi sedang. Item yang capaian skornya terindikasi sedang yaitu “saya berani mengungkapkan rasa senang
saya kepada orang lain”. Item ini terindikasi sedang karena remaja panti kurang memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan reaksi emosional
kepada orang lain. Perilaku ini mengindikasikan bahwa remaja panti masih sukar untuk mengungkapkan secara langsung perasaan emosionalnya.
Mengungkapkan perasaan emosional adalah hal yang tabu dilakukan oleh remaja, selain itu perasaan malu untuk mengungkapkannya kepada teman
atau pamong panti asuhan menjadi salah satu alasan remaja sulit mengungkapkan keadaan emosionalnya. Upaya yang dapat dilakukan
panti asuhan St. Yusup Sindanglaya agar dapat mengungkapkan reaksi emosional remaja secara tepat adalah pamong asrama membantu remaja
mengembangkan kepercayaan diri dan membantu mengarahkan remaja panti untuk belajar mengungkapkan perasaan mereka secara tepat.
Indikator yang keempat yaitu kemampuan dalam mengendalikan emosi. Terdapat dua item yang capaian skornya terindikasi sedang pada
indikator keempat. Item yang terindikasi sedang pada indikator ini yaitu “saya mampu berpikir positif ketika orang lain mengolok-olok atau
mengejek saya” dan “saya tetap tersenyum ketika menghadapi masalah yang membuat saya kecewa atau membuat saya sedih”. Belum optimalnya
kedua item ini mengindikasikan bahwa remaja panti asuhan kurang mampu mengelola emosinya. Perilaku ini mengindikasikan bahwa remaja
panti memiliki ketakutan dan rasa malu untuk mengungkapkan kekecewaan atau perasaan sakit hati kepada orang lain terutama pamong
panti yang dapat membantu mereka. Indikator yang kelima yaitu mampu bergaul dengan orang lain.
Terdapat satu item yang capaian skornya terindikasi sedang. Item yang terindikasi sedang yaitu “saya berusaha menjadi pribadi yang
menyenangkan dalam kehidupan sehari- hari”. Belum optimalnya item ini
mengindikasikan bahwa remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya mencoba berperilaku dan bersikap sesuai dengan tuntutan sosial tanpa
melihat keadaan emosional diri sendiri. Memiliki keinginan untuk diakui oleh teman-temannya dan mendapat pengakuan dari teman-temannya.
Harlock 1990 mengungkapkan bahwa usia remaja merupakan masa mencari identitas dalam lingkungan sosialnya. Penyesuaian diri terhadap
kelompok di lingkungakan sosial, dianggap penting tanpa melihat kondisi diri sendiri. Perilaku ini dapat diatasi dengan membantu remaja dalam
pergaulannya di panti yaitu dengan cara mengembangkan sikap terbuka terhadap orang lain dan diri sendiri.
Indikator yang keenam yaitu kepekaan terhadap perasaan orang lain. Terdapat satu item pada indikator keenam yang terindikasi sedang.
Item yang terindikasi sedang pada indikator ini yaitu “saya bersikap cuek
ketika teman saya mengalami musibah”. Item ini mengindikasikan bahwa remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya belum memiliki kepekaan
untuk membantu atau menolong orang lain. Remaja panti belum tanggap atas reaksi emosional yang diungkapkan oleh orang lain terutama teman
panti. Hal ini terjadi karena remaja masih dalam tahap perkembangan kematangan dalam berpikir dan bertindak, sehingga belum optimal dalam
menerima reaksi emosional di lingkungan panti. Perilaku ini dapat diatasi dengan cara membantu remaja panti asuhan St. Yusup Sindanglaya dalam
mengembangkan sikap tenggang rasa dan saling tolong menolong.